Trading

Jerome : Cara ngehitung gold itu sama dengan perhitungan pips dengan mata uang major direct pair. Karena Gold dipasangkan dengan USD, maka rumus yang berlaku untuk perhitungan 1 pips adalah (ukuran lot x size tick). Ukuran lot dalam hal ini adalah lot standard. Biasanya kalau dipasangan mata uang EUR/USD misalnya, lot standardnya adalah 100.000. Sedangkan size tick adalah besaran pergerakan dalam sekali.

Untuk menemukan ukuran lot dan size tick, dapat dicari di situs broker. Bila anda menggunakan broker Finex, dapat dicari di menu trading kemudian pilih instrumen trading. Dan dari situ carilah XAU/USD (emas), maka akan didapatkan size tick 0.05 dengan kontrak lot 100 T.Ounce (sekedar info saja, 1 troy Ounce = 31,1 gr). Nah, untuk lebih jelas bisa dilihat gambar dibawah ini :

Nah, untuk perhitungannya sebagai berikut : 0.05 x 100 = $5. Jadi setiap 1 pip standard lot trading XAU/USD, anda bisa profit/loss $5. Untuk banyaknya pip sendiri dapat dihitung dari selisih antara harga bid dan harga ask dengan mengambil 1 angka dibelakang koma.

Contoh : Misalkan harga bid 1864.83 dan harga ask 1865.33, maka perbedaan pipsnya adalah sebesar 5 pips dan sebesar $25

Adam: Maaf pak, boleh coba kembali dibaca baik-baik diatas mengenai berita-berita penting yang harus diperhatikan. Nah list tersebutlah yang menjadi acuan berita penting yang memiliki pengaruh terhadap Pasar Forex. Atau gampangnya adalah berita tentang situasi kondisi ekonomi serta kebijakan ekonomi yang diterapkan. Nah, berita dan event seperti ini penting. Terus diperhatikan juga negara apa saja yang merilis. Kalau berita atau event yang berasal dari Amerika Serikat biasa memilikih pengaruh juga di pasar Forex, dan kalau berita dan eventnya misalkan dari negara yang tidak memiliki currency pair terhadap Forex misalnya dari Brazil contohnya, maka pengaruhnya akan dikit.

Ada baiknya bapak juga mengikuti sumber berita dan mencocokkan dengan kalender ekonomi

Bambang: Sebetulnya swap secara umum adalah selisih bunga yang terjadi dari selisih masing masing pasangan aset yang diperdagangkan. Bukan hanya terjadi di Forex saja tetapi juga di trading lain seperti emas, minyak maupun kontrak derivatif lainnya gan. Jadi dikarenakan komoditi lainnya juga memiliki pasangan mata uang USD, maka biaya swap juga berlaku dengan mengacu pada suku bunga acuan dari Amerika. Perlu diingat juga yang kita tradingkan adalah kontrak nilai, dan kontrak tersebut biasa dalam bentuk dollar. Coba diperhatikan untuk chart seperti emas. Untuk pergerakannya adalah dengan unit dollar. Jadi kesimpulannya, untuk biaya swap pasti akan ada di broker karena perdagangan di broker mengacu pada uang.

Sementara itu perbedaan antara minyak US Crude Oil antara USOIL.S dan USOIL.X terletak pada standard lot tradingnya dimana US Crude OIl berakhiran S memiliki 1 lot = 100 barrel sedangkan L memiliki 1 lot= 1000 barrel dimana USOIL.S juga memiliki minimal trading sebesar 0.1 lot sedangkan USOIL.X memiliki minimal trading 1 lot.

Victor: Bantu jawab ya! Spread di setiap broker Forex emang bisa beda2, Bro. Spread itu kan bedanya harga jual sama harga beli suatu pasangan mata uang. Tiap broker punya kebijakan sendiri soal spread yang mereka tawarkan ke trader. Krna pada dasarnya spread yg dittawarkan biasa di mark up ama si broker utk keuntungan mereka.

