XAU/USD masih wait and see karena trader tunggu NFP AS, 9 jam lalu, #Emas Fundamental | EUR/JPY berada dalam tekanan jual di bawah harga 164.50, kondisi RSI yang oversold dipantau, 9 jam lalu, #Forex Teknikal | GBP/USD bergerak di atas level 1.2550, menguji batas atas channel, 9 jam lalu, #Forex Teknikal | EUR/USD naik mendekati level 1.0750 karena sentimen risiko kembali netral, 9 jam lalu, #Forex Teknikal | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada awal perdagangan Jumat (3/Mei), naik 0.4% ke 7,160, 16 jam lalu, #Saham Indonesia | PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp691.2 miliar per Maret 2023. , 16 jam lalu, #Saham Indonesia | PT Mitrabara Adiperdana Tbk. (MBAP) menganggarkan belanja modal dan investasi senilai $58 juta, 16 jam lalu, #Saham Indonesia | PT Sumber Sinergi Makmur Tbk. (IOTF) atau Fox Logger membidik peluang bisnis dari implementasi pembayaran tol tanpa sentuh berbasis Global Navigation Satellite System yang akan segera diterapkan di Indonesia, 16 jam lalu, #Saham Indonesia

Outlook Mingguan Pair Mayor 24-28 September 2018

Joe Poe 24 Sep 2018
Dibaca Normal 9 Menit
forex > analisa > #outlook #pair-mayor
Senin 24 September adalah tanggal dimulainya penerapan tarif impor AS terhadap China. Pekan ini juga akan diwarnai pengumuman suku bunga The Fed dan perkembangan Brexit.

Konflik Dagang AS-China Belum Usai

Presiden AS Donald Trump terus mengecam China beberapa hari setelah 'serangan' fase keduanya. Perang dagang tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Ia masih terus mengancam akan menerapkan fase selanjutnya. "Kini adalah waktu yang tepat untuk mengambil sikap terhadap China. AS tidak punya atau melihat adanya pilihan lain. Sudah terlalu lama menyaksikan China menyakiti AS," demikian ujar Trump.

China pun tidak tinggal diam. Setelah melancarkan serangan balasan keduanya, China berencana untuk melepas serangan berikutnya. Negeri Tirai Bambu tersebut menuntut AS membayar denda, dan membatalkan semua pembelian dari AS, serta memesan senjata dan peralatan perang tambahan dari Rusia. Hal tersebut sejatinya melanggar kesepakatan China dengan Amerika Serikat, sehingga Tiongkok akan menanggung konsekuensinya cepat atau lambat.

China juga sebelumnya telah mengikat kerjasama dengan Rusia untuk menggunakan mata uang masing-masing tanpa melalui USD sebagai mediatornya, alias memangkas Cross Currencies dengan kurs langsung yang mirip dengan kondisi Major Currencies lainnya. China dan Rusia berencana melakukannya dengan mata uang negara lain selain AS, serta tidak menempatkan AS lagi sebagai negara tujuan utama ekspor. Sudah jelas, China merealisasikan hal ini lebih awal untuk mengantisipasi efek perang dagang dengan Amerika Serikat.

Perang Dagang Akan Berefek Negatif Bagi AS

Kebijakan Trump jelas akan memberi tekanan berat kepada perusahaan-perusahaan Amerika Serikat, dan meningkatkan biaya yang secara tidak adil justru malah seperti menghukum perusahaan AS sendiri. Tidaklah mudah bagi perusahaan-perusahaan tersebut untuk mencari pemasok alternatif selain dari China dalam waktu dekat ini.

Jikapun bisa, hal itu pasti akan memakan waktu lama, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun ke depan. Bagaimanapun juga, perusahaan AS perlu mencari pemasok yang bisa memenuhi semua standar dan kriteria internasional, baik dari segi kualitas, harga, dan yang terpenting: ketepatan waktu pemenuhan pesanan dan pengirimannya.

Pada akhirnya, konsumen AS atau bahkan semua rakyat Negeri Paman Sam harus membayar mahal atas barang-barang yang mereka dibeli. Ujung-ujungnya, kondisi ekonomi AS akan porak-poranda.

