Yen Jepang turun setelah tidak ada perubahan dari BoJ, fokusnya bergeser ke inflasi PCE As, 17 jam lalu, #Forex Fundamental   |   USD/CAD melemah mendekati 1.3650 karena harga minyak mentah yang lebih tinggi, PCE AS dipantau, 17 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Inflasi PCE inti As akan tunjukkan tekanan harga kuat karena pasar tunda prediksi penurunan suku bunga the Fed, 17 jam lalu, #Forex Fundamental   |   EUR/USD siperdagangkan dengan bias negatif, di atas level 1.0700 karena para pedagang menunggu indeks harga PCE AS, 17 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) akan membagikan dividen senilai Rp2.5 miliar dari laba tahun buku 2023, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mengalami penurunan kinerja keuangan pada kuartal I/2024, pendapatannya berkurang 10.49% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Top losers LQ45 terdiri dari: PT Mitra Pack Tbk (PTMP) -4.20%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) -2.90%, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) -2.60%, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di awal perdagangan hari ini, turun 0.49% ke 7,120, 1 hari, #Saham Indonesia
Forum  > Indikator

Lebih Akurat Mana Setting Close-close Atau High-low Pada Stochastic?

  Gatoot |   17 Feb 2021 |   32319

Mana yang lebih akurat antara settingan close-close dan high-low pada Stochastic? karena tampilannya sangat beda sehingga beda interpretasinya.

Mohon arahannya dan sebaiknya untuk trading forex dan gold pakai yang mana?

Tks banyak sebelumnya atas arahannya.

  M Singgih   |   20 Feb 2021

@ Gatoot:

Yang lebih akurat adalah dengan price field yang Low / High, sesuai dengan teori dasar stochastic yang dijabarkan oleh penemunya yaitu Geoge Lane.

Dengan price field Close / Close maka Anda tidak mengukur range harga yang sebenarnya. Bentuk tampilannya sama tetapi level overbought dan oversold-nya jelas berbeda karena untuk price field yang Close / Close dibatasi hanya pada level Close terendah dan Close tertinggi, tidak pada harga terendah dan tertinggi yang sebenarnya.


Perhatikan penerapannya pada Gold (XAU/USD) berikut ini:

Secara matematis penjabarannya adalah sebagai berikut:
%K = 100 x (Harga sekarang - Low n) / (High n - Low n), dimana : n adalah periode waktu pengukuran.

Jika Anda menggunakan price field Low / High, maka:

%K = 100 x (Harga sekarang - Lowest Low)/ (Highest High - Lowest Low)

Highest High dan Lowest Low adalah harga High tertinggi dan harga Low terendah pada periode waktu pengukuran.

Jika Anda menggunakan price field Close / Close, maka:

Close/Close: 100 x (Recent Close-Lowest Close)/ (Highest Close - Lowest Close)

Highest Close dan Lowest Close adalah harga Close tertinggi dan harga Close terendah pada periode waktu pengukuran.

Jadi secara matematis keduanya jelas berbeda.

Dengan demikian untuk trading baik forex, gold dan lainnya, gunakan setting dengan price field = Low / High.

  Febrian   |   3 May 2021

Stochastic ini lemah kalau digunakan di tf 5 menit ya pak? Kok entry saya sering salah pake indikator ini.

  M Singgih   |   4 May 2021

@ Febrian:

Indikator stochastic termasuk dalam jenis indikator oscillator, yang mana di-design untuk perhitungan level high dan level low yang sudah fix. Dengan demikian akan akurat jika diterapkan pada kondisi pasar yang sideways atau ranging. Sebaliknya kalau kondidi pasar sedang trending, semua jenis indikator oscillator seperti stochastic, RSI dan juga CCI tidak akurat dan penunjukan overbought dan oversold bisa diabaikan, kecuali penunjukan divergensinya.

Jadi jika Anda trading dengan indikator oscillator termasuk stochastic, perhatikan kondisi pergerakan harga saat itu sedang trending atau sideways. Untuk mengetahui kondisi trend pergerakan harga bisa diamati dari indikator ADX. Selain itu, sebaiknya menggunakan kombinasi indikator trend juga, seperti moving average dan MACD, sehingga kalau kondisi sedang trending, abaikan stochastic dan fokus ke moving average dan MACD.

  Gandy Gunaji   |   17 May 2022

untuk indikator stochastic baiknya di kombinasikan dg indikator apa ya pak untuk lebih maksimalnya?

  Syahril Romdhon   |   17 May 2022

bagaimana cara trading di pasar yang sedang sideways? mungkinkah baiknya stop trading dulu?

