iya, dulu awal saya liat sekilas kayak cuma perbedaan istilah aja. Tapi sekarang saya tau kalau perbedaan mendasar terletak di teknologinya. Kalau broker forex, kita bisa cek siapa Liqudity providernya, leveragenya lebih besar, terus juga untuk broker-broker forex Indonesia banyak marketing offline. Marketing offline ini bahkan ada sertifikat Wakil Pialang Berjangkanya (WPB).
Kalau exchanger kripto, full online dan gaada informasi soal liquidity provider karena teknologinya terdesentralisasi. Kita cuma bisa tahu teknologi siapa yang dipakai, kayak misalnya yang paling terkenal Binance Cloud. Pendek kata, investasi kripto ini memang target pasarnya lebih ke generasi muda yang sudah melek teknologi.
Kalau cuma fokus ke kripto, lebih baik pakai exchanger yang menyediakan fitur trading lengkap saja. Ada beberapa exchanger yang udah dilengkapi dengan aplikasi trading, program edukasi, chartnya juga bisa disetting untuk pasang indikator. Contohnya seperti Indodax, Luno, Pintu, dsb.
Sumber: 7 Exchange Kripto Berbasis Android untuk Trader Indonesia