Apa

@PANCA: Perlu Anda pahami bahwa syarat kelayakan untuk menerima kredit itu umumnya adalah 5C: character (karakter calon debitur), capacity (kemampuan calon debitur untuk mengembalikan), capital (kondisi finansial calon debitur), collateral (barang jaminan), dan condition (kondisi ekonomi). Kalau dilihat dari deskripsi yang sudah Anda berikan, nampaknya ada kemungkinan Anda tidak lolos di beberapa kategori. Kategori "Capacity", misalnya, kalau kita hitung secara simpel, dengan income 7.5juta per bulan, keluarga Anda saat ini saja sudah punya tagihan pembayaran kredit nyaris 2juta perbulan, belum termasuk tagihan kartu kredit.

Artinya, untuk membayar kredit lama saja Anda harus menghabiskan sekitar 30% dari total pendapatan. Padahal, yang terbaik adalah apabila kombinasi seluruh cicilan kredit Anda tidak memakan lebih dari 30% penghasilan per bulan, karena kalau lebih dari itu maka Anda akan kesulitan membayar. Itu satu contoh yang bisa kami berikan tanpa mengetahui kondisi finansial keluarga Anda sepenuhnya. Bisa dipahami kan, mengapa Anda kesulitan mendapatkan kredit baru? Masalahnya bukan status BI Checking yang buruk, tetapi karena dengan meminta kredit baru, maka bank-bank akan khawatir kalau Anda tidak lagi bisa melunasi pinjaman Anda.

BI Checking mencatat semua pinjaman kredit yang Anda lakukan, meskipun itu ada di bank/BPR yang berbeda-beda. Dengan begitu, maka bank tempat Anda mengajukan aplikasi kredit tentunya akan tahu Anda sudah mengambil kredit dimana-mana. Nah, terkait dengan ini, bank biasanya punya kebijakan berbeda-beda mengenai apakah jika calon debitur sudah punya utang banyak akan diberi kredit lagi atau tidak. Kebijakan ini tergantung pertimbangan internal bank atas kondisi finansial Anda, sehingga kami tidak bisa mengatakan bank mana yang akan bersedia memberi Anda pinjaman. Coba saja ajukan ke berbagai bank, siapa tahu nanti ada yang kebijakannya lebih longgar dan menyetujui aplikasi Anda.

Silahkan Anda cari Money Changer atau bank terdekat untuk coba menukarkannya. Apabila Money Changer atau bank tak mau menerima karena termasuk keluaran lama, maka ada baiknya Anda bawa langsung untuk ditukar di negara asalnya atau dititipkan pada orang yang akan kesana.

Skema ponzi adalah modus investasi palsu yang menawarkan keuntungan yang besar dalam waktu singkat dengan. Padahal, keuntungan yang didapatkan bukan dari profit bisnis yang ditawarkan, tetapi dari setoran investor atau member berikutnya. Bagi anggota yang bisa merekrut anggota baru untuk bergabung di bawahnya atau downline, akan dijanjikan mendapat bonus, berupa bonus sponsorship.

Sebaliknya untuk skema Rugpull adalah aktivitas scam atau penipuan yang dilakukan oleh developer atau pengembang dari sebuah projeck palsu yang bertujuan untuk menarik dana para investor melalui sistem crowdfunding. Kemudian, setelah dana sudah terkumpul pihak developer akan kabur dengan membawa kabur dana investor.

Halo kak Dewa,

Terkait bagaimana cara menghindari kondisi requote dari broker, kak Dewa bisa membaca lengkapnya di artikel "Cara Menghindari Requote Broker Forex". Semoga membantu ya kak.

Gua bantu jelasin secara lengkap ya! Jadi leverage dan minimum deposit sebenarnya nggak terkait langsung dengan biaya trading. Leverage itu kayak pinjaman dari broker buat kita bisa trading dengan modal yang lebih besar dari yang kita punya. Semakin besar leverage-nya, semakin besar juga potensi keuntungan (atau kerugian) yang bisa kita dapatkan.

Sementara itu, minimum deposit adalah jumlah uang yang harus kita setor ke akun trading supaya bisa mulai trading. Minimum deposit yang lebih tinggi biasanya menandakan broker yang lebih eksklusif dan mungkin lebih terpercaya.

Kedua faktor ini biasanya dimasukkan ke dalam pertimbangan biaya trading karena mereka bisa mempengaruhi keuntungan (atau kerugian) yang bisa kita dapatkan dari trading. Leverage yang besar misalnya, meskipun bisa memberikan potensi keuntungan yang lebih besar, tapi juga bisa meningkatkan risiko kerugian yang lebih besar juga. Dan minimum deposit yang tinggi bisa membuat trading tidak bisa diakses oleh trader dengan modal kecil.

Jadi, intinya kedua faktor ini memang perlu diperhatikan, tapi bukan sebagai bagian langsung dari biaya trading, melainkan sebagai pertimbangan untuk menentukan seberapa besar risiko dan potensi keuntungan yang ingin kita ambil.

Penentuan stop loss dan take profit dalam trading forex tidak ada "nilai pips paling ideal" yang berlaku secara universal. Penempatan stop loss dan take profit harus disesuaikan dengan strategi trading yang Anda gunakan, pasangan mata uang yang Anda tradingkan, serta kondisi pasar yang sedang berlangsung.

Setiap strategi trading memiliki aturan dan parameter yang berbeda-beda. Beberapa trader mungkin menggunakan stop loss yang sangat ketat untuk membatasi risiko, sedangkan yang lain mungkin menggunakan stop loss yang lebih lebar untuk memberikan ruang pergerakan harga yang lebih besar.

Untuk menentukan stop loss dan take profit yang tepat, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:
1. Analisis Pasar: Melakukan analisis teknikal dan fundamental untuk mengidentifikasi tingkat support dan resistance, pola harga, dan indikator lainnya yang dapat membantu menentukan level stop loss dan take profit yang relevan.
2. Volatilitas Pasar: Mengukur volatilitas pasangan mata uang yang Anda tradingkan. Pasangan mata uang yang lebih volatil mungkin memerlukan stop loss dan take profit yang lebih lebar untuk menghindari dipicu secara prematur.
3. Rasio Risk/Reward: Menentukan rasio risk/reward yang sesuai dengan strategi trading Anda. Rasio risk/reward mengacu pada perbandingan antara potensi keuntungan (take profit) dan potensi kerugian (stop loss). Idealnya, rasio risk/reward yang seimbang adalah setidaknya 1:2 atau lebih tinggi, di mana potensi keuntungan yang diharapkan dua kali lipat atau lebih besar dari potensi kerugian.
4. Time Frame: Penentuan stop loss dan take profit juga bisa dipengaruhi oleh time frame yang Anda gunakan. Stop loss dan take profit yang ditempatkan pada time frame yang lebih rendah mungkin lebih sensitif terhadap pergerakan harga yang kecil dan berisiko memicu secara prematur.

Selain itu, penting juga untuk mencatat bahwa penempatan stop loss dan take profit dalam trading forex tidak hanya berdasarkan jumlah pips. SL dan TP juga bisa didasarkan pada level support dan resistance, pola grafik, atau indikator teknikal lainnya.

Jadi, tidak ada jawaban pasti mengenai berapa pips paling ideal untuk stop loss dan take profit dalam trading forex. Hal ini harus disesuaikan dengan strategi trading Anda, kondisi pasar, dan tujuan risiko dan keuntungan yang Anda tentukan. Dalam prakteknya, Anda perlu melakukan uji coba, mengamati hasil trading, dan menyesuaikan penempatan stop loss dan take profit Anda berdasarkan hasil pengujian.