Apakah Anda mengalami kesulitan dalam trading dengan indikator RSI? Berikut tiga tips yang bisa membantu dalam menggunakan indikator RSI.
Relative Strength Index (RSI) adalah salah satu indikator oscillator yang populer dan dianggap cukup handal. Sejak dibuat oleh Welles Wilder pada tahun 1978, indikator RSI digunakan dalam trading di semua jenis pasar, termasuk oleh para trader forex. Namun, sebenarnya ada trik-trik tertentu dalam menggunakan RSI yang bisa mempengaruhi ketepatan hasil trading, tetapi tak banyak diketahui orang.
Secara tradisional, indikator RSI digunakan untuk menentukan waktu entry yang tepat dengan melihat level overbought dan oversold, serta mendeteksi kemungkinan pergantian arah trend dengan mengamati divergensi terhadap pergerakan harga. Di samping fungsi lazim RSI tersebut, berikut ini tiga tip dari para trader yang mungkin bisa membantu dalam menggunakan indikator ini.
Tip 1: Pada keadaan trend yang kuat, abaikan overbought dan oversold indikator RSI.
Ketika harga bergerak trending dengan kuat pada jangka waktu yang relatif panjang, metode entry dengan mengandalkan overbought dan oversold indikator RSI menjadi tidak akurat lagi.
Indikator ini dibuat dengan membandingkan jumlah perubahan harga yang positif (lebih tinggi) dengan perubahan harga yang negatif (lebih rendah) untuk periode tertentu. Rasio tersebut diplot dalam range 0 hingga +100. Jika setelah periode waktu tersebut pergerakan harga tidak berubah (seperti ketika trending dengan kuat), maka RSI akan tetap pada kondisi overbought (ketika kondisi uptrend) atau oversold (ketika kondisi downtrend).
Perhatikan contoh kasus pada grafik GBP/USD berikut ini:
Pada contoh GBP/USD di atas, pergerakan downtrend sedang kuat dan RSI tetap berada pada area oversold untuk periode waktu yang cukup lama. Dalam kasus ini, apabila melakukan buy ketika oversold, maka akan menyebabkan kerugian.
Solusinya, sebelum mengamati indikator RSI, trader harus melihat indikator trend terlebih dahulu. Indikator kekuatan trend yang sering digunakan adalah MACD, Bollinger Bands dan ADX.
Tip 2: Perhatikan level 50 pada indikator RSI (center line).
Semua indikator tipe oscillator mempunyai level tengah atau center line, biasanya pada level 50, atau 50%. Demikian juga pada indikator RSI. Center line yang sering kali diabaikan ini menunjukkan momentum pergantian arah pergerakan harga ketika terjadi retracement, atau bahkan saat ada pergantian arah trend.
Apa fungsi center line pada indikator RSI?
Ketika RSI menembus center line ke arah atas, maka itu mengisyaratkan sinyal buy. Dan sebaliknya, ketika menembus center line ke arah bawah, maka mengisyaratkan sinyal sell. Contohnya sebagai berikut:
Pada contoh grafik GBP/USD di atas, tampak center line berfungsi sebagai level support. Ketika indikator RSI break untuk kedua kalinya, harga beralih ke pergerakan downtrend.
Tip 3: Penggunaan parameter indikator RSI perlu disesuaikan dengan time frame trading.
Biasanya, parameter periode waktu default pada platform trading untuk hampir semua indikator tipe oscillator adalah 14, termasuk RSI. Berdasarkan pengalaman, periode 14 cocok untuk time frame Daily, tetapi kurang akurat untuk time frame trading yang lebih rendah.
Pembuat indikator RSI, Welles Wilder, juga menganjurkan untuk menggunakan periode 14 pada time frame Daily. Menurut Wilder, semakin kecil periode waktu pengukuran, maka akan semakin sensitif, sehingga menyulitkan pengamatan; sedangkan jika periode waktu semakin besar, maka akan semakin kurang sensitif, sehingga mempengaruhi akurasi pengukuran.
Jadi, apabila akan menggunakan indikator RSI pada time frame lebih rendah atau lebih tinggi dari Daily, sebaiknya tidak berdasarkan parameter default. Kalau begitu, bagaimana penyesuaiannya?
Pada dasarnya, semakin kecil setting periode, maka sinyal trading akan semakin sering dihasilkan. Trader Harian dengan time frame 1 jam ke bawah biasanya menggunakan RSI periode 9, sedangkan Scalper menggunakan periode 7. Sementara trader jangka menengah dan panjang menggunakan periode 14 atau 25.
Selain dengan tambahan ketiga tips ini, ada pula cara-cara alternatif penggunaan indikator RSI dengan dikombinasikan bersama indikator teknikal lainnya. Salah satunya adalah kombin
Simak dalam artikel Cara Lain Menggunakan Indikator RSI. Selain melalui komentar, Anda dapat mengikuti diskusi langsung dengan ahlinya pada forum tanya jawab berikut loh!
FAQ Tentang Trading Dengan Indikator RSI
Salah satu indikator ciptaan Welles Wilder yang populer dan dianggap cukup handal, Anda bisa mencobanya untuk trading. Agar lebih mudah memahaminya kembali, berikut adalah pertanyaan seputar trading menggunakna indikator RSI yang paling sering muncul.
Apa itu RSI?
Relative Strength Index (RSI) merupakan indikator oscillator yang digunakan untuk menentukan waktu entry dan exit market dengan dasar level overbought dan oversold, sekaligus mendeteksi kemungkinan trend reversal dari adanya divergensi pergerakan harga.
Bagaimana penggunaan RSI pada saat kondisi sedang trend kuat?
Level overbought dan oversold RSI menjadi tidak akurat lagi untuk dijadikan dasar entry. Maka, Anda membutuhkan indikator lain yang dapat melihat kekuatan trend, seperti MACD, Bollinger Bands, ataupun ADX.
Apa fungsi level 50 atau center line pada RSI?
Ketika RSI dapat menembus ke arah atas center line, maka itu adalah sinyal beli. Dan sebaliknya, kalau menembus center line ke arah bawah, maka itu adalah sinyal sell.
Bagaimana menyesuaikan time frame dengan periode RSI?
Untuk time frame daily, disarankan tetap menggunakan settingan default, yaitu periode 14. Apabila untuk day trader dengan time frame 1 jam ke bawah bisa menggunakan periode 9, sedangkan scalper disarankan periode 9. Sementara trader jangka panjang bisa menggunakan periode 25.
Apa fungsi periode pada RSI?
Semakin kecil periode yang digunakan, indikator RSI akan semakin sensitif hingga dapat menyulitkan pengamatan. Sebaliknya, bila periode RSI semakin besar, maka itu akan mempengaruhi akurasi karena kurang peka.