AUD/USD: Penembusan di bawah level 0.6500 bisa sebabkan pelemahan yang lebih dalam, data AS menjadi fokus, 1 hari, #Forex Teknikal | Pound Sterling turun di tengah ketidakpastian jelang keputusan kebijakan the Fed, 1 hari, #Forex Fundamental | Politburo Tiongkok: Akan menerapkan kebijakan moneter yang hati-hati dan kebijakan fiskal yang proaktif, 1 hari, #Forex Fundamental | EUR/GBP membukukan kenaikan moderat di atas level 0.8500 menyusul data penjualan ritel Jerman, 1 hari, #Forex Teknikal | PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) tahun ini mengalokasikan belanja modal atau capex sebesar Rp 50 miliar hingga Rp 75 miliar tahun ini, 1 hari, #Saham Indonesia | PT Mitra Pack Tbk (PTMP) tahun ini akan mengalokasikan anggaran belanja modal atau capex sebesar 10% dari laba bersih yang mereka dapat sepanjang tahun 2023 lalu. , 1 hari, #Saham Indonesia | Top gainers LQ45 pagi ini adalah: PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) 9.85%, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) 5.79%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 2.73%, 1 hari, #Saham Indonesia | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di awal perdagangan hari ini, naik 0.53% ke 7,193, 1 hari, #Saham Indonesia

Apa Itu Token ERC-20?

Evan 7 Mar 2022
Dibaca Normal 7 Menit
kripto > koin > #erc-20
Sudah ada hampir 500 ribu token dirilis dengan standar token milik Ethereum, yaitu ERC-20. Artikel ini mengulas apa itu ERC-20 hingga kelebihan dan kekurangannya.

DI

Melihat jumlah mata uang kripto beredar hingga jumlah exchange yang menggunakannya, merupakan cara mengukur popularitas mata uang kripto yang semakin meningkat. Peningkatan ini tidak bisa lepas dari peranan salah satu kripto tersukses, yaitu Ethereum. Selain karena memiliki market cap terbesar kedua setelah Bitcoin, Ethereum juga menjadi platform pengembangan kripto. Banyak token baru bermunculan dengan memanfaatkan standar token ERC-20 milik Ethereum.

Baca juga: 5 Proyek Berbasis Ethereum Terpopuler

Apa Itu Ethereum?

Untuk dapat memahami apa itu token ERC-20, maka pengetahuan dasar mengenai Ethereum bisa membantu nanti. Ethereum adalah jaringan komputer terdesentralisasi dengan dua fungsi dasar, yaitu sebuah mesin virtual yang bisa membuat smart contract dan blockchain yang bisa merekam jejak transaksi.

Dari dua fungsi itu, Ethereum bisa mendukung decentralized applications (DApps) pada blockchain Ethereum. Sebagai timbal balik dari dukungan DApps ini, Ethereum mengenakan biaya gas (gas fee) pada pengembang kripto di jaringannya menggunakan Ether (ETH). Selain dapat membuat aset kripto, DApps juga bisa menjadi sistem yang mendasari pembuatan poin dalam program loyalitas pelanggan, bahkan sebagai bukti kepemilikan emas ataupun sertifikat tanah dengan menggunakan token ERC-20.

Apa Itu Token ERC-20?

Token ERC-20 adalah standar token milik Ethereum, dengan tujuan memudahkan pengembang kripto untuk membuat fungible token (token yang bisa dipertukarkan) sendiri. ERC sebenarnya merupakan singkatan dari Ethereum Request for Comment, sedangkan angka 20 adalah nomor identitas unik pembeda dengan standar token lainnya.

Standar token ini sangat populer digunakan oleh pengembang kripto, hingga seringkali dianggap sebagai cetak biru (blueprint) aset kripto. Sebagian besar token populer seperti stablecoin Tether (USDT), USD Coin (USDC), hingga BNB sebagai aset kripto milik salah satu exchange terbesar, juga diciptakan menggunakan standar ERC-20.

