Artikel Kripto

Theo:

Siang juga bro..
Sy mau coba jawab pertanyaan kamu nih.

tapi seblmnya sy mau jelasin dulu nih tentang trading central. Sebenernya trading central merupakan sebuah tools yg menggabungkan analisis manusia dg teknologi Artificial Intelligence (AI). Fungsi tools itu salah satunya adalah utk memberikan analisis teknikal dan fundamental komprehensif dalam satu platform terintegrasi.

Atau bahasa yang lebih mudah, memberikan referensi trading berdasarkan indikator teknikal yg populer. Misalnya seperti RSI, Bollinger Bands, Moving Average, dsb. Selain itu tools ini jg bs memberikan informasi potensi pergerakan harga, dan menampilkan peluang2 trading scr berkala.

Jadi tools ini bs sngt mmbntu mempersingkat waktu utk menemukan sinyal trading dan bs mempermudah kamu saat bertransaksi. Tp kamu jg hrs ingat kalau tools ini juga memiliki kemampuan terbatas. Jadi sinyal2 trading yang dihasilkan dr tools ini juga tidak 100% akurat.

Nah utk memaksimalkan trading, selain menggunakan tools ini, dibutuhkan jg kemampuan trading para pengguna. Jd jgn cuma percaya 100% pada tools ini, tp kmu jg hrs mengasah kemampuanmu dlm trading.

Skli lg km hrs ingat bhw tools ini sifatnya hanya membantu dan bukan utk patokan. Kalo km terlalu berpegang dg tools ini maka nantinya km menjd bergantung dan pastinya skill trading kamu akan tumpul.

Itu aja bro penjelasan sy, klo ada kurangnya, mgkin yg lebih senior dan lbh pengalaman bs bantu2 nambahin. thx.

Stevan: Halo gan, ane jga smpt bingung klu fixed rate batasin keuntungan. trnyata klu fix rate itu bukan hnya berlaku di deposit tapi jg withdrawal. Jadi, dengan kata lain klu misalkan hari ini Rate $1 = Rp 15,100. Klu withdrawal $100 aja, maka rupiah yang didapat ya Rp 1.510.000,

Tapi kalau misalnya pake fixed rate, $1 = Rp 14,000 maka withdrawal $100 yang didapat cuma Rp 1.400.000, dengan kata lain kalau withdrawal maka trader ngerugi Rp110.000 trhdp rate yg sbnrnya.

Bayangin aja klu ad yg withdraw $1,000; maka selisih withdrawal buat hari ini aja udah Rp 1.100.000 lho. Nah ane rs ini lah pnybab mengapa fix rate batasin potensi keuntungan

Stevan: Klu mnrt gw justru fixed rate di MIFX menguntungkan buat trader pas withdraw, karna Rp 14.000 itu hampir setra ama floating rate yg pnya kemungknan turun lho.

Memang dibnding ama broker lain, dngn fixed rate 4.000 agak jauh tetpai klu diitung pas withdraw, lbh menguntngkan MIFX soalnya rate bisa RP 14 rb sdngkan yang lain cma twrin fix rate dengan rentang harga Rp 10 rban hingga 12 rban.

Klu mengenai deposit, jelas fix rate MIFX kalah. Tpi dri sisi withdraw, MIFX unggul. Dan mnrt gw jsutru fixed rate tinggi lbh mngntungkan krna selain slisih sedikit ama floating rate tapi bagusnya adalah bsk dan strsnya, fix rate ga bakalan brbh

Fahri:

News release atau rilis berita cukup berpengaruh dg floating spread, karena rilis berita bs mempengaruhi sentimen pasar dg cepat, terutama rilis brta yg berkaitan dg keadaan ekonomi suatu negara. Terutama negara yg mata uangnya diperdagangkan di pasar forex.

Beberapa rilis brta yg sangat berpengaruh thd pasar antr lain: laporan jmlh pengangguran, perubahan bunga bank sentral, bahkan rilis ttg Gross Domestic Product (GDP), apalagi berita ttg kondisi pasar mata uang.

Jd berita ttg ekonomi suatu negara bs membuat pasar forex menjadi tdk pasti. Harga bs mengalami fluktuasi dg ketat. Ktka pasar tdk stabil scr otomatis spread jg tdk stabil, apalagi floating spread yg selalu mengalami perubahan.

Biasanya rilis brta berdampak tinggi jg diikuti dg volatilitas. Kondisi tsb sbnrnya bs dimanfaatkan oleh sebagian besar trader forex yg sdh berpengalaman utk mendpt keuntungan yg besar dlm waktu singkat, bahkan bisa mencapai ratusan pips dlm satu jam saja.

Tapi tentunya keuntungan yg besar jg diikuti dg resiko kerugian yg tinggi juga. Apalagi utk trader yg blm berpengalaman. Salah langkah sedikit bs membuat akun trading terkena margin call.

