Seperti Stochastic pada umumnya, indikator Stack Stochastic dapat mendeteksi titik jenuh. Namun, indikator Stack Stochastic ini cukup spesial karena bisa memfilter sinyal palsu meskipun harga sudah berada di titik jenuh. Identifikasi titik jenuhnya juga lebih kentara dengan visual garis-garis warna putih yang tampak elegan.Beginilah penampakan indikator Stack Stochastic pada chart GBP/USD time frame H1:Rekomendasi penggunaan:
Gunakan Stack Stochastic hanya saat harga sudah mencapai titik jenuh market (garis indikator melewati batas 20 atau 80). Hal ini bisa dilihat saat market sedang mengalami pembalikan.
Saat market sedang trend, fokuskan harga pada trend dan mulai OP.
Jika sinyal belum sampai di titik jenuh, jangan coba-coba untuk OP. Pasalnya, sinyal palsu ada di sekitar indikator bagian tengah. Maka dari itu, tunggu sampai harga benar-benar di daerah jenuh, baru lakukan OP.
Indikator All RSI tergolong Oscillator alias mendahulu market. Indikator ini mirip dengan RSI pada umumnya. Namun dalam takaran yang berbeda, RSI ditampilkan secara langsung dalam berbagai time frame di dalam chart mulai dari m15, m30, h1, h4, D1, dan MN. Jika RSI mencapai 70 atau lebih, instrumen dianggap overbought (situasi di mana harga telah naik lebih dari harapan pasar). RSI 30 atau kurang dianggap sebagai sinyal bahwa instrumen mungkin oversold (situasi di mana harga telah turun lebih dari harapan pasar). Sehingga bisa disimpulkan, tingkat RSI yang rendah (di bawah 30) menghasilkan sinyal beli sedangkan RSI yang tinggi (di atas 70) menghasilkan sinyal jual.
Indikator Trend Finder adalah salah satu indikator leading yang disinyalir memberikan sinyal paling akurat saat ini. Pasalnya, indikator ini mampu memprediksi trend, mengidentifikasi titik jenuh market, dan memberikan alarm saat sinyal sudah muncul. Perhatikan chart GBP/USD berikut ini.Indikator Trend Finder tersusun dari dua buah garis, sekilas tampak seperti MA. Garis default berwarna merah menunjukkan bearish, sedangkan garis warna biru menandakan bullish. Apabila garis merah melewati garis biru sehingga posisinya berada di atas, artinya Downtrend akan segera berlangsung. Jika garis biru yang berada di atas garis merah, berarti trend sebaliknya yang akan terjadi.Saat Anda melihat garis merah mulai melewati garis biru, segera persiapkan order sell. Jika yang terjadi sebaliknya, maka lakukanlah order buy. Tak perlu khawatir ketinggalan sinyal karena indikator ini juga dibekali dengan alarm yang otomatis berbunyi saat terjadi sinyal crossing. Untuk pengaturan time frame, Anda bebas menggunakan time frame apapun. Namun, time frame besar lebih direkomendasikan karena efek false signal-nya cukup kecil.
Indikator Freeway bekerja secara harian sebagai "pemberi informasi" apakah market akan bullish atau bearish dalam satu hari ke depan. Selain itu, indikator Freeway ini juga bisa dimanfaatkan di segala kondisi pasar. Freeway didasarkan pada indikator CCI (Commodity Channel Index) karena menganalisis beberapa CCI dari berbagai time frame, yaitu: 15 menit, 30 menit, 1 jam, dan 4 jam yang diwakili oleh 4 lajur. Prinsip dari indikator ini adalah, Anda bisa masuk ke pasar ketika keempat CCI tersebut setuju pada suatu tren. Indikasinya adalah sebagai berikut:
Ketika keempat lajur berwarna hijau, Anda bisa entry Buy
Ketika keempat lajur berwarna merah, Anda bisa entry Sell
Indikator NonLag Zigzag memiliki visual dan pergerakan yang hampir mirip dengan indikator ZigZag di MetaTrader. Namun, indikator NonLag ZigZag dapat mendeteksi trend lebih cepat dibandingkan ZigZag standar. Meskipun demikian, indikator ini tetap tergolong lagging karena sifatnya yang repaint.Perhatikan pengaplikasian indikator NonLag ZigZag pada chart EUR/USD berikut ini.Indikator NonLag ZigZag sangat bagus digunakan saat harga sedang dalam konsolidasi atau sideways. Apabila kondisi pasar sedang bergerak tajam, tetapi pembalikannya juga tajam, maka indikator ini akan sangat membantu. Dengan kata lain, indikator ini akan cocok digunakan saat tidak ada news besar di pasar. Pasalnya, jika harga membentuk trend, zigzag akan terus mengikuti harga (repaint). Anda akan kesulitan untuk mengantisipasi repaint tersebut.Namun, bukan berarti Anda tidak boleh menggunakan indikator NonLag ZigZag saat pasar sedang trend. Anda tetap bisa menggunakannya di kondisi tersebut, asalkan Anda tahu arah harganya. Misal, apabila saat ini sedang Uptrend, Anda bisa fokus pada open buy, begitu juga sebaliknya.Pada chart di atas, time frame yang digunakan adalah H1. Anda bisa menempatkan indikator ini pada time frame yang lebih besar, seperti H4, dan bisa juga di time frame kecil. Untuk scalping, time frame M5 akan ideal.
Indikator Forecaster termasuk leading atau mendahului market, sehingga trader bisa memperoleh informasi seputar trend lebih cepat ketimbang pergerakan market itu sendiri. Memiliki ciri khas garis signal berwarna merah dan hijau. Garis merah untuk signal down dan garis hijau untuk signal up.Perhatikan tampilan indikator Forecaster pada chart GBP/USD H1 berikut ini.Sebagai indikator leading, Forecaster merupakan indikator yang multifungsi. Indikator ini bisa memberikan gambaran arah trend selanjutnya dengan jelas. Selain itu, indikator Forecaster juga bisa mendeteksi adanya trend, titik open, dan pembalikan market. Berkat sifat alaminya tersebut, trader akan sangat terbantu untuk menempatkan open posisi di titik yang sangat tepat.Forecaster bisa diterapkan di time frame H1. Mengingat sinyal palsu berada di daerah time frame kecil, usahakan jangan menggunakan analisis pada M5 atau M1. Namun, Anda tetap bisa mencoba memposisikan indikator pada time frame berapapun yang dikehendaki.Rekomendasi penggunaan:
Cermati dulu trend saat ini.
Setelah trend terlihat, buka posisi sesuai sinyal yang diberikan indikator Forecaster dengan melihat adanya titik jenuh.
Jika harga sedang naik dan terlihat sinyal berada di titik jenuh jual, maka siapkan open buy. Begitu pula sebaliknya jika harga turun dan sinyal menunjukkan jenuh beli, berarti open sell.