Hampir semua smart contract yang berada di blockchain Ethereum menggunakan token ERC-20 sebagai standar. Paramater standar token ERC-20 mencakup nama token, simbol, jumlah desimal (maksimal 18), dan total pasokan token yang diterbitkan.

Dengan ini, jelas sudah pengertian apa itu token ERC-20. Namun, karena definisi secara fundamental antara token dengan mata uang kripto berbeda, maka ETH sebagai koin kripto Ethereum tidak termasuk dalam token ERC-20.

Cara Transaksi dan Menyimpan Token ERC-20

Setelah tahu apa itu token ERC-20, lalu bagaimana cara transaksi dan menyimpan token tersebut? Dengan menggunakan semua jenis dompet yang mendukung aset berbasis Ethereum, pengguna dapat mengirim dan menerima token ERC-20. Namun perlu diingat, semua transaksi tersebut selalu dikenakan biaya gas (gas fee) berupa ETH. Biasanya, biaya pengiriman ke alamat smart contract dalam proses ICO akan meningkat karena rumitnya transaksi.

Mendapatkan ETH dengan menukarkan jenis kripto apapun atau menerimanya dari dompet lain, cenderung lebih mudah daripada menerima token. Meski demikian, cara menyimpan token ERC-20 tetap tergolong mudah. Pengguna hanya perlu mengidentifikasi alamat publik wallet-nya yang dimulai dengan "0x". Untuk meminimalisir kesalahan alamat, gunakan cara copy-paste ketika menulis alamat publik wallet.

Fitur, Kelebihan, dan Kekurangan ERC-20

Pada kenyataannya, token ini sangat membantu perusahaan ataupun exchange dalam pembuatan fungible token. Berikut adalah fitur dan keistimewaan standar token ERC-20 dalam pembuatan aset kripto baru:

Fitur ERC-20

  • Pembuatan Smart Contract
    Smart contract adalah kode perintah dalam jaringan blockchain sehingga memiliki peran vital. Selain menentukan jadwal penerbitan token, total pasokan token, dan peredaran pasokan token. Smart contract juga berfungsi untuk menangani fungsi-fungsi utama seperti informasi saldo pemilik token, serta memfasilitasi dan mencatat transaksi token. Membuat smart contract sendiri merupakan hal yang rumit dan lama. Namun, proses pembuatan token melalui smart contract bisa dipercepat dengan adanya ERC-20.

  • Kompatibel dengan Layanan Pihak Ketiga
    Dengan standar token ERC-20, proses pembuatan token baru yang terintegrasi baik bisa lebih hemat biaya. Pengembang kripto dapat membuat token baru dengan kompatibilitas baik pada layanan pihak ketiga, seperti wallet dan perusahaan exchange. Ibarat bahasa, ERC-20 adalah bahasa universal yang digunakan oleh semua token dalam blockchain Ethereum. Hal ini membuat suatu token dapat ditukarkan dengan aset kripto lainnya.

Kelebihan Token ERC-20

Ada beberapa kelebihan pada ERC-20 yang menjadi alasan para pengembang kripto untuk menggunakannya. Berikut kelebihan token ERC-20:

  1. Mudah. Penggunaan token ERC-20 tergolong mudah. Selain karena menggunakan bahasa pemrograman Solidity yang mirip JavaScript, pengembang juga bisa membuat kode smart contract dengan Vyper (mirip Python).
  2. Fleksibel. Token ERC-20 bisa disesuaikan dengan logika bisnis interaksi pengguna. Hal ini memungkinkan kustomisasi fitur, seperti memodifikasi token beredar, pembekuan dan pencairan token, pengisian ulang otomatis gas, ataupun hal lainnya.
  3. Defined Roadmap. Standar token ERC-20 memberikan pengembang kripto sebuah blueprint tepat dalam pembuatan token baru. Cara ini relatif mudah dan cepat karena tidak harus membangun ekosistem kripto sendiri dari nol.
  4. Standarisasi token. Dengan standar universal, Ethereum telah menyediakan spesifikasi terkait interaksi antar token, termasuk aturan pembelian dan penjualannya. Ini memungkinkan setiap pengguna untuk mentransfer token ke wallet sekaligus ditukar.
  5. Likuiditas tinggi. Bila proyek Ethereum selalu aktif berinteraksi satu dengan lain, itu akan membuat pengembang dan pengguna di jaringan Ethereum semakin banyak. Hal ini dapat memicu sibuk dan padatnya jaringan. Namun, masalah ini telah dapat diatasi karena protokolnya yang universal untuk ditukarkan di Decentralized Exchange (DEX) dan Centralized Exchange (CEX), ataupun platform trading kripto.
  6. Tidak ada token duplikat. Smart contract memastikan keamanan transaksi, karena selain semua kegiatan jual beli harus patuh pada persetujuan, transparansi total pasokan token memperlancar proses audit serta memastikan tidak ada duplikasi aset kripto tersebut.

