App

Pak @James, untuk saat ini baik GKInvest maupun Asiatrades Futures hanya memiliki akun demo dan akun live saja dimana akun live hanya ada 1 saja. Untuk leverage-nya sendiri sama-sama 1:100, dan sementara untuk trading hanya tersedia di Metatrader saja. Untuk perbedaan dan penjelasan lebih lengkap bisa dibaca disini :

GKINVEST

ASIATRADE

Review broker asia trade

Bambang: Untuk izin lain selain Bappebti memang harus ada gan di broker. Jadi gini, untuk urusan regulasi (kebijakan, legal, dan aturan) memang dibawah Bappebti. Jadi ibarat Bappebti itu kasih izin usaha dan mengawasi para broker.

BBJ (Bursa Berjangka Jakarta) dan KBDI (Bursa Komidi Derivatif Indonesia) adalah tempat untuk melakukan transaksi jual beli kontrak derivatif atau tempat untuk melakukan transaksi seperti Forex, trading logam, dll yang bersifat CFD (Kontrak derivatif). Ibarat bursa saham lah kalau di saham.

Untuk KBI itu adalah pelaksana kliring dan penjaminan penyelesaian atas transaksi yang terjadi di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) serta transaksi-transaksi yang terjadi di luar bursa yang dilakukan oleh anggota-anggotanya. (lebih lengkap baca disini : Kliring Berjangka Indonesia)

sedangkan ICH Juga memiliki fungsi yang sama seperti KBI yakni badan usaha yang membantu dan menjamin penyelesaian transaksi perdagangan berjangka di Bursa Berjangka sesuai dengan amanat Undang-Undang tentang Perdagangan Berjangka Komoditi.

Apakah selain Monex, broker lain juga ada? Ya, selama teregulasi oleh Bappebti, maka wajib untuk broker menjadi anggota badan pengawas tersebut.

Wahyu: Bantu jwab ya gan. Metatrader 4 sendiri sbnnrnya ada kok versi mobilenyaa tpi untuk versi iOS, rumornya sih di banned krna Metatrader itu asalnya dari Rusia dan krna lagi embargo ama US jadi iOS Store itu ga ada Metatrader. Tpi ga tw ya kalu iOS disini apakah ada ato ga.

Nah, klu trader di Android masih aman, karna ga penagruh ama embargo US ke Russia. Cuma klu emang ke banned sihh, ga tau trading dimana sihh soalnya Finex sndiri cma bsa trading di Metatradr 4 aja, sndngkan aplikasi FInex cuma bisa dipakai untuk pengaturan akun trading aja sprti pembukaan akun baru ama deposit withdraw. Selengkapnya nih tentnag Finex mobile bisa baca disini untuk dapatin info lengkapnya : Review Mobile Aplikasi Finex

Cahaya: Bantu jawab yaa, mengenai nomor izin dari Bappebti bila perusahaan pialang atau broker berganti nama maka ga perlu diubah nomor izinnyaa tetapi dalam keterangan Nama brokernya akan terdaftar atau tertulis semua nama broker sebelum diganti dan sesudah diganti. Nahh di JavaFX sendiri krna sebelumnya bernama PT Penata Art dan HIG Internasional Berjangka, maka keterangan nama broker di Bappebti akan berganti menjadi Pt. Java Global Futures d/h PT HIG Internasional Berjangka d/h PT. Penata Art dengan nomor izin yang sama. Selengkapnya saya tampilkan screenshot izin JavaFX dari website Bappebti :

Mengenai izin dari beberapa pemnberi izin, memang diperlukan oleh broker agar bisa mengakses beberapa instrumen perdagangan seperti komoditi, dan jga izin utk membuka perdagangan Forex jga karena Bappebti hanya bertugas mengawasi dan melegalkan broker. Saya listkan yaa fungsi dari 4 badan izin lainnya :

• Izin dari Bursa Berjangka Jakarta dibutuhkan jika perusahaan ingin melakukan perdagangan berjangka di bursa ini.
• Kliring Berjangka Indonesia dibutuhkan untuk menyelesaikan transaksi perdagangan berjangka di Indonesia melalui kliring.
• Jika perusahaan ingin melakukan perdagangan berjangka komoditi seperti emas, minyak, dan produk-produk agrikultur, maka mereka harus memperoleh izin dari Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX)
• jika perusahaan ingin menyelesaikan transaksi perdagangan berjangka melalui Indonesia Clearing House (ICH), maka mereka harus memperoleh izin dari lembaga kliring tersebut.

