Yen Jepang turun setelah tidak ada perubahan dari BoJ, fokusnya bergeser ke inflasi PCE As, 2 hari, #Forex Fundamental   |   USD/CAD melemah mendekati 1.3650 karena harga minyak mentah yang lebih tinggi, PCE AS dipantau, 2 hari, #Forex Teknikal   |   Inflasi PCE inti As akan tunjukkan tekanan harga kuat karena pasar tunda prediksi penurunan suku bunga the Fed, 2 hari, #Forex Fundamental   |   EUR/USD siperdagangkan dengan bias negatif, di atas level 1.0700 karena para pedagang menunggu indeks harga PCE AS, 2 hari, #Forex Teknikal   |   PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) akan membagikan dividen senilai Rp2.5 miliar dari laba tahun buku 2023, 2 hari, #Saham Indonesia   |   PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mengalami penurunan kinerja keuangan pada kuartal I/2024, pendapatannya berkurang 10.49% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Top losers LQ45 terdiri dari: PT Mitra Pack Tbk (PTMP) -4.20%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) -2.90%, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) -2.60%, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di awal perdagangan hari ini, turun 0.49% ke 7,120, 2 hari, #Saham Indonesia

Minyak Melonjak Setelah OPEC Putuskan Pangkas Produksi

Crypholic 3 Apr 2023
Dibaca Normal 2 Menit
forex > berita >   #minyak   #opec   #outlook
Harga minyak naik setelah OPEC mengumumkan akan memotong produksi harian mereka. Langkah ini diambil setelah minyak terdampak krisis perbankan.

Harga minyak melonjak pada Senin (03/April) setelah OPEC sepakat akan memotong produksi harian minyak mereka. Pada saat berita ini ditulis, Brent Oil diketahui melonjak 6.2% pada kisaran $84.19 per barel, sedangkan harga minyak mentah AS berada pada $80.40-an per barel atau menguat 6.3% secara harian.

OPEC Kembali Pangkas Output, Harga Minyak Menguat Tajam

Pada hari Minggu (02/April) kemarin, Organisasi Negara Produsen Minyak bersama mitra atau dikenal sebagai OPEC+ sepakat untuk memotong produksi minyak sebanyak 1.6 juta barel per hari (bph). Kabar ini cukup mengejutkan karena pasar sebelumnya mengekspektasikan tidak ada perubahan kebijakan produksi pada pertemuan OPEC bulan ini.

Dengan pemotongan mencapai 1.6 juta bph, OPEC+ sudah mengurangi total output sebanyak 3.66 juta bph. langkah ini adalah kelanjutan dari memangkas produksi sebanyak 2 juta bph bulan Oktober 2022. Kenaikan harga minyak semakin solid mengingat Rusia juga akan melanjutkan pemotongan produksi 500,000 bph dalam waktu dekat.

Beberapa analis berpendapat bahwa keputusan ini diambil sebagai respon setelah harga minyak turun ke level terendah 15 bulan akibat krisis perbankan di AS dan Eropa. Krisis ini memicu kekhawatiran akan risiko ekonomi dan penurunan permintaan minyak.

Pengurangan output harian dilakukan OPEC membuat perubahan bersar terhadap outlook harga minyak tahun ini. Bank terkemuka AS, Goldman Sachs memperkirakan proyeksi harga minyak Brent berada di kisaran $95 per barel di akhir tahun mendatang atau naik $5 dari outlook sebelumnya.

 

Langkah OPEC Dikritik Gedung Putih

Langkah OPEC memangkas produksi mendapat respon negatif dari pemerintahan AS. Menurut Presiden Biden, pengurangan produksi yang dilakukan OPEC sangat tidak disarankan di tengah inflasi yang masih tinggi saat ini. Perlu diketahui, pemerintahan Biden sejak akhir 2022 telah melepaskan cadangan minyak strategis AS sebanyak 100 juta barel dalam upaya menekan harga minyak agar inflasi konsumen dapat terkendali.

Terkait Lainnya
Kategori Terkait
 

Kirim Komentar Baru