Suku Bunga The Fed Dan Kebuntuan Brexit

The FED sudah santer diberitakan akan menaikkan acuan suku bunga acuan pada minggu terakhir bulan September ini. Menjelang pengumuman penting tersebut, EUR tampak terus menggeliat. Perlahan tapi pasti, mata uang tersebut terus bullish menghadapi kelemahan USD, GBP, juga JPY, dengan tingkat risiko masing-masing pair yang meningkat tajam.

Brexit malah menjadi semacam panggung sandiwara komedi, karena Inggris harus menelan pil pahit pada KTT Salzburg yang berakhir dengan ditolaknya Chequers Proposal besutan Theresa May. Pound pun menukik tajam pada hari Jumat malam kemarin, setelah seminggu sebelumnya mengalami kenaikan yang cukup berarti. Hal tersebut ditanggapi oleh PM May dengan pernyataan mengejutkan, yang diduga bertujuan untuk menenangkan dan mendapat dukungan dari para pendukung Brexit garis keras, sebelum Konferensi Partai Konservatif digelar.

Rangkuman Peristiwa Penting Minggu ini

  • Senin, 20:00: Pidato Presiden ECB, Mario Draghi
    Pernyataan penting Draghi tentang kebijakan moneter dan ekonomi Euro Zone akan dilontarkan tepat sebelum Pertemuan Komite Parlemen Eropa Bidang Ekonomi dan Moneter. Ia diperkirakan melanjutkan pernyataan kebijakan minggu kemarin yang tidak mengubah suku bunga, sehingga kemungkinan besar EUR/USD tetap tenang alias sideways menanggapi event ini.



  • Selasa, 12:35: Pidato Gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda
    Sebagai hasil pertemuannya dengan para pemimpin bisnis di Osaka, Kuroda akan memberikan pernyataan mengenai acuan suku bunga jangka pendek yang sangat berpengaruh pada kebijakan moneter dan perdagangan Jepang saat ini. Saya prediksi tidak akan terjadi banyak perubahan, mengingat situasi dan kondisi ekonomi Jepang yang cukup terjepit saat ini masih sangat tertekan oleh ketidakpastian hubungan AS-China.



  • Selasa, 21:00: Indeks Kepercayaan Konsumen AS Versi Conference Board
    Pencapaian cukup tinggi terjadi pada bulan Agustus, yaitu 133.4, yang juga merupakan level tertinggi sejak November 2000. Hal ini tentunya menarik perhatian Presiden Donald Trump juga. Namun, bisakah kepercayaan konsumen terus melaju lebih tinggi? Sentimen konsumen berkorelasi ketat dengan Tingkat Konsumsi. Ekspektasi untuk data ini terpatok jatuh ke angka 132.2. Kita lihat nanti angka aktualnya.



  • Rabu, 21:00: US New Home Sales
    AS akan mengumandangkan data penjualan rumah baru. Pada bulan Juli, New Home Sales cukup mengecewakan dilihat dari angka tahunanny. Hal serupa kemungkinan besar akan terjadi kembali pada Agustus ini, dengan perkiraan adanya peningkatan tipis di 630k.



  • Rabu, 21:30: US Crude Oil Inventories
    Walaupun terjadi lonjakan cukup bagus minggu kemarin, minggu ini dapat diperkirakan bahwa persediaan cadangan minyak AS akan meningkat banyak dan bisa mengangkat semangat USD untuk lebih bullish terhadap mata uang lain, Hal ini akan banyak berpengaruh pada pergerakan USD.



  • Kamis, 01:00: US FOMC Economic Projection, Statement, dan Federal Funds Rate, 01:30: FOMC Press Conference
    Peristiwa besar minggu ini adalah konferensi pers yang diketuai oleh Jerome Powell. The Fed akan menaikkan suku bunga setelah rilis beberapa data terakhir yang sebagian besar positif. Namun, apa yang mendasari kebijaan Powell tersebut? Jika menerapkan kebijakan ketat, maka The Fed akan menetapkan suku bunga di atas tingkat inflasi saat ini, yang juga telah diindikasikan oleh Lael Brainard belakangan ini.

