Yen Jepang turun setelah tidak ada perubahan dari BoJ, fokusnya bergeser ke inflasi PCE As, 1 hari, #Forex Fundamental | USD/CAD melemah mendekati 1.3650 karena harga minyak mentah yang lebih tinggi, PCE AS dipantau, 1 hari, #Forex Teknikal | Inflasi PCE inti As akan tunjukkan tekanan harga kuat karena pasar tunda prediksi penurunan suku bunga the Fed, 1 hari, #Forex Fundamental | EUR/USD siperdagangkan dengan bias negatif, di atas level 1.0700 karena para pedagang menunggu indeks harga PCE AS, 1 hari, #Forex Teknikal | PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) akan membagikan dividen senilai Rp2.5 miliar dari laba tahun buku 2023, 1 hari, #Saham Indonesia | PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mengalami penurunan kinerja keuangan pada kuartal I/2024, pendapatannya berkurang 10.49% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, 1 hari, #Saham Indonesia | Top losers LQ45 terdiri dