Yen Jepang turun setelah tidak ada perubahan dari BoJ, fokusnya bergeser ke inflasi PCE As, 1 hari, #Forex Fundamental | USD/CAD melemah mendekati 1.3650 karena harga minyak mentah yang lebih tinggi, PCE AS dipantau, 1 hari, #Forex Teknikal | Inflasi PCE inti As akan tunjukkan tekanan harga kuat karena pasar tunda prediksi penurunan suku bunga the Fed, 1 hari, #Forex Fundamental | EUR/USD siperdagangkan dengan bias negatif, di atas level 1.0700 karena para pedagang menunggu indeks harga PCE AS, 1 hari, #Forex Teknikal | PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) akan membagikan dividen senilai Rp2.5 miliar dari laba tahun buku 2023, 2 hari, #Saham Indonesia | PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mengalami penurunan kinerja keuangan pada kuartal I/2024, pendapatannya berkurang 10.49% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, 2 hari, #Saham Indonesia | Top losers LQ45 terdiri dari: PT Mitra Pack Tbk (PTMP) -4.20%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) -2.90%, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) -2.60%, 2 hari, #Saham Indonesia | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di awal perdagangan hari ini, turun 0.49% ke 7,120, 2 hari, #Saham Indonesia
Forum > Analisa Fundamental

Dampak Konflik Ukraina-Rusia Terhadap Forex

Maja | 22 Feb 2022 | 394

Apa dampaknya konflik Ukraina-Rusia terhadap market forex?

M Singgih | 22 Feb 2022

@ Maja:

Konflik geopolitik akan berakibat pada naiknya permintaan asset safe haven seperti US Dollar dan juga emas. Selain itu karena Russia adalah salah satu produsen minyak dunia, maka dikhawatirkan pasokan minyak akan terganggu sehingga harga komoditi minyak akan naik.

Maja | 23 Feb 2022

Berarti seperti saat ini ambil posisi di emas akan jauh menguntungkan ya pak?

Kalau USD akan menguat di semua pair kah?

M Singgih | 25 Feb 2022

@ Maja:

Untuk saat ini, ketika konflik geopolitik memanas, maka asset safe havens seperti emas akan lebih menguntungkan.

- Kalau USD akan menguat di semua pair kah?
Tergantung sentimen pasar dan pernyataan para pejabat pemerintahan dan bank sentral AS terhadap konflik geopolitik dimana AS ikut terlibat.

Maja | 1 Mar 2022

Apakah main di pair JPY bagus untuk saat ini pak? Katanya kan JPY kan salah satu pair save haven juga?

M Singgih | 2 Mar 2022

@ Maja: JPY memang termasuk dalam mata uang safe haven, tetapi dalam trading peluang untuk profit tidak hanya pada pair mata uang yang dianggap safe haven. Selama volatilitas dari suatu pair lumayan tinggi maka bisa ditradingkan. Mengenai apakah bisa profitable atau tidak, sepenuhnya tergantung dari sistem trading yang digunakan.

Fachrian | 21 Jun 2022

Apakah langkah AS menaikkan suku bunga saat ini juga dipengaruhi oleh konflik geopolitik yang terjadi?

Nikko Panjaitan | 8 Mar 2022

Apakah perang antara rusia dan ukraina akan berdampak bagi mata uang indonesia?

M Singgih | 9 Mar 2022

@ Nikko Panjaitan:

Perang Russia - Ukraina akan berdampak pada menguatnya mata uang safe haven yaitu USD dan JPY. Karena nilai tukar Rupiah (IDR) yang banyak diperdagangkan dikurs dalam USD, yaitu USD/IDR, maka nilai tukar Rupiah akan cenderung melemah.

Ananta | 22 Mar 2023

Nikko Panjaitan:

Ya, perang antara Rusia dan Ukraina bisa saja berdampak pada mata uang Indonesia.

Jika ditelisik lebih dalam efeknya ke Indonesia, perang antara Rusia dan Ukraina bisa mempengaruhi nilai tukar rupiah karena Indonesia memiliki ketergantungan pada impor minyak mentah dan gas bumi dari Rusia. Selain itu, perang dapat memicu volatilitas ekonomi dan politik di kawasan Eropa dan Asia, sehingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan waktu pembayaran utang luar negeri.

