Belum terlihat sinyal reversal pada indeks Dollar, tetapi perlu diperhatikan bahwa saat ini indeks Dollar mulai mendekati area resistance.
Dollar ternyata masih mampu mendominasi pasar mata uang dengan rentetan penguatan yang membawanya ke level tertinggi tahun ini. Dengan posisi yang sudah tinggi, patut dipertanyakan seberapa jauh lagi daya laju Greenback.
Dollar reli sepanjang minggu lalu, meski sempat flat di minggu sebelumnya. Walaupun beberapa indikator sudah menunjukkan kondisi jenuh beli, Dollar ternyata masih melanjutkan penguatannya, didukung serangkaian faktor. Salah satunya adalah prospek kenaikan suku bunga The Fed. Fed Fund Futures menempatkan probabillitas 100% terjadi kenaikan suku bunga pada rapat Juni nanti.
Bahkan kini muncul probabilitas di atas 50% The Fed bisa menaikkan suku bunganya tiga kali lagi tahun ini. Dengan kenaikan pada Juni nanti saja, suku bunga The Fed menjadi 2%, tertinggi di antara negara-negara maju. Di saat bank sentral lain masih berkutat dengan kebijakan longgar, The Fed sudah menaikkan suku bunganya beberapa kali.
Faktor kedua adalah kenaikan yield obligasi AS. Minggu lalu, yield tenor 10 tahun naik ke 3.128% yang merupakan tertinggi sejak 2011. Bahkan yield tenor dua tahun mencapai level tertinggi dalam 10 tahun. Hal ini juga menjadikan yield AS tertinggi di antara negara maju. Semakin lebarnya selisih yield AS dengan Eropa, akan mendorong aliran dana ke aset Paman Sam.
Ketiga adalah data ekonomi AS. Meski angka PDB kuartal pertama melambat ke 2.3% dari 2.9%, perlambatan ternyata tidak seburuk prediksi 2.0%. Lagi pula, PDB AS memang selalu lesu di kuartal pertama. Pasar menyambut data penjualan ritel minggu lalu, yang tumbuh 0.3% selama April. Tapi angka Maret direvisi jadi 0.8% dari 0.6%. Banyak kalangan yang optimis kinerja ekonomi di kuartal kedua akan membaik. Selain itu, inflasi terlihat menunjukkan kenaikan. Indeks PCE, indikator inflasi acuan The Fed, naik ke 2% pada Maret, mencapai target untuk pertama kalinya dalam enam tahun.
Faktor lain yang semakin melambungkan Dollar adalah pelemahan mata uang major lainnya yang dipicu oleh data ekonomi dan kebijakan moneter yang mengecewakan. Angka pertumbuhan dan inflasi Zona Euro dan Inggris mengalami perlambatan. Hal ini memaksa ECB dan BOE menunda penyesuaian kebijakan moneter.
mencatat, Dollar sudah menguat cukup tajam dalam beberapa minggu terakhir. Di saat yang sama, mata uang rival seperti Euro dan Pound sudah anjlok. Namun, sejauh ini belum ada faktor yang dapat memicu penyesuaian posisi pada dollar. Fokus pasar minggu ini adalah FOMC Minutes dan pidato sang ketua Jerome Powell. Satu hal yang ditunggu oleh pasar adalah petunjuk mengenai arah kebijakan The Fed. Pasar ingin melihat apakah Minutes tersebut dan Powell membuka peluang kenaikan suku bunga yang agresif, dalam arti lebih dari tiga kali tahun ini.
Ulasan Teknikal
Indeks Dollar terus menguat hingga ke level tertinggi tahun ini. Belum terlihat sinyal reversal pada indeks Dollar, tetapi perlu diperhatikan bahwa saat ini indeks Dollar mulai mendekati area resistance di 94.17, yang merupakan level tertinggi sejak 12 Desember 2017. Waspadai adanya potensi koreksi ketika indeks mulai menyentuh angka resisten tersebut, dengan support terdekat saat ini berada di kisaran 93.24. Jika support ditembus, GKINVEST memproyeksikan tren bearish jangka pendek bisa berakhir, dengan target penurunan selanjutnya berada di kisaran 92.59.
Sementara itu, jika resistance tersebut bertahan, penguatan bisa berlanjut menuju kisaran 94.60 - 95.10. Untuk minggu ini, kami perkirakan indeks dollar akan bergerak di rentang:
Support: 93.24, 92.59.
Resistance: 94.17, 94.60.
GKInvest adalah broker Indonesia yang terdaftar di BAPPEBTI. Selain legal, GKInvest menawarkan biaya transaksi yang paling murah di Indonesia serta beragam fasilitas yang dapat mempermudah transaksi Anda seperti MT4 Booster, VPS dan Signal Trading gratis. Pelajari tentang GKInvest.