Dari beberapa izin tersebut bisa dikatakan JavaFX bukan hanya teregulasi tetapi dari semua instrument dan proses trading disana sudah diawasi sehingga broker ini sangat aman!

Dalam perihal PT emang perlu ada laporan perubahan nama karena PT itu badan usaha yang ada hukumnya. Cuma setau gue jika MRG Mega Berjangka mengganti namanya dari Askap Futures, maka kemungkinan mereka juga telah mengajukan perubahan dokumen dan perizinan yang diperlukan kepada BAPPEBTI sebagai regulator. Dengan kata lain sudah melapor dan perihal ini, nomor registrasi yang dimiliki oleh MRG Mega Berjangka di BAPPEBTI tidak terjadi perubahan alias sama dengan nomor registrasi Askap Futures, asalkan perusahaan tersebut telah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Dan bila mau, biasanya dalam nomor registrasi broker yang ada di wwbsite BAPPEBTI itu memuat nomor izin sekaligus nama broker itu sendiri. DAn bila terjadi perubahan nama broker maka dalam kolom nama broker di BAPPEBTI itu sendiri, akan ada tanda "/" sehingga menjadi MRG Mega Berjangka / ASkap Futures.

Izin jawab ya! Setau ane mah, yang pertama harus dilakukan ama si calon broker adalah membuat perusahaan atau PT dan memiliki modal yang cukup. Dikutip dari UU 32 tahun 1997 pasal 27 ayat (1), modal awal yang dimaksud adalah modal yang cukup untuk membiayai pendirian perusahaan, penyediaan gedung (wajib memiliki kantor fisik) dan peralatan didalamnya, penyiapan perangkat peraturan penyelesaian transaksi dan tata tertib Lembaga Kliring Berjangka serta sumber daya manusia yang cukup (server komputer, koneksi internet, infrastruktur teknologi dan SDM yang bsa menjalankannya).

SElanjutnya, broker wajib mendaftarkan diri ke beberapa badan seperti JFX dan KBI, dimana JFX itu Bursa Berjangka Jakarta, dan bila terdaftar, broker baru bisa menawarkan instrument2 seperti Forex, saham, komiditas dan Indeks. Dan KBI agar bisa menjalankn segregate akun. PErlu dicatat, dalam perusahaan broer, wajib bagi pengurusnya untuk tidak memiliki catatan kebangkrutan selama 5 tahun dan tidak boleh ada sediktoun catatan kriminal. Sehingga, buat teregulasi dngn step2 yang ada cukup panjang dan mngkn bsa makan waktu bertahun2 dan itu pun klu bisa langsung approve.

Wah, thanks for the responses. Pantesan aja ya, broker yang teregulasi cukup sedikit, dengan penerapan aturan yg lumayan ketat seperti itu, brrti ada penyaringan yang lumayn ketat dari pihak BAPPEBTI, dalam arti ternyata broker yang teregulasi itu ga kaleng2 baik secara modal, SDM, Infrastruktur, maupun regulasi.

Dan pantesan aja, broker2 kyk Maxco dan MRG Berjangka itu memiliki izin selain dari BAPPEBTI dmana Maxco bahkan teregulasi ama JFX dan jga ICDX serta ICH dan KBI, sedangkan MRG Berjangka juga memiliki lisesnsi dari JFX dan KBI juga. Berarti, it is not easy untuk teregulasi di Indonesia dan BAPPEBTI benar2 memastikan keamanan dari trader sihh klu gw bilang.

Once again, thank you banget buat jawabannya ya gan!