    Dengan kuatnya data Average Earning dan mengecewakannya data Core CPI, The Fed kemungkinan besar tidak akan mengubah pendiriannya minimal dalam waktu dekat ini. Mereka memerlukan lebih banyak data guna memerinci proyeksi acuan suku bunga atas dasar data inflasi, pertumbuhan, dan pekerjaan yang ada, serta memilah banyak detail akibat dari kebijakan Trump baru-baru ini.



  • Kamis, 19:30: US Final GDP
    Dalam rilis kedua GDP AS untuk kuartal kedya 2018, perekonomian AS melaju di angka 4.2%, yang merupakan poin tertinggi dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Jika rilis GDP kali ini yang merupakan terbitan ketiga dapat menghasilkan angka sama, maka Trump akan mendapat kabar baik. Meski demikian, GDP untuk kuartal ketiga diproyeksi akan melambat.



  • Kamis, 19:30: US Core Durable Goods Orders
    Pemesanan barang tahan lama diawasi oleh The Fed dan berkaitan langsung terhadap laju GDP. Walau sedikit mengalami penurunan pada bulan Juli lalu, kali ini Durable Goods Order diperkirakan akan mengalami sedikit kenaikan, dengan proyeksi pertumbuhan ke 0.4%.



  • Kamis, 20:30: Pidato Presiden ECB, Mario Draghi
    Pidato Draghi kali ini bertempat di Frankfurt. Ia akan memberikan pidato mengenai The European Systemic Risk Board, yang berkaitan dengan ekonomi Zona Euro hingga akhir 2018 ini. Diyakini, pidato Drahi mengenai perekonomian Eurozone tidak akan banyak berubah dari pernyataan sebelumnya, sehingga event ini tidak akan terlalu mempengaruhi Euro.


  • Jumat, 03:30: Pidato Ketua The Fed, Jerome Powell
    USD kembali akan digerakkan oleh pidato Powell di Washington DC. Pasar bakal sangat merespons setiap kalimat yang bakal diucapkannya.



  • Jumat, 15:30: UK Current Account
    Office for National Statistics kembali akan merilis neraca berjalan Inggris. Current Account kali ini tampaknya akan mengalami penurunan yang agak besar, sehingga cenderung akan menjadikan GBP sedikit bearish.

Kita jauh lebih sibuk dibandingkan dengan minggu lalu, sehingga akan ada lebih banyak peluang trading yang bisa dimanfaatkan.

EUR/USD

Minggu lalu, EUR/USD ditutup pada 1.1748 dan terus bergerak ke pola yang berulang seperti tampak pada 2 lingkaran di chart H4. Dengan posisi seperti ini, skenario pertama yang kita harapkan adalah adanya gerakan harga lanjutan seperti pola sebelumnya. Harga akan turun sedikit untuk kemudian naik kembali, dengan garis tebal Time Series Forecast 200 menjadi Support. Rebound yang kita harapkan adalah pijakan garis Support S1 (1.1715), dan terus naiknya EUR dengan target potensial di atas R3 (1.1831), lalu ditutup pada kisaran R2 (1.1797).

Dalam hal skenario kedua, EUR/USD akan rebound dari S2 (1.1688). Panduan garis putus-putus kuning di atas dapat dijadikan sebagai landasan pijak untuk take-off.

Perlu diketahui pula bahwa pair ini sudah tidak jauh berbeda tingkat volatilitasnya dengan GBP/USD. Average Daily Range EUR/USD ada di antara 60-120 poin, sehingga menjanjikan bagi Daily Trader, dengan tingkat profit minimal 25% melalui 6-11 kali entry dalam sebulan.

GBP/USD

GBP/USD ditutup pada 1.3070 minggu lalu, setelah terjun bebas lebih dari 220 poin. Hal ini terjadi pasca proposal Theresa May ditolak mentah-mentah oleh Uni Eropa, sehingga proses negosiasi Brexit sama saja dengan kembali ke nol lagi.

