Pemula

Halo pak,

Beberapa broker Indonesia telah menyatakan diri bahwa eksekusi mereka STP (Straight to Process). Salah satu ciri yang bisa dikenali adalah dengan mencoba di akun demo terlebih dahulu, apakah broker-broker ini sering terjadi requote atau tidak. Untuk beberapa namanya, bisa disimak di halaman Review broker lokal.

Halo kak Geralt,

Terkait dengan Expert Advisor, saat ini HFX tidak menyediakan itu, melainkan hanya memperbolehkan penggunaannya yang dimiliki oleh para trader secara pribadi saja. Jadi, HFX tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh Expert Advisor.

Sebagai tambahan informasi, saat ini sudah tidak ada broker lokal yang menyediakan EA, tapi hanya memperbolehkan penggunaannya saja. Berikut ulasan lengkap broker lokal mana saja yang memperbolehkan penggunaan EA.

• Tips Menggunakan EA Di Broker Lokal yang Perlu Anda Ketahui
• Kiat Memilih Broker Forex Terbaik Berdasarkan EA

Mohon maaf nih itu bukan strategi tpi emang suatu keadaan yg maksa elo buat tutup smua posisi trading krna margin elo udah capai batas ato udah ngelebihin batas kerugian alias margin call. Ada broker yg nerapin margin call = stop out, jdi begitu margin call yaa goodbye posisi yg kebuka. Tpi ada juga yg nerapin stop out beda ama margin call jdi ketika margin udah kritis, biasa akan ada pemberitahuan Margin call (MC). Nahh MC ini sebagai alarm klu harga berlawanan lbh jauh dri posisi maka ywd akan stop out. Sehingga cranya ya deposit lagi klu ga ya tutup beberapa posisi. Tpi paling oke ya nambah deposit agik.

N sekali lg ini sih bukan strategi ya. Krna strategi itu trader yg tentuin bukan broker.

Stop out level 10% itu maksudnya kalo modal kamu cuma sisa 10% dari total margin yang dibutuhkan buat ngelakuin trading, maka semua posisi trading yang lagi terbuka bakal diclose secara paksa sama sistem buat ngehindarin kerugian yang lebih gede lagi. Misalnya elo punya $100, maka modal tersisa ga boleh diangka $10 (10% dari modal awal), sederhananya kayak gitu.

Nah, kalo kamu pemula, saran gue sih cobain dulu trading dengan risiko yang kecil-kecil aja, jangan terlalu nekat. Misalnya, pake stop loss buat nentuin batas kerugian maksimal, jangan langsung main full lot di awal, dan pake money management yang bener-bener sesuai sama kemampuan finansial kamu.

Jujur aja, stop out level 10% bisa dibilang termasuk cukup beresiko sih. Ada beberapa broker yang menerapkan stop out diangka 40% ke atas sesuai dengan akun. Misalkn akun mini itu diterapin 50% dan akan berkurang di akun standard dan pro. Ada juga broker yg seperti GKInvest yang menerapkan stop out di level 10% utk tiap jenis akun yg dimiliki.

Kelemhanaya ya tadi, yakni uang akan benr2 tersisa 10% aja. Shngga kerugian maksimal bsa mencapai 90% dari modal yang disiapkan. Sedangkn dngn stop out misalkan 40% maka kerugian maksimal hanya di angka 60%

Cuma, kelebihannya adalah dalam trading, kita lbh bsa leluasa menahan floating loss lbh jauh shngga ksesmpatan utk profit lbh terbuka lebar dngn menahan loss hingga 80% dari modal. Keleluasaan ini jrng didapat di akun standard dan mini, tetapi di GKInvest bsa banget dinikmati fitur tsb. Ya, yang psti selain perhatikan stop out level, lebh baik perhatikan risk management dan trading plan agar trading bsa mendatangkan profit.

Yg jls scalper juga srng disebut sebagai short term trader. Artinya trader jenis ini nggak pernah menahan posisinya terlalu lama. Biasanya nggak ada yang lebih dari 1 hari. Bahkan dalam 1 hari bisa buka posisi beberapa kali, karna tiap posisinya udah profit biasanya langsung diclose tanpa mempertimbangkan potensi profit maksimalnya.

Scalping memang umumnya nggak memerlukan ukuran trading yg besar, jadi profit yg dikumpulkan pun nggak terlalu banyak. Bisa banyak kalo posisi trading yg dibuka juga makin banyak. Makanya ini juga beresiko. Tapi kalau dilakukan dengan manajemen resiko mungkin bisa mengurangi potensi kerugiannya.

Nah untuk masalah exit posisi dalam scalping, Itu tergantung dari money management Anda, yaitu berapa Dollar resiko yang Anda rencanakan per trade, dan berapa perbandingan profit yang Anda harapkan dengan resikonya, atau yang lazim disebut dengan risk/reward ratio.

Anda tidak bisa menjadi trade chaser (pemburu trade), bisa hancur account Anda karena tidak ada yang tahu dengan pasti kapan harga akan berbalik arah atau sampai sejauh mana harga akan bergerak sesuai dengan yang Anda harapkan. Yang bisa Anda lakukan adalah membatasi resiko dan mengharapkan profit yang wajar dengan menerapkan risk/reward ratio.

Trading Central itu memang keren banget, lho. Mereka adalah salah satu platform analisis teknikal yang populer di kalangan trader. Bukan cuma itu, mereka juga nggak main-main karena bisa dibilang canggih banget!

Cara kerja Trading Central itu pake algoritma dan matematika pintar buat menganalisis data pasar. Mereka bisa ngebaca pola harga historis, indikator teknikal, pergerakan pasar, dan berita fundamental. Terus, mereka jadiin semua itu laporan analisis yang lengkap dan detail banget buat kita, para trader.

Yang bikin Trading Central beda dari analisis lainnya adalah pendekatannya yang komprehensif. Mereka nggak cuma liat analisis teknikal, tapi juga ngikutin analisis fundamental. Jadi, kita bisa dapetin gambaran yang lebih lengkap tentang kondisi pasar dan sinyal trading yang potensial.

Jadi, Trading Central memang tergolong sebagai salah satu analisis paling canggih di dunia trading saat ini. Banyak trader, baik yang pemula maupun yang udah berpengalaman, mempercayai platform ini karena analisisnya yang mantap dan akurat. Tapi, tetep, setiap trader punya preferensi dan strategi tradingnya sendiri, jadi penting buat dicoba dan dievaluasi sendiri apakah Trading Central sesuai dengan gaya dan kebutuhan trading kita.