Yuan ambles setelah Bank Sentral China (PBoC) resmi memangkas suku bunganya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi China.
Hari ini (15 Agustus), nilai tukar Yuan China tergelincir ke tingkat paling rendah dalam sembilan bulan terakhir. Pasangan mata uang USD/CNY masih bergerak dekat level tertinggi 7.2888 saat berita ini ditulis di awal sesi New York.
Hal ini disebabkan oleh pemangkasan suku bunga utama oleh Bank Sentral China (PBoC). Selain itu, beberapa data ekonomi China juga tidak sesuai dengan estimasi sebelumnya.
PBoC mendadak mengeluarkan pengumuman tentang pengurangan suku bunga untuk fasilitas pinjaman jangka menengah satu tahun sebesar 15 basis poin, dari 2.65% menjadi 2.5%. Selain itu, bank sentral juga melakukan pemangkasan 10 basis poin pada suku bunga 7-Day Reverse Repo Rate, sehingga menjadi hanya 1.8%.
Langkah tersebut merupakan bagian dari strategi untuk merangsang kembali pertumbuhan ekonomi China. Namun, pasar menafsirkannya sebagai sinyal perlambatan yang memunculkan kekhawatiran. Terlebih lagi, data penjualan ritel dan produksi industri China pagi tadi menunjukkan adanya indikasi bahwa laju ekonomi semakin terhambat di awal kuartal III/2023.
"Langkah mengejutkan China telah menakut-nakuti aset-aset berisiko karena investor semakin khawatir tentang prospek pertumbuhan China," kata Shaun Osborne, kepala strategi FX Scotiabank.
Dolar AS Tetap Stabil
Karena peristiwa tak terduga itu, kurs AUD/USD ikut tergelincir ke bawah. Namun, gejolak tersebut tidak menghasilkan penguatan dolar AS secara umum dalam pasangan-pasangan utama. Indeks dolar AS (DXY) tampak stabil dalam kisaran 102.90-an, sementara GBP/USD dan EUR/USD menunjukkan pertanda-pertanda pemulihan.
"Kegagalan USD untuk mendapatkan dorongan yang lebih luas dari latar belakang risiko yang lebih lemah pagi ini mungkin menunjukkan bahwa investor merasa mereka sudah memiliki eksposur USD yang memadai untuk saat ini," kata Shaun Osborne.