Tapi kita juga harus ingat kalau ada banyak faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang Indonesia, termasuk fundamental ekonomi, kondisi politik dan keamanan dalam negeri, dan kebijakan moneter dari bank sentral. Oleh karena itu, korelasi perang dan nilai mata uang lebih kepada bagaimana pasar menilai dan merespons berita tersebut.

Dian Faradillah | 6 Apr 2022

Bagaimana perkembangan kripto terkait sanksi ekonomi yang diberikan ke rusia?

Aisha | 8 Apr 2022

Kubu Barat membekukan kekayaan para oligarch Rusia, memblokir rekening dolar dan euro yang dimiliki oleh Rusia, serta membuat rubel nyaris tak bisa dipakai sama sekali dalam perdagangan internasional. Hal ini membuat banyak pihak mengira Rusia akan menggunakan mata uang kripto untuk menghindari sanksi dari Barat, misalnya dengan mengonversi kekayaan mereka menjadi kripto. Namun, prediksi tersebut sejauh ini belum terbukti.

Jika melihat grafik bitcoin sejak Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari 2022 sampai sekarang, hanya terjadi kenaikan tipis yang tidak signifikan pada kurs BTC/USD. Bahkan BTC/RUB mengalami penurunan sejak sanksi berat diberlakukan Barat atas Rusia pada Maret.

Lihat grafik BTC/USD ini:

Lihat juga grafik BTC/RUB berikut:

Mengapa begini? Ada beberapa alasan:

  • Bitcoin dan mata uang kripto lainnya bukan merupakan aset "safe haven", melainkan aset "high risk". Konsekuensinya, pelaku pasar lazimnya tidak mengincar kripto di tengah gejolak pasar.
  • Bank Sentral Rusia melarang penggunaan kripto sebagai alat pembayaran. Kementrian Keuangan Rusia pada bulan Februari lalu baru mengajukan proposal untuk mengatur penambangan, investasi, dan penggunaan mata uang kripto -dan undang-undang ini belum disahkan-.
  • Jual beli kripto dan mata uang nasional mana pun tetap harus melewati bursa (crypto exchange). Pihak bursa kripto tentunya perlu mengikuti aturan main Barat jika mereka tak ingin ikut diblokir. Perlu diketahui bahwa AS sering menahan pihak-pihak yang menentang sanksi mereka, termasuk terhadap negara-negara rival seperti Iran dan Rusia.
M Singgih | 22 Jun 2022

@ Fachrian:

Secara tidak langsung dipengaruhi. Alasan utama The Fed menaikkan suku bunga secara beruntun adalah karena inflasi yang melonjak tajam. Salah satu sebab kenaikan inflasi disebabkan oleh perang Rusia-Ukraina yang mengakibatkan terganggunya pasokan sehingga harga energi (terutama minyak) dan komoditas lainnya naik tajam.

Jindan | 10 Oct 2022

Apakah perah Rusia-Ukraina dapat menimbulkan resesi?

Aisha | 11 Oct 2022

Perang Rusia-Ukraina itu sendiri paling-paling mengakibatkan krisis di dalam negeri masing-masing. Sewajarnya, karena perang mengharuskan sumber daya negara dikerahkan untuk kebutuhan perang. Dalam masa itu, kebutuhan masyarakat tak lagi menjadi prioritas pemerintah, sehingga produktivitas berkurang, distribusi terhambat, minat belanja masyarakat pun berkurang. Jadilah, perlambatan ekonomi atau bahkan resesi.

Yang menyebabkan resesi global saat ini bukan hanya perang itu saja, melainkan gabungan dari banyak sekali faktor: mulai dari dampak jangka panjang pandemi dan lockdown, kebijakan moneter global yang terlalu lama longgar, krisis energi, dan masih banyak lagi.

