EUR/USD terus melemah dalam dua minggu terakhir di tengah apresiasi dollar serta tingginya minat safe haven.
EUR/USD terus melemah dalam dua minggu terakhir di tengah apresiasi dollar yang dipicu oleh isu perang dagang. Data ekonomi blok mata uang itu yang beragam juga tidak membantu. Alhasil, euro belum menemukan pijakan yang kuat.
Setelah menyentuh kisaran $1.17 dua minggu lalu, euro terus melemah di tengah eskalasi isu perang dagang yang mengangkat pamor safe haven. Selain dengan China, AS juga sedang bersengketa dengan Kanada dan Uni Eropa. AS berencana menerapkan tarif pada beberapa produk Eropa, termasuk otomotif. Presiden Trump mengancam akan mengenakan tarif 25% pada produk otomotif dari Eropa. Patut disebutkan bahwa ekspor menyumbang hampir 40% PDB Zona Euro.
Industri otomotif merupakan bagian kunci ekonomi, politik dan sosial Eropa. Sektor tersebut tidak hanya menyediakan jutaan lapangan kerja, tapi juga penyumbang besar output ekonomi dan sumber inovasi. Menurut data Uni Eropa, sektor tersebut mewakili 7% PDB Uni Eropa dan mempekerjakan 12.6 juta orang, atau 5.7% angkatan kerja.
Tekanan ke euro juga datang dari kekhawatiran mengenai krisis mata uang emerging markets. Ada kekhawatiran krisis di Turki akan berdampak pada Eropa. ECB pernah menyebutkan bahwa ada beberapa bank besar Eropa yang terpapar oleh krisis finansial Turki. Menurut laporan Bank of International Settlements, bank komersial Eropa mengucurkan $194 miliar untuk kreditor Turki.
Banyak kalangan risau depresiasi lira dapat menyebabkan gelombang default dan memaksa bank-bank tersebut untuk menetapkan bad debt atau kredit macet. Kerugian besar perbankan Eropa yang mungkin timbul akibat krisis Turki dikhawatirkan dapat memaksa ECB menunda penyelesaian program stimulus moneter. ECB rencananya akan menghentikan program pembelian obligasinya akhir tahun ini.
Sejauh ini belum ada pernyataan dari otoritas Eropa terkait dampak krisis finansial Turki pada ekonomi blok mata uang itu. ECB akan menggelar rapat reguler minggu ini, dan hampir dipastikan tidak ada keputusan baru. Namun pasar ingin melihat apa yang akan disampaikan oleh sang presiden Mario Draghi. Alhasil, patut diwaspadai adanya pernyatan dari Draghi yang menyinggung efek krisis Turki.
Namun, lain cerita bila ternyata Draghi menepis dampak krisis Turki pada kondisi finansial dan moneter Eropa. Atau minimal Draghi menyampaikan belum melihat dampak besar krisis Turki terhadap ekonomi dan situasi saat ini belum mengubah arah kebijakan moneter. Pernyataan yang menenangkan pasar mungkin bisa memberi dorongan ke euro. Meski demikian, GKInvest mensinyalir potensi penguatan sepertinya masih terbatas karena isu perang dagang.
Teknikal Euro
Euro mencoba bangkit minggu lalu, namun laju masih tertahan di area resistance 1.1750 - 1.1800. Dengan demikian, tren saat ini masih mengalami konsolidasi yang terbentuk dalam 4 bulan terakhir, dengan kisaran support 1.1300 dan resistance 1.1750. Pergerakan MA 50 menunjukkan bahwa saat ini trend masih bearish, dengan area support terdekat di 1.1500. Jika minggu ini, harga gagal bertahan di atas support tersebut, kemungkinan level support di 1.1300 akan diuji.
Namun, Jika mampu bertahan di atas 1.1500, potensi rebound tetap terbuka, dengan resistance terdekat di kisaran 1.1658. Penembusan resistance tersebut akan membuka potensi kenaikan untuk kembali menguji area resistance di 1.1750 - 1.1800.
Untuk Minggu ini, GKInvest memperkirakan pergerakan pair EUR/USD akan bergerak di rentang:
- Support : 1.1500, 1.1300.
- Resistance : 1.1658, 1.1750.
GKInvest adalah broker Indonesia yang terdaftar di BAPPEBTI. Selain legal, GKInvest menawarkan biaya transaksi yang paling murah di Indonesia serta beragam fasilitas yang dapat mempermudah transaksi Anda seperti MT4 Booster, VPS dan Signal Trading gratis. Pelajari tentang GKInvest.