  Muhaimin   |   17 May 2022

untuk teknik trading scalping baiknya menggunakan indikator apa ya?

  Raditya Oktha   |   17 May 2022

Indikator yang digunakan untuk analisa cryptocurrency apa ya masta?

  Kiki R   |   2 Jun 2022

@Gandy Gunaji: Dikombinasikan dengan indikator berjenis trend dan level.

Indikator berjenis trend untuk melihat trend yang sedang terjadi sehingga jelas posisi sell/buy yang akan diambil.

Kedua, indikator level untuk menentukan area sell/buy. Untuk level, bisa menggunakan level support/resisten atau suply/demand

Terakhir baru stochastic untuk masuk market pada saat persilangan garis stochastic diatas angka 80 atau dibawah 20.

Jadi jelas prosesnya, tentukan arah entry terlebih dahulu, lalu area entry, terakhir baru ke timing entry.

@Syahril Romdhon: Kalau strategi trading Anda optimal di market trending, maka sebaiknya stop trading dulu apabila market sedang sideways. Alternatif lainnya, Anda bisa mencari pair lain yang sedang trending.

Namun, kalau strategi trading Anda optimal di market sideways, tentu sideways adalah makanan Anda. Sebaliknya, kalau sedang trending, Anda sebaiknya keluar dari market dulu.

Jadi, jawabannya kembali pada strategi trading yang Anda gunakan.

@Muhaimin: Gunakan indikator sederhana yang mudah dipahami seperti moving average (MA), bollinger bands (BB), Relative stregth Index (RSI), atau stochastic.

Keeempat indikator ini sering digunakan oleh para scalper dalam trading.

  Nur Salim   |   3 Jun 2022

@Raditya Oktha:

Secara umum semua indikator yang biasa digunakan pada Forex ataupun saham juga bisa digunakan untuk kripto pak. Terutama indikator-indikator seperti Moving Average, Bollinger Bands, Stoch, RSI, dll. Lengkapnya bisa dibaca pada artikel kami 5 Indikator pilihan untuk kripto berikut. Di sana sudah dijelaskan 5 macam indikator serta cara penggunaannya untuk analisa kripto.

  Jaenudin   |   24 Jun 2022

Apakah stochastic bisa dikombinasikan dengan indikator MA? Bagaimana caranya?

  Kiki R   |   30 Jun 2022

@Jaenudin: Bisa, caranya dengan menggunakan MA untuk melihat arah harga atau trend dan stochastic untuk timing entry.

Gunakan MA untuk melihat trend yang sedang berlangsung, lalu ketika harga pullback ke Support/resisten, gunakan stochastic (persilangan garisnya) untuk entry sell/buy.

  M Singgih   |   12 Dec 2022

@ Jaenudin:

Semua indikator bisa dikombinasikan, terutama jika jenis indikatornya berlainan. Dalam hal ini moving average adalah indikator trend dan stochastic adalah indikator oscillator untuk melihat momentum entry.

Jika keadaan pergerakan harga sedang sideways, perhatikan posisi harga terhadap kurva MA dan posisi kurva stochastic yaitu perpotongan %K dan %D. Jika harga berada di atas kurva MA dan kurva stochastic berada di area oversold, maka keadaan tsb adalah sinyal untuk buy. Sebaliknya jika harga berada di bawah kurva MA dan kurva stochastic berada di area overbought, maka keadaan tsb adalah sinyal untuk sell.
Dalam hal ini kurva MA adalah konfirmator untuk indikator stochastic.

Jika pergerakan harga sedang trending, baik uptrend maupun downtrend, maka abaikan penunjukan overbought dan oversold indikator stochastic, amati apakah terjadi divergensi atau tidak. Untuk indikator trend termasuk MA (moving average), baik SMA atau EMA, tetap digunakan untuk melkihat arah trend yang sedang terjadi.

  Ocha   |   21 Jul 2022

Parameter Slowing yang ada di Stochastics ini melambangkan apa ya pak?

  Kiki R   |   21 Jul 2022

@Ocha: Slowing pada indikator stochastic adalah periode yang digunakan untuk menghaluskan kurva% K, membuatnya lebih mengalir tanpa gangguan pasar.

