XAU/USD masih wait and see karena trader tunggu NFP AS, 2 hari, #Emas Fundamental | EUR/JPY berada dalam tekanan jual di bawah harga 164.50, kondisi RSI yang oversold dipantau, 2 hari, #Forex Teknikal | GBP/USD bergerak di atas level 1.2550, menguji batas atas channel, 2 hari, #Forex Teknikal | EUR/USD naik mendekati level 1.0750 karena sentimen risiko kembali netral, 2 hari, #Forex Teknikal | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada awal perdagangan Jumat (3/Mei), naik 0.4% ke 7,160, 2 hari, #Saham Indonesia | PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp691.2 miliar per Maret 2023. , 2 hari, #Saham Indonesia | PT Mitrabara Adiperdana Tbk. (MBAP) menganggarkan belanja modal dan investasi senilai $58 juta, 2 hari, #Saham Indonesia | PT Sumber Sinergi Makmur Tbk. (IOTF) atau Fox Logger membidik peluang bisnis dari implementasi pembayaran tol tanpa sentuh berbasis Global Navigation Satellite System yang akan segera diterapkan di Indonesia, 2 hari, #Saham Indonesia

Berpotensi Lemahkan Ekonomi, Yellen Tunda Kenaikan Suku Bunga

Fatma Adriana 13 Aug 2014
Dibaca Normal 3 Menit
forex > analisa > #ekonomi #suku-bunga #bunga
Karena kemungkinan perekonomian yang menurun, Presiden The Fed Yellen mengambil keputusan untuk menunda kenaikan suku bunga. Resiko inflasi yang menghadang dianggap sebagai alternatif yang lebih mudah diambil daripada harus menghadapi konsekuasi dari turunnya kondisi perekonomian di AS

Menjelang momen bersejarah dalam kebijakan moneter Amerika, Janet Yellen mempertaruhkan kursi jabatannya di The Fed untuk mempertahankan inflasi daripada menghadapi penurunan ekonomi. Pernyataan Yellen bulan lalu bahwa "suku bunga dapat naik lebih cepat jika data inflasi dan tenaga kerja menunjukkan hasil yang signifikan" menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga bisa ditunda dikarenakan ekonomi yang masih lemah.

Hasil wawancara terhadap pejabat dan eks-pejabat The Fed mengindikasikan adanya keputusan dari Yellen dan para pembuat kebijakan di Bank Sentral AS untuk menunda kenaikan suku bunga agar tidak membawa dampak buruk pada perekonomian AS yang tengah labil. Mereka sadar jika komitmen ini akan diuji dalam beberapa bulan kedepan seiring dengan meningkatnya tekanan dari The Fed, anggota Partai Republik di Capitol Hill, dan juga pasar finansial. Nantinya keadaan ini akan menjadi bahan pertimbangan The Fed untuk menentukan kapan akan mengakui penguatan ekonomi AS yang dibarengi dengan peningkatan suku bunga pertama dalam 8 tahun terakhir. Yellen sendiri akan berkesempatan untuk menyuarakan keputusan ini pada konferensi Bank Sentral dunia di Jackson Hole, Wyoming yang akan berlangsung minggu depan.


Keputusan ini didasarkan pada kekhawatiran Yellen akan menurunnya perekonomian dan pasar finansial setelah menaikkan suku bunga. Jika hal itu benar-benar terjadi, maka tidak ada pilihan lain bagi Presiden The Fed tersebut selain mundur dari pernyataan sebelumnya.

Lebih Memilih Inflasi

Dalam hal ini, inflasi dianggap sebagai alternatif yang lebih mudah dihadapi karena perangkat kebijakan konvensional dirasa mampu dalam mengatasi permasalahan yang seringkali ditemui oleh The Fed ini. Hal ini diamini oleh David Stockton, Mantan Kepala Ekonom The Fed yang menyatakan jika The Fed akan berada dalam situasi yang lebih baik jika mereka fokus untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan inflasi yang lebih tinggi daripada harus menjalankan pemulihan ekonomi yang tidak stabil dan bergantung pada perangkat (kebijakan) non-konvensional. "The Fed paham bagaimana mengatasi inflasi jika terjadi pergerakan, sementara pengaruh yang ditimbulkan keterpurukan ekonomi akan lebih sulit untuk dihadapi." tambahnya.

Peningkatan suku bunga yang terlalu awal juga beresiko untuk melemahkan pemulihan pasar properti yang memang tidak terlalu bagus dengan bunga hipotek yang lebih tinggi, investasi bisnis dan pembelian barang berdurasi yang depresif, serta memicu penurunan pada harga aset.

Dampak Lain Inflasi

Di lain pihak, laju inflasi yang lebih cepat dari perkiraan dikhawatirkan akan mengikis kepercayaan akan kontrol harga yang telah susah payah diwujudkan dalam 3 dekade. Kondisi ini dapat memicu terjadinya inflasi yang lebih tinggi. Para Hawkish juga mencemaskan terbentuknya gelembung finansial yang bermasalah jika suku bunga tetap tidak dinaikkan. Namun, Hawkish terkemuka The Fed Richard Fisher menganggap keputusan Yellen untuk menahan kenaikan suku bunga sangat bijaksana. Ia menganggap hal tersebut dapat menjembatani sudut pandang dari pembuat kebijakan yang lain.

Menunggu Pemilu

Sementara itu, The Fed kini juga tengah mengantisipasi Pemilu di bulan November dengan satu perhatian: jika Partai Republik mengambil alih senat, maka hal tersebut dianggap dapat memberikan momentum bagi proposal yang dapat memaksa the Fed untuk mengandalkan aturan mekanis dalam penentuan tingkat suku bunga berdasarkan tingkat inflasi dan pengangguran. Keadaan tersebut berpotensi mengacaukan pertimbangan-pertimbangan yang sebelumnya dirasa Yellen perlu dalam memulihkan kondisi perekonomian.

Sumber: Reuters