Jonathan | 28 Jun 2023

Jindan: Sedikit bnyk bsa menyumbangkan faktor terjadinya resesi gan. Tapi ga 100% penyebabnya adalah perang Rusia Ukraina. Bnyk faktor penyebab resesi, seperti COVID-19 yg justru menyumbang persentase terbesar penyebab resesi. Mengapa demikian? Krna dampaknya meluas secara global, shngga hampir seluruh dunia saat itu terhenti perekonomiannya. Sedangkan perang Rusia Ukraina ibarat menambah kobaran api di situasi saat ini.

Akibatnya, permintaan konsumen bsa melemah yg kemudian berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi, penurunan produksi barang dan jasa, peningkatan pengangguran, dan penurunan aktivitas bisnis secara keseluruhan dan berlangsung terus menerus hingga akhirnya terjadi resesi

Akbar | 14 Oct 2022

Perang antara dua negara ini berkepanjangan ya kan gaes ya. Malah sampai sekarang. Menurutku, kalau ini terus-terusan, di tahun depan kita bakal menghadapi resesi gelap dan mengancam finansial. Takutnya akan terjadi krisis pangan. Kalau udah begini, kita bakal kebingungan untuk hidup. Kita benar-benar udah harus mempersiapkan pendapatan kita supaya nggak terpengaruh sama resesi global ini.

Tapi kok jadi bingung ya, perangkat finansial apa yang paling tepat dalam menghadapi resesi global ini? Tabungan konvensional di bank, emas, atau kripto? Terus, jika kita memiliki aset kripto, sebaiknya kita mempertahankannya atau kita justru sebaiknya menjualnya demi persiapan mengatasi resesi global?

Aisha | 18 Oct 2022

Dalam hal ini, perlu wawasan tentang aspek risiko dalam aset investasi, diversifikasi portofolio, sekaligus juga toleransi risiko masing-masing.

Dalam dunia investasi, aset yang terkenal paling berisiko adalah: kripto dan saham.

Sedangkan aset yang terkenal paling aman adalah: cash, emas, deposito dan obligasi.

Jadi, kalau terjadi gejolak ekonomi, maka yang keputusan paling aman adalah berinvestasi lebih banyak ke produk seperti obligasi, reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, emas. Di saat yang sama, kurangilah investasi kripto dan saham.

Tapi tentu saja, tidak lantas berarti bahwa semua kripto dan saham itu pasti negatif. Contohnya pada masa pandemi COVID dulu, semua saham anjlok tapi saham farmasi malah top.

Kuncinya di sini adalah diversifikasi portofolio sesuai dengan minat risiko masing-masing.

Umpamanya, seorang risk-taker mungkin biasanya mengalokasikan 80% investasi kripto dan 20% deposito. Menjelang resesi, sebaiknya cut loss saja sebagian besar kriptonya. Lalu, dana dari kripto itu diapakan?

Kalau mau cari aman yang benar-benar aman, simpan cash dulu atau simpan dalam reksa dana pasar uang. Kalau siap menanggung risiko, pindah saja dana dari kripto ke saham (yang risikonya lebih moderat).

Rangga | 7 Nov 2022

Mengapa disaat terjadi inflasi dan berujung ke resesi, US Dollar malah menguat dibandingkan negara lain? Begitu The Fed naikkin suku bunga langsung aja tuh rupiah dan mata uang lain melemah. Dan dengar-dengar bakal dinaikkan lagi tuh suku bunga The Fed untuk menahan laju inflasi negara mereka. Padahal ekonomi USA tidak baik baik saja lho. Yang mengherankan ya itu, kok bisa ya berdampak ke mata uang lain?

Aisha | 9 Nov 2022

Sepertinya mas Rangga ada banyak salah paham.

Pertama, kata siapa ekonomi AS tidak baik-baik saja? Kondisi ekonomi AS memang menurun pada saat ini, tetapi masih jauh lebih baik daripada banyak negara maju lain seperti Inggris dan Zona Euro. Ekonomi AS saat ini masih bertumbuh (meski kecil), sedangkan Inggris dan Euro sudah resesi.

Suku bunga AS juga lebih tinggi daripada mayoritas negara maju di dunia. Karena itu, investor yang ingin menanamkan modal pada negara maju akan lebih memilih AS daripada negara maju lain. Hasilnya, dolar AS menguat.

