Ada banyak strategi trading Bitcoin yang bisa Anda coba untuk menambah pundi-pundi keuntungan. Salah satunya adalah strategi dari perintis Indodax berikut ini.
Trading Bitcoin menjadi satu hal yang menarik untuk dipelajari selain forex. Hal ini bermula pada tahun 2017 lalu, ketika nilai Bitcoin nyaris menembus 300 juta Rupiah, sehingga banyak orang menjadi kaya mendadak kala itu. Demi mengikuti jejak kesuksesan mereka, orang-orang dari berbagai kalangan mulai melirik trading Bitcoin di exchanger, salah satunya di Indodax. Namun, sudahkah Anda paham tentang strategi trading Bitcoin?
Trading Bitcoin lebih mirip dengan jual beli online untuk mendapat keuntungan dari selisih harga; ada istilah Sell dan Buy. Buy berarti trader membeli barang berupa Bitcoin, sementara Sell berarti trader menjual barang berupa Bitcoin. Dalam Bitcoin, tidak ada istilah Margin Call sebagaimana dalam
, serta tingkat kesulitannya jauh lebih mudah ketimbang forex.Berikut ini tiga strategi trading Bitcoin yang dibagikan oleh perintis Indodax, Oscar Darmawan. Bagi Anda yang ingin sukses seperti dia, sebaiknya ikuti kiat-kiatnya ini ya!
Teknik Trading Bitcoin Di Berbagai Kondisi Market
Saat trading Bitcoin, trader harus memiliki tujuan yang jelas. Sebab, sering ditemukan pemula -terutama Bitcoiner idealis- mengalami kesulitan dalam menentukan target tradingnya; apakah untuk mengumpulkan Bitcoin atau meraup profit dalam bentuk Rupiah.
Jika sudah memutuskan untuk menjadi trader Bitcoin, sebaiknya kubur jiwa idealis Anda. Ingat, tujuan utama adalah mengumpulkan keuntungan Rupiah dari selisih harga Buy dan Sell, bukan mengumpulkan barang berupa Bitcoin.
Pada dasarnya, ketika Anda memegang Bitcoin, artinya ada barang yang harus segera dijual. Sementara ketika Anda memegang Rupiah, artinya harus mencari posisi terbaik untuk membeli Bitcoin.
Perlu Anda ketahui, setiap kondisi pasar yang berbeda memiliki strategi trading Bitcoin yang berbeda pula. Agar lebih jelas, simak ulasan berikut ini.
1. Teknik Trading Bitcoin Saat Market Positif
Kondisi market super positif berarti ada kecenderungan harga Bitcoin akan terus naik sepanjang hari. Misalnya pagi ini harga Bitcoin adalah Rp3,500,000. Beberapa jam kemudian, harganya mencapai Rp3,700,000, berikutnya Rp4,000,000, dan seterusnya.
Pada kondisi pasar yang seperti ini, trading Bitcoin akan jadi lebih mudah. Sebab, Anda hanya perlu membeli Bitcoin ketika harganya murah, kemudian menjualnya saat harga sedikit lebih tinggi dari harga beli. Ketika harga sudah mencapai level jenuhnya (overbought), saat itulah Anda bisa exit dari market dan menikmati profit yang sudah terkumpul sebelumnya. Ingat, jangan serakah dalam menentukan target profit meski kondisi market cenderung naik ya!
(Baca Juga: Waktu Yang Tepat Untuk Trading Bitcoin)
2. Teknik Trading Bitcoin Saat Market Negatif
Kondisi inilah yang paling ditakutkan oleh trader Bitcoin. Pasalnya, harga cenderung semakin turun dari waktu ke waktu. Katakanlah pagi ini harganya Rp4,000,000. Beberapa jam kemudian harganya menjadi Rp3,900,000, lalu turun lagi ke angka Rp3,800,000, dan seterusnya. Apa yang harus dilakukan? Untuk lebih jelasnya, pahami studi kasus di bawah ini.
Anton memiliki saldo 3 BTC yang dibeli di harga Rp4,300,000. Namun, saat ini harganya menjadi Rp4,200,000. Jika Anton memaksa menjualnya, maka akan rugi Rp300,000. Namun, Anton memprediksi harga akan cenderung turun sampai Rp3,900,000. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk menjualnya di harga Rp4,200,000 dan mendapatkan cash sebesar Rp12,600,000.
Uang tersebut lantas digunakan untuk membeli Bitcoin di harga Rp4,000,000, sehingga Anton memiliki 3.15 BTC sekarang. Esoknya, harga kembali naik mencapai Rp4,200,000, dimana harga penjualan 3.15 BTC bernilai Rp13,230,000. Artinya, Anton mendapatkan profit senilai Rp630,000.
Dengan mempelajari strategi trading Bitcoin yang tepat, bahkan kondisi pasar super negatif sekalipun bisa menghasilkan untung.
3. Teknik Trading Bitcoin Saat Market Stagnan
Kondisi pasar stagnan artinya keadaan pasar Bitcoin seolah tidak ada perubahan. Kondisi ini umumnya bisa membuat para investor dan trader Bitcoin bosan, bahkan malas bertrading. Kendati demikian, kondisi stagnan masih bisa dimanfaatkan untuk ambil keuntungan.
Anda bisa melakukan trading dengan strategi Scalping, yakni perdagangan Bitcoin jangka pendek dengan frekuensi sering dan target penjualan kecil.
Pergerakan harga saat kondisi pasar stagnan sebetulnya mudah diprediksi. Kuncinya, pasang harga beli di Low, lalu jual saat harga naik sedikit. Di sinilah profit bisa Anda kantongi.
Kondisi Market Bitcoin di Indonesia
Pasar Bitcoin di Indonesia bisa dibilang "follower" karena trader-nya enggan rugi dan takut mengambil risiko. Mereka cenderung melihat harga luar terlebih dahulu, sehingga bisa memanfaatkan harga internasional di ticker. Dengan demikian, Anda juga bisa memantau harga dengan mudah.
Harga Bitcoin di Indonesia jarang berada di bawah pasar Rusia karena pasarnya positif dengan supply terbatas. Sebaliknya, harga Bitcoin di Indonesia cenderung jarang di atas harga Bitcoin Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa. Hal ini karena masyarakat Indonesia belum terlalu spekulatif dan aktif seperti trader di negara-negara tersebut. Jadi saat pasar Indonesia berada di atas harga rata-rata pasar Bitcoin, maka bisa diestimasikan bahwa harga Bitcoin di Indonesia akan menurun atau jatuh.
Kesimpulan
Seperti halnya forex, cryptocurrency bukanlah hal yang pasti. Meskipun sudah paham terhadap strategi trading Bitcoin, masih ada parameter lain yang harus Anda pertimbangkan. Jangan lupa pula untuk pelajari teknik trading cryptocurrency yang menguntungkan dari pakar lain guna membantu Anda membuat keputusan selama trading.