Kenapa bs terjadi margin call? Krna kebiasaan yg tdk bs ditahan oleh sebagian trader adalah krg bs mengendalikan emosi. Biasanya hal itu dipicu oleh kepanikan trader ketika salah satu posisi mengalami floating minus atau melihat kerugian yg mereka dptkan.

Krna emosi, biasanya para trader yg emosi bukannya membatasi kerugian, tapi malah membuka beberapa posisi baru dg tujuan utk menutup kerugian mereka. Shg mereka over trading dan akunnya mengalami margin call.

Selain itu ada dampak lain saat kamu trading ketika rilis berita, yaitu over leverage, dan ini jg biasa terjadi pd trader pemula. Karena mereka sering tergiur oleh iming2 keuntungan yg tinggi saat menggunakan leverage besar. Padahal leverage besar berbanding lurus atau setara dg resiko kerugiannya.

Jd bagi para trader terutama pemula, sebisa mungkin menghindari trading saat rilis berita. Jgnkan pemula, trader yg udh pengalaman aja bs mengalami kerugian besar saat trader di waktu tsb. Oke smga penjelasan gw bs membantu, klo ada kesalahan harap maklum yaa boss, tks.

Fahri:

Siang all..
Sy cm mau nambahin dikit aja nih, smg bs manfaat terutama bg trader2 baru.

Jd gini, selain over trading dan over leverage, risiko bertrader saat rilis berita jg bs menyebabkan slippage. Slippage merupakan keadaan ketika harga mengalami pergeseran setelah market order, baik itu buy atau sell tereksekusi.

Biasanya setelah kamu buka posisi, harga aktual akan bergeser bbrp pips dr hrg yg terlihat di layar (price quote). Slippage bs bergerak dua arah, bisa positif, bs juga negatif.

Slippage positif berarti hrg bergeser searah dg posisi km. Sdgkan slippage negatif artinya hrg bergeser berlawanan dg posisi kamu, atau bergeser minus beberapa pips dr posisi kamu saat ini.

Ketika slippage positif, kamu bs mendapatkan keuntungan. Tapi ketika slippage negatif sudah pasti kerugian yg km dapatkan. Contohnya gini, saat kamu membuka posisi, harga EUR/USD berada di level 1.16545 (bid)/1.16550 (ask). Tp stlah posisi buy dibuka, hrg tereksekusi di level 1.16500. Artinya posisi mengalami slippage negatif sebesar 5 pips.

Jd ketika kamu membuka posisi tp ternyata pasar bergerak berlawanan arah saat rilis berita, maka sudah pasti km akan mengalami kerugian. Memang ada sebagian yg mendapatkan slippage positif, tp bnyak jg yg negatif.

Jd sy hny ingatkan kembali utk bs berhati2 trading saat rilis brita, terutama di broker yg menggunakan floating spread. Mksh all…

Febrianto: Ini saya kutip dari UU No 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Payung hukum yang mengatur tentang perlindungan uang nasabah pada perdagangan berjangka di Indonesia tentang Lembaga Penjamin Simpanan.

Undang-Undang ini menetapkan bahwa LPS memberikan jaminan simpanan dalam bentuk penggantian atas simpanan nasabah yang terkena risiko gagal bayar oleh bank, lembaga pembiayaan, atau lembaga jasa keuangan lainnya, termasuk broker yang terdaftar di BAPPEBTI.

LPS akan mengganti kerugian nasabah dengan batas maksimum sebesar Rp2 miliar per nasabah, termasuk bunga dan/atau keuntungan yang belum dibayarkan. Namun, penggantian kerugian hanya diberikan pada nasabah yang terdaftar secara resmi dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh LPS.

Selain itu, terdapat juga beberapa payung hukum lain yang mengatur mengenai tindakan penyelesaian klaim oleh LPS, antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan UU No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan, Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/25/PBI/2012 tentang Perlindungan Pemegang Rekening Bank Umum Syariah dan Penyelesaian Klaim oleh Lembaga Penjamin Simpanan, serta Peraturan BAPPEBTI Nomor 1 Tahun 2019 tentang Perlindungan Dana Nasabah dan Penyelesaian Sengketa pada Anggota Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka.

Mohon maaf agak panjang. Karena saya kira lebih lengkap lebih baik ya agar bisa memberikan gambaran bahwa Finex dan BAPPEBTI itu memberikan payung hukum yang jelas

Bntu jawab ya kak. Ga pasti sih klu urusan gaya trading ato trading mereka kyk gimana karena yg psti dari keempat gaya trading itu dah pasti salah satu yg mereka pakai. Makanya ada istilah pro scalper jga kan. Jadi ini murni tergantung dri trader nya apakah scalping, day trading, swing ato position. (baca : Strategi Trading Sesuai Kepribadian)

Intinya, trader pro cenderung make strategi trading yang lebih kompleks dan ngandalin analisis teknikal dan fundamental yg lebih mendalam. Mereka biasanya juga memiliki manajemen risiko yang lebih baik, dan lebih memperhatikan faktor seperti volatilitas pasar, likuiditas, dan faktor ekonomi lainnya. Dna pling pasti, mreka biasanya full time trader.