Kedua, status dolar AS dalam perekonomian global tidak bisa disamakan dengan mata uang lain. Dolar AS merupakan alat pembayaran utama dalam perdagangan dunia, sekaligus cadangan devisa valas utama di semua negara di dunia.

Umpama Eropa ingin impor minyak dari Arab, pakai uang apa? Dolar AS. Atau China ingin impor besi dari Australia, pakai uang apa? Dolar AS. Indonesia ingin bayar utang ke IMF pakai uang apa? Dolar AS. Dengan sendirinya, ketika kondisi ekonomi memburuk, pemerintah berbagai negara juga bakal memburu dolar AS agar mereka tetap bisa menjaga cadangan devisa dan keberlanjutan perdagangan internasional mereka.

Bank-bank sentral di negara manapun mungkin punya cadangan euro, cadangan yuan, dll, tetapi jumlahnya pasti jauh lebih kecil daripada dolar AS.

Rangga | 25 Nov 2022

Menanggapi tanggapan dari bu @Aisha, terima kasih bu karena saya sendiri agak bingung mengapa dollar US begitu kuat pengaruhnya terhadap mata uang lain.

seperti yang bu @Aisha bilang bahwa suku bunga AS tertinggi di dunia dan juga ekonomi AS lebih baik dibandingkan beberapa negara di dunia. Hal itu menjadikan salah satu kunci dollar AS tetap kuat.

Dan bu @Aisha juga mengatakan, maaf, bisa saya simpulkan sepertinya penggunaan dollar US sangat luas dan semua perdagangan internasional menggunakannya. Bahkan perdagangan minyak dll serta cadangan devisa negara memakai dollar US.

Apakah mungkin karena ketergantungan ini juga yang menyebabkan begitu sensitif/rentan mata uang negara lain terhadap penguatan dollar US? Dan bisakah terjadi apabila sebagian negara melepaskan ketergantungannya terhadap dollar US?

Dan satu pertanyaan lagi, kenapa bisa dollar US ini dijadikan sebagai mata uang ibaratnya mata uang dunia? Sedangkan nilainya tidak sebesar mata uang Kuwait ataupun Poundsterling?

Aisha | 1 Dec 2022

--->Apakah mungkin karena ketergantungan ini juga yang menyebabkan begitu sensitif/rentan mata uang negara lain terhadap penguatan dollar US? Dan bisakah terjadi apabila sebagian negara melepaskan ketergantungannya terhadap dollar US?

Perhatikan bahwa transaksi internasional itu selalu melibatkan lebih dari satu pihak. Jadi, Indonesia tidak bisa serta merta memutuskan sendiri "saya tidak mau pakai dolar lagi". Lha, kalau mitra ekspor/impor dan kreditur/debitur mancanegara cuma mau terima dolar AS??

Dua negara atau lebih dapat berunding sendiri untuk menyelesaikan transaksi secara langsung dalam mata uang masing-masing. Tetapi, perundingan seperti ini biasanya memiliki batasan seperti batas waktu atau nilai transaksi.

Indonesia juga sudah pernah menggalang perjanjian seperti ini dengan beberapa negara tertentu, antara lain China dan Australia. Namun, transaksi Indonesia dengan negara-negara lain akan tetap menggunakan dolar AS. Pada akhirnya, semua negara tetap butuh dolar AS.

--->kenapa bisa dollar US ini dijadikan sebagai mata uang ibaratnya mata uang dunia? Sedangkan nilainya tidak sebesar mata uang Kuwait ataupun Poundsterling?

Status suatu mata uang tidak berdasarkan pada kuat/lemahnya nilai tukar mata uang tersebut. Cuma orang awam yang mengira kurs yang tinggi berarti mata uangnya bagus.

Status suatu mata uang berbasis pada kepercayaan publik pada mata uang tersebut, serta kebutuhan publik pada mata uang tersebut. Dalam hal ini, dolar AS menang telak.

Amerika Serikat merupakan negara dengan perekonomian (GDP) terbesar di dunia. AS juga merupakan importir dan eksportir utama untuk banyak sekali komoditas di dunia. Semua negara di dunia pasti punya transaksi dengan AS, kecuali negara yang kena sanksi (diblokir) oleh AS sendiri.

