AUD/USD: Penembusan di bawah level 0.6500 bisa sebabkan pelemahan yang lebih dalam, data AS menjadi fokus, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling turun di tengah ketidakpastian jelang keputusan kebijakan the Fed, 1 hari, #Forex Fundamental   |   Politburo Tiongkok: Akan menerapkan kebijakan moneter yang hati-hati dan kebijakan fiskal yang proaktif, 1 hari, #Forex Fundamental   |   EUR/GBP membukukan kenaikan moderat di atas level 0.8500 menyusul data penjualan ritel Jerman, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) tahun ini mengalokasikan belanja modal atau capex sebesar Rp 50 miliar hingga Rp 75 miliar tahun ini, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Mitra Pack Tbk (PTMP) tahun ini akan mengalokasikan anggaran belanja modal atau capex sebesar 10% dari laba bersih yang mereka dapat sepanjang tahun 2023 lalu. , 1 hari, #Saham Indonesia   |   Top gainers LQ45 pagi ini adalah: PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) 9.85%, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) 5.79%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 2.73%, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di awal perdagangan hari ini, naik 0.53% ke 7,193, 1 hari, #Saham Indonesia

Minyak Brent Turun, WTI Naik Karena Penutupan Pipa Keystone

Crypholic 12 Dec 2022
Dibaca Normal 2 Menit
bisnis > minyak > berita >   #brent   #minyak   #wti
Harga minyak cenderung beragam karena 3 sentimen yang cukup mempengaruhi aksi pelaku pasar, yakni sanksi Rusia, pasokan minyak AS, dan prospek permintaan minyak China.

Pada perdagangan hari Senin (12/Desember), Brent Oil melemah 0.18 persen di kisaran $76.49 per barel. Sementara itu, WTI Oil justru menguat 0.13 persen di level $71.56 per barel. Kondisi tak wajar dalam harga minyak ini mengindikasikan ketidakpastian pasar yang tengah dipengaruhi oleh beberapa sentimen sekaligus.

Harga minyak beragam

Pertama-tama, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa pihaknya akan memangkas produksi secara besar-besaran sebagai bentuk balasan atas sanksi yang dikenakan Eropa. Ia mengancam mengancam tidak akan menjual minyak pada negara manapun yang mendukung penetapan sanksi tersebut.

Menteri Energi Arab Saudi mengatakan bahwa dampak sanksi Eropa terhadap minyak Rusia belum menunjukkan hasil dan penerapannya dinilai belum jelas. Sependapat, analis ANZ menuturkan jika manuver Uni Eropa untuk memblokade minyak Rusia hanya akan berdampak terbatas terhadap pasar global.

Sentimen kedua datang dari kabar penutupan pipa minyak Keystone yang menghubungkan Alberta, Kanada, dengan pusat penyulingan minyak di Midwest dan pantai barat AS. Penutupan jalur minyak ini dipicu oleh kebocoran pipa yang mendorong otoritas setempat menghentikan operasional untuk sementara waktu. Jalur pipa Keystone dinilai cukup berpengaruh terhadap pasokan domestik AS karena mengalirkan sekitar 622,000 barel minyak per hari.

Sementara itu, sentimen ketiga yang mempengaruhi pergerakan pasar minyak saat ini datang dari China. Setelah mendapat berbagai penolakan masyarakat dan terjadi aksi unjuk rasa di beberapa kota, pemerintah China memutuskan untuk melonggarkan kebijakan Zero-COVID pada pekan lalu. Meski demikian, jalanan ibukota Beijing masih sepi dan aktivitas bisnis belum kembali seperti sedia kala.

"Harga minyak bergerak lebih tinggi pada pembukaan perdagangan awal pekan karena didukung oleh kabar penutupan pipa minyak Keystone. Pasar juga khawatir terhadap sepak terjang yang akan dilakukan Rusia untuk membalas sanksi Barat pada ekspor minyaknya. Di samping itu, pelonggaran pembatasan China ikut menjadi katalis penggerak harga minyak," kata Edward Moya, analis pasar OANDA dalam sebuah catatan.

Terkait Lainnya
 

Kirim Komentar Baru