Pada chart H4 di atas, ujian utama GBP ada di Support terdekatnya yaitu S4 (1.3052), yang nyaris tersentuh sebelum ada sedikit rebound. Meski demikian, masih ada kecenderungan bagi Poung untuk turun. Jika kita lihat bersama, garis Time Series Forecast 100 dan 200 sudah mulai melengkung berbalik arah.

Skenario pertama GBP/USD untuk keseluruhan periode minggu ini adalah, harga akan terus turun hingga antara S4 (1.3052) dan bahkan S5 (1.2989), sebelum akhirnya naik kembali dengan target utama di S2 (1.3153), dan ditutup di sekitar S3 (1.3105). Dari analisa garis Support Trend putus-putus kuning yang sudah berbalik menjadi garis Resistance, selanjutnya pair ini akan sideways dengan Daily Range antara 60-120 poin.

Tetapi jika S2 berhasil terlewatkan, niscaya skenario keduanya adalah, GBP/USD akan terus melanjutkan bullish hingga ke PV (1.3230) atau bahkan ke R1 (1.3269), dan bisa jadi akan ditutup sedikit di atas S1.

USD/JPY

Walaupun garis putus-putus Channel kuning masih menunjukkan tren bullish, pair ini diprediksi sideways untuk sepanjang periode minggu ini, dengan Daily Range di antara 35-90 poin. USD/JPY diperkirakan akan bergerak ke samping dengan target maksimum di R3 (113.02) dan minimum di S1 (112.15),. Saat pengumuman FOMC, pair ini bisa bergerak volatile hingga ke R4 dan S2 (111.94), lalu dan akan ditutup kembali d sekitar DOP minggu ini atau sekitar R1 (112.56).

Catatan: Apa Yang Dimaksud Dengan Indikator Time Series Forecast?

Saya kali ini menggunakan indikator Time Series Forecast yang dasar kerjanya menggunakan Linear Regression, untuk memprediksi harga yang akan datang. Prinsip kerja indikator Time Series Forecast (TSF) ada pada perpanjangan garis Linear Regression, yang dihitung berdasarkan serangkaian data harga penutupan setiap bar pada periode Time Frame tertentu. Indikator ini cenderung dipergunakan pada Time Frame besar, mulai dari H1 ke atas agar tingkat akurasinya maksimal.

Kita semua telah melihat chart H4 ketiga pair di atas, yakni EUR/USD, GBP/USD, dan USD/JPY. Karena perhitungan TSF mirip sekali dengan Moving Average, maka TSF dapat dipergunakan dengan cara yang sama. Namun dengan modul dasar yang bukan merupakan perhitungan rata-rata dari setiap bar harga, TSF bisa memberi kita garis tren yang lebih stabil, lebih cepat, dan tidak Repainting seperti pada garis Moving Average ataupun Trend Indicator lainnya. Dengan demikian, TSF bisa lebih diandalkan untuk mengambil acuan trading.

Terkait Lainnya
XAU/USD masih wait and see karena trader tunggu NFP AS, 9 jam lalu, #Emas Fundamental

EUR/JPY berada dalam tekanan jual di bawah harga 164.50, kondisi RSI yang oversold dipantau, 9 jam lalu, #Forex Teknikal

GBP/USD bergerak di atas level 1.2550, menguji batas atas channel, 9 jam lalu, #Forex Teknikal

EUR/USD naik mendekati level 1.0750 karena sentimen risiko kembali netral, 9 jam lalu, #Forex Teknikal

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada awal perdagangan Jumat (3/Mei), naik 0.4% ke 7,160, 16 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp691.2 miliar per Maret 2023. , 16 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Mitrabara Adiperdana Tbk. (MBAP) menganggarkan belanja modal dan investasi senilai $58 juta, 16 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Sumber Sinergi Makmur Tbk. (IOTF) atau Fox Logger membidik peluang bisnis dari implementasi pembayaran tol tanpa sentuh berbasis Global Navigation Satellite System yang akan segera diterapkan di Indonesia, 16 jam lalu, #Saham Indonesia