Baca Juga: Apa Itu Double Spending dalam Transaksi Kripto?

Kekurangan Token ERC-20

Untuk saat ini, ERC-20 memang masih menjadi salah satu standar paling populer di kalangan pengembang kripto. Meski demikian, ERC-20 ini tetap memiliki kekurangan dan batasan yang memungkinkan standar token lebih baik ke depannya. Berikut adalah masalah dan kekurangan ERC-20 saat ini:

  1. Bug dalam transaksi. Meski terdengar sepele, namun bug merupakan masalah penting yang tidak bisa diabaikan. Hal ini dapat menyebabkan kerugian karena berisiko membakar token dan tidak ada cara untuk memulihkannya.
  2. Transaksi lama. Data dari laman Consensys menunjukkan jumlah pengguna DApps mencapai lebih dari 30 ribu pada Mei 2020. Sedangkan dari segi pengguna, laman Statista pada Februari 2021 mencatat volume transaksi di jaringan Ethereum telah mencapai sekitar 1.19 juta per hari. Peningkatan jumlah ini membuat proses transaksi kian lama karena padatnya lalu lintas di blockchain.
  3. Biaya gas mahal. Setiap transaksi token ERC-20 pada blockchain Ethereum dikenakan biaya gas, seperti biaya admin. Jumlah biaya yang dibayarkan tergantung dari padatnya lalu lintas blockchain tersebut.
  4. Tidak dapat mengubah transaksi. Ketika pengguna mengirim token ERC-20 ke alamat keliru, maka token akan tetap selamanya terjebak di alamat tersebut. Tidak ada cara untuk mengembalikannya termasuk bila terjadi pencurian token oleh peretas.
  5. Titik masuk yang mudah. Sebagian orang mengatakan bahwa siapa pun bisa dengan mudah membuat token tanpa tujuan jelas. Ini berimbas pada ekploitasi kebijakan pengembangan Initial Coin Offering (ICO) dan token penipuan, seperti token Squid Game dan Atomic Coin.

Selain token ERC-20, ada beberapa token ERC populer lainnya yang bisa dijadikan alternatif untuk pembuatan aset dengan tujuan, kelebihan, dan kekurangan berbeda. Ada token ERC-721, ERC-777, dan ERC-223. Sekadar informasi, ERC-721 adalah standar token yang digunakan untuk Non-Fungible Token (NFT).

Kesimpulan Akhir

Hingga artikel ini ditulis, terdapat hampir 500 ribu token yang terlacak menggunakan standar token ERC-20. Melihat jumlah sebesar itu, bisa dikatakan bahwa ERC-20 adalah salah satu standar token paling berpengaruh dalam industri mata uang kripto. Tentu ini sulit untuk dihilangkan atau digantikan perannya oleh ERC-223 atau ERC-777 yang memiliki fungsi hampir sama dengan standar token ERC-20.

Siapapun dapat membuat dan merilis token ERC-20 di blockchain. Dengan banyaknya startup yang menggunakan aset kripto sebagai pendanaan, maka penggunaan token ERC-20 sering dipakai untuk crowdfund melalui ICO.

Komentar[1]
Hida | 23 Jun 2022

Katanya WBTC itu pake token ERC-20 ya?