Bank Sentral Kanada (BoC) menaikkan suku bunga acuannya dari 0.5 persen menjadi 0.75 persen kemarin. Akibatnya, Dolar Kanada pun melonjak. Ini dampak yang ditimbulkannya.
Bank Sentral Kanada (BoC) menaikkan suku bunga acuannya dari 0.5 persen menjadi 0.75 persen pada Rabu (12/Juli) malam kemarin. Kenaikan tersebut merupakan yang pertama kalinya sejak tujuh tahun terakhir, di tengah ekspektasi menguatnya pertumbuhan ekonomi tahun ini. Dengan demikian, BoC menjadi bank sentral negara mata uang mayor kedua yang menaikkan suku bunga setelah The Fed AS.
Kenaikan suku bunga BoC ini selanjutnya akan meliputi kenaikan biaya pinjaman hipotek, kredit perumahan, serta pinjaman-pinjaman lain yang berkaitan dengan suku bunga di bank-bank besar Kanada.
Pada tahun 2015, BoC pernah memangkas suku bunganya sebanyak 0.25 basis poin sebanyak dua kali. Tujuannya adalah untuk membantu ekonomi Kanada yang sedang kesulitan akibat jebloknya harga minyak kala itu. Namun kemarin, BoC sudah bisa mengatakan bahwa upaya penyesuaian tersebut telah berhasil, sehingga mereka bisa kembali menormalisasi kebijakan.
"Pertumbuhan yang sangat kuat di kuartal pertama diekspektasikan akan berada dalam level yang moderat sepanjang tahun, meski demikian, masih di atas rata-rata," tulis BoC dalam pernyataan kebijakan moneternya.
"Pertumbuhan sektor industri kian menguat dan berkelanjutan di tiap wilayah. Dengan telah sempurnanya penyesuaian dengan harga minyak yang rendah, maka kedua sektor--barang dan jasa--kini bisa berekspansi."
Menanggapi hal tersebut, Dolar Kanada pun melesat. Mata uang yang kerap disebut dengan Loonie itupun makin berjaya karena Dolar AS harus turun karena dovish-nya testimoni Janet Yellen. USD/CAD tersungkur dari high 1.2934, ke low 1,2680.
Sejumlah analis sudah memperkirakan potensi kemerosotan USD/CAD menjelang testimoni Yellen dan kebijakan moneter Bank Sentral Kanada (BoC) tersebut. Oleh sebab itu, banyak trader yang memasang mata pada pair ini, dan kejatuhannya sangat signifikan.
"Meskipun kita biasanya tak begitu memedulikan kebijakan moneter Kanada, namun jika Dewan BoC sukses menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak krisis, maka tekanan pada yield obligasi akan lebih dalam lagi," kata John Cairs, Ahli Strategi Forex di lembaga keuangan RMB yang berbasis di Johannesburg, kemarin.
Apa Dampak Menguatnya Loonie Setelah Rate Hike BoC?
Pertama, penguatan Dolar Kanada.
Loonie melonjak setelah kenaikan suku bunga BoE, ke level yang belum pernah terlihat sejak bulan Agustus 2016. Jika ditotal dengan bulan lalu, laju Loonie sudah mencapai hampir 5 persen.
Pertumbuhan ekonomi Kanada diperkirakan akan menjadi salah satu yang terpesat di antara negara-negara maju. Namun, meskipun kebijakan BoC kemarin sudah diantisipasi oleh banyak ekonom. Para trader tetap terkejut karena bank sentral pimpinan Stephen Poloz tersebut rupanya tak terlalu menggubris lemahnya inflasi.
"Pasar sedang bergulat dengan fakta bahwa mereka sudah sangat lebih percaya diri dalam menilai pertumbuhan, dan perkiraan mereka terhadap turunnya inflasi pun hanya sementara," kata Daniel Wilson, ekonom ANZ Banking Group di New York. Analis yang dikutip oleh Bloomberg tersebut menambahkan, Dolar Kanada tampaknya akan sulit untuk menambah kenaikan lagi setelah ini.
Kedua, meningkatnya beban usaha yang harus ditanggung perusahaan-perusahaan asal Kanada.
Keputusan rate hike dari BoC akan menaikkan bunga pinjaman yang mesti dibayar oleh produsen-produsen minyak pada kreditur-nya, sementara harga minyak terpancang di sekitar US$45 per barel. Penguatan Loonie juga mengancam profitabilitas bagi industri-industri yang menjual produknya dalam Dolar AS dan membayar lebih mahal dalam mata uang lokal (Dolar Kanada).
Menurut Martin Pelletier dari TriVest Wealth Counsel, Calgary, produsen minyak Kanada mungkin akan menjadi pihak yang paling tidak diuntungkan dengan kebijakan ini. Dengan harga minyak pada kisaran $45, maka dampaknya akan menaikkan beban bunga pinjaman, ujarnya.