Dalam situasi seperti itu, jelas sekali mereka tak akan mau kalau misalnya Indonesia membayar impor kedelai dengan mata uang Yuan, atau Jepang membayar impor minyak dengan mata uang Poundsterling. Lagi-lagi, pada akhirnya, sebagian besar negara di dunia tetap butuh dolar AS.

Sandy | 17 Apr 2023

Aku penasaran, dengan perang kedua negara ini udah mulai nyeret2 negara anggota NATO + Amerika, terus belum lagi perang yang dah setahun lebih ga selesai2 ini. Apakah terdapat pasangan mata uang yang secara khusus terpengaruh oleh ketegangan politik antara Ukraina dan Rusia? Dan ada ga pengaruhnya langsung ke pasar Forex? Atau justru dah biasa2 aja pasar Forexnya? Krna rasanya ga seperti dulu2 yang agak bergejolak pas lagi perang. Kliatannya baru2 ini pasar Forex berguncang sedikit aja akibat runtuhnya beberapa bank.

M Singgih | 25 Apr 2023

@ Sandy:

- … Apakah terdapat pasangan mata uang yang secara khusus terpengaruh oleh ketegangan politik antara Ukraina dan Rusia?

Ada, yaitu mata uang EUR dan GBP. Jadi yang terdampak bisa EUR/USD, EUR/GBP, EUR/JPY, GBP/USD, GBP/JPY dsb.

- … Dan ada ga pengaruhnya langsung ke pasar Forex?

Ada, dalam hal ini USD sebagai safe haven cenderung menguat.

- … Kliatannya baru2 ini pasar Forex berguncang sedikit aja akibat runtuhnya beberapa bank.

Ya, benar, tetapi bank yang kolaps (Silicon Valley Bank) tidak begitu besar, sehingga dampaknya ke USD hanya sebentar.

Aisha | 3 May 2023

Sandy:

Saat awal perang Rusia-Ukraina, ada enam mata uang yang paling terpengaruh: UAH, RUB, EUR, GBP, CHF, dan USD.

  • UAH (Hryvnia) adalah mata uangnya Ukraina, sedangkan RUB (Rubel) adalah mata uangnya Rusia. Jelas sekali kenapa dua mata uang ini terpengaruh.
  • EUR dan GBP adalah mata uangnya Euro dan Sterling, mewakili pihak sekutu yang berseberangan dengan Rusia tapi tidak berperang secara frontal.
  • CHF dan USD mewakili mata uang safe haven. Orang-orang kaya Rusia dan Ukraina banyak mengalihkan uang mereka ke dalam dua mata uang ini saat konflik merebak.

Seiring dengan berjalannya waktu, pasar sudah mulai menerima perang Rusia-Ukraina sebagai "kondisi default". Karenanya, efeknya di pasar forex juga berkurang. Yang bisa kita lihat saat ini, kabar-kabar seputar konflik cuma memengaruhi Rubel.

Why? Ada tiga alasan:

  • UAH sudah ambles sejak awal perang dan sampai sekarang masih tepar dekat level terendah. Nggak akan bangkit selama Rusia nggak mau damai.
  • Semua orang tahu NATO cuma bakal main retorika dan nggak akan beneran mengirim misil ke Rusia, sehingga dampak konflik pada EUR dan GBP juga sirna.
  • Sanksi global mewajibkan semua bank membekukan aset-aset Rusia di luar negeri, sehingga arus dana ke safe haven seperti CHF dan USD juga nihil.

Coba lihat grafik UAH/USD dan RUB/USD di bawah ini. Kelihatan sekali, hanya RUB/USD yang masih berfluktuasi, sedangkan UAH/USD sudah tewas sejak Juli 2022.

Kategori Forum
  • Terpopuler
  • Banyak Dibaca
  • Reply Terakhir
  • Terbaru
  • Investasi
  • Breakout
  • Leverage
  • Kurs Rupiah
  • Martingale
  • Bisnis
  • Broker Mancanegara