XAU/USD masih wait and see karena trader tunggu NFP AS, 1 hari, #Emas Fundamental | EUR/JPY berada dalam tekanan jual di bawah harga 164.50, kondisi RSI yang oversold dipantau, 1 hari, #Forex Teknikal | GBP/USD bergerak di atas level 1.2550, menguji batas atas channel, 1 hari, #Forex Teknikal | EUR/USD naik mendekati level 1.0750 karena sentimen risiko kembali netral, 1 hari, #Forex Teknikal | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada awal perdagangan Jumat (3/Mei), naik 0.4% ke 7,160, 1 hari, #Saham Indonesia | PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp691.2 miliar per Maret 2023. , 1 hari, #Saham Indonesia | PT Mitrabara Adiperdana Tbk. (MBAP) menganggarkan belanja modal dan investasi senilai $58 juta, 1 hari, #Saham Indonesia | PT Sumber Sinergi Makmur Tbk. (IOTF) atau Fox Logger membidik peluang bisnis dari implementasi pembayaran tol tanpa sentuh berbasis Global Navigation Satellite System yang akan segera diterapkan di Indonesia, 1 hari, #Saham Indonesia

Permintaan Konsumen Menurun, Harga Minyak Tertekan

Crypholic 12 Sep 2022
Dibaca Normal 2 Menit
bisnis > minyak > berita > #harga-minyak #minyak
Harga minyak terkoreksi karena investor tengah memperhitungkan dampak penurunan permintaan. Sementara itu, konflik Rusia juga masih membayangi.

Harga minyak mentah melemah tipis pada perdagangan hari Senin (12/September) seiring dengan melambatnya permintaan konsumen dan upaya AS untuk membatasi harga pada ekspor minyak Rusia. Pada saat berita ini diturunkan, minyak Brent bergerak pada kisaran $91.40 per barel atau melemah 0.77 persen, sementara minyak WTI diperdagangkan di $85.41 per barel.

Upaya OPEC+ dalam mengurangi output tidak sebanding dengan penurunan permintaan dari konsumen utama China. Data terbaru menunjukkan bahwa impor energi China melambat pada bulan Agustus karena gangguan COVID yang masih dirasakan oleh warga di sana.

Sementara itu, pemerintahan Biden mengharapkan pembatasan harga minyak Rusia akan diberlakukan pada bulan Desember mendatang. Menanggapi hal ini, Moskow berjanji akan meningkatkan ekspor minyak ke Asia untuk menutupi dampak sanksi AS dan negara Barat.

Di tengah penurunan harga minyak yang sudah terjadi dalam beberapa pekan terakhir, analis memperkirakan harga minyak berpotensi rebound selama musim dingin pada akhir tahun nanti. Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mengatakan bahwa masyarakat Amerika sudah bersiap menghadapi harga bensin yang lebih mahal selama musim dingin. Pembatasan harga minyak Rusia yang tengah direncanakan oleh pemerintah AS dimaksudkan untuk meredam skenario lonjakan harga energi selama musim dingin.

Eropa Masih Krisis, Pasar Fokus Inflasi

Sementara itu, kawasan Eropa hingga kini masih dibayangi oleh risiko krisis energi karena ditutupnya pasokan melalui pipa Nord Stream. Pihak Rusia sebelumnya mengatakan jika penutupan pipa minyak hanya berlangsung tiga hari. Namun hingga kini, pasokan migas di jalur itu belum kembali normal. Kondisi ini tak ayal membuat harga energi melonjak hampir 10 kali lipat di beberapa negara Uni Eropa.

Baca juga: Krisis Energi Memburuk, EUR/USD Terjun di Bawah Paritas

Fokus investor minyak pekan ini akan tertuju pada rilis data Inflasi AS pada hari Selasa. Data inflasi yang lebih tinggi akan semakin meningkatkan prospek kenaikan suku bunga secara agresif oleh The Fed. Jika skenario ini terjadi, maka Dolar AS akan menguat dan menekan pergerakan harga minyak mentah ke depan.

Terkait Lainnya
Harga Emas Dunia
Kemarin 2303.00
Minggu Lalu 2347.45
1 Bulan Lalu 2330.20
2 Bulan Lalu 2165.20
3 Bulan Lalu 2051.40
6 Bulan Lalu 1957.80
Setahun Lalu 2042.90
Harga Emas Lokal
Kemarin 1.234.000
Minggu Lalu 1.234.000
1 Bulan Lalu 1.190.000
2 Bulan Lalu 1.100.000
3 Bulan Lalu 1.046.000
Setahun Lalu 957.000