  Ocha   |   24 Aug 2022

Terima kasih pak penjelasannya. ini saya coba sendiri dengan mengganti slowing-nya menjadi 20, grafiknya jadi lebih halus dan tidak banyak kenaikan-penurunan di stochasticnya. Izin melanjutkan pertanyaan pak. Pada nilai default serta artikel-artikel yang sering saya baca, kebanyakan nilai slowingnya lebih kecil dari nilai K serta sama dengan D. Di salah satu artikel yang saya baca nilai yg direkomendasikan adalah 14,3,3 sedangkan defaultnya 5,3,3. Apakah memang baiknya seperti ini pak? Nilai Slowing harus sama dengan nilai yang ditengah? Terima kasih banyak pak atas penjelasannya

  Kiki R   |   25 Aug 2022

@Ocha: Benar, nilai slowing dan %D sebaiknya sama.

  M Singgih   |   25 Jan 2023

@ Ocha:

Slow %K adalah nilai rata-rata dari %K untuk memperhalus %K agar tidak terlalu osilasi. %K adalah nilai rata-rata dari stochastic yang masih kasar (raw stochastic). Jika tidak dihitung rata-ratanya, maka %K = 1 atau disebut fast %K. Agar tidak terlalu osilasi dan penampilannya lebih halus hingga mudah dibaca, maka %K perlu dihitung rata-ratanya yang disebut dengan slow %K.

  Fathan   |   4 Oct 2022

malam pak, perbedaan menggunakan level overbought dan oversold sendiri yang 20/80 atau 30/70 apa ya pak? di beberapa artikel diajarkan pakai yg 30/70 tp dari sumber lain jg saya dapat ada yg 20/80.

  Kiki R   |   6 Oct 2022

Angka level overbought dan oversold di RSI menggunakan 30/70.

Sedangkan untuk stochastic menggunakan angka 20/80.

  Aisha   |   23 Jan 2023

@Fathan:

Yang ditanyakan ini setting default (bawaan Metatrader), atau setting yang disesuaikan sendiri?

Kalau setting default: RSI 30/70 dan Stochastic 20/80. Setting default ini juga jadi konsensus (kesepakatan tidak tertulis) di antara para trader sedunia yang direkomendasikan untuk pair paling populer, seperti EUR/USD, GBP/USD, dst.

Tapi pada prakteknya, tiap trader bisa menentukan sendiri ambang overbought/oversold masing-masing. Ambang RSI digeser ke 20/80 itu sah-sah saja. Ambang Stochastic juga bisa digeser ke 30/70. Yang terpenting asalkan cocok dengan sistem trading yang dipakai, serta cocok juga dengan pair yang ditradingkan.

  Hilmi Hakim   |   24 Dec 2022

Untuk Stochastic apakah lebih baik open posisi saat cross antara K dan D atau saat masuk area overbought dan oversoldnya saja ya master?

  Nur Salim   |   23 Jan 2023

@Hilmi Hakim:

Keduanya benar dan baik serta bisa menjadi sama-sama profitable. Di satu sisi, menunggu nilai K dan D cross terlebih dahulu akan mereduksi sinyal-sinyal palsu yang muncul dari Stoch. Hanya saja posisi entry yang didapat akan sedikit terlambat jika dibandingkan dengan menunggu harga masuk ke daerah Oversold dan Overbought. Begitu pula sebaliknya, akan banyak sinyal-sinyal palsu yang muncul jika bapak masuk saat harga memasuki daerah OS dan OB, namun level harga yang didapat lebih baik jika harga memang bereaksi di sana.

Keduanya bisa sama-sama menjadi profitable jika digunakan dengan disiplin dan konsisten. Saya pribadi lebih condong menggunakan varian yang tidak perlu menunggu terjadinya Cross terlebih dahulu. Hanya saja perlu ditambahkan Technical Tools lain yang berfungsi sebagai Key Level harga. Jadi posisi dibuka hanya saat harga berada di sekitaran Key Level serta nilai Stoch memasuki daerah OS dan OB.

  M Singgih   |   23 Jan 2023

@ Hilmi Hakim:

Keduanya. Indikator stochastic akan akurat jika digunakan pada kondisi pergerakan harga yang sideways. Ketika kurva %K dan %D telah memasuki area overbought atau oversold, maka entry ketika kurva %K telah memotong kurva %D.

Jadi ketika kurva %K dan %D telah memasuki area overbought, maka saat yang tepat untuk entry adalah ketika kurva %K memotong kurva %D dari arah atas ke bawah.

Sebaliknya ketika kurva %K dan %D telah memasuki area oversold, maka saat yang tepat untuk entry adalah ketika kurva %K memotong kurva %D dari arah bawah ke atas.

Ketika pergerakan harga sedang trending, overbought dan oversold tidak berlaku, tetapi amati apakah terjadi divergensi.

Kategori Forum