Sedangkan, minimal spread yg ditampilin di artikel itu emang seringnya buat pasangan mata uang EUR/USD. Alasannya karena EUR/USD ini pasangan mata uang yg paling populer dan banyak ditradingin shngga spread EUR/USD cnderung emang lbh rendah. Jadi, biasanya broker lebih ngasih perhatian khusus buat spread di pasangan mata uang itu.

SElain itu, likuiditas pasangan mata uang itu, volatilitasnya, atau jam perdagangan jga bakal pengaruh ke spread. Dan jga pasangan mata uang yang likuid dan populer biasanya punya spread lebih rendah. Tapi kalo pasangan mata uangnya eksotis atau jarang ditradingin, spreadnya bisa lebih tinggi. (bsa dibaca : Mengenal Spread Dalam Trading Forex)

Bantu jawab ya! Timeframe yang lebih tinggi, seperti H1 dan D1, cenderung memberikan sinyal yang lebih kuat dan lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan timeframe yang lebih rendah seperti M5 atau M15. Namun, trader yang menggunakan timeframe yang lebih tinggi biasanya memiliki risiko stop loss yang lebih besar dan potensi keuntungan yang lebih rendah.

Sementara itu, trader yang menggunakan timeframe yang lebih rendah mungkin lebih sering memperoleh sinyal entry dan keluar yang lebih cepat, tetapi perlu menerapkan manajemen risiko yang lebih ketat dan lebih berhati-hati dalam memilih level stop loss dan take profit.

Dalam hal ini, sebaiknya trader memilih timeframe yang sesuai dengan strategi dan indikator teknikal yang mereka gunakan, serta manajemen risiko mereka sendiri. Pemilihan timeframe juga dapat disesuaikan dengan jangka waktu trading dan preferensi pribadi trader. Sebagai contoh, trader jangka pendek mungkin lebih memilih timeframe yang lebih rendah seperti M5 atau M15, sementara trader jangka panjang cenderung menggunakan timeframe yang lebih tinggi seperti H4 atau D1.

Pemilihan timeframe yang tepat sangat tergantung pada trading style yang digunakan. Swing trading, misalnya, biasanya dilakukan dengan menggunakan timeframe yang lebih tinggi seperti H4 atau D1, karena swing trader biasanya mencari peluang trading dalam jangka waktu yang lebih panjang. Dalam hal ini, trader menggunakan grafik harga yang lebih tinggi untuk mengidentifikasi tren yang lebih besar dan menentukan level support dan resistance yang penting.

Gua sendiri menggunakan gaya swing trading, entry trading dapat dilakukan pada saat harga mendekati level support atau resistance atau ketika terjadi pembalikan trend di level yang penting. Trader biasanya memasang stop loss pada level yang telah ditentukan dan menentukan target profit yang lebih besar dibandingkan dengan scalping atau day trading. So, ini tergantung style terus timeframe yang cocok itu juga preferensi trader dan harus diiuji di akun demo

Menurut gue, sebagai pemula, ada beberapa analisis yang lebih mudah digunakan dan lebih cepat dimengerti dalam trading. Jadi, gak perlu bingung dengan analisis yang terlalu rumit dan penuh dengan garis-garis.

Pertama, gue rekomendasiin Moving Average (MA). Ini adalah indikator yang nerapin rata-rata harga dalam periode waktu tertentu. Lo bisa pake MA periode 50 dan 200 hari buat lihat tren harga secara keseluruhan. Gampang dipahami dan bisa bantu lo lihat tren jangka menengah dan panjang.

Kemudian, ada indikator oscillator. Misalnya, RSI atau Stochastic Oscillator. Ini bisa bantu lo lihat kondisi pasar yang overbought atau oversold. Dengan indikator ini, lo bisa dapet sinyal kapan ada potensi pembalikan tren.

Ini menurut gue ya, karena emang paling banyak dan umum digunakan yaa kedua indikator ini. Dan bagusnyaa, ini memang bsa banget membantu trader dalam memahami pasar. Utk tmbhn bsa memahami pola2 chart agar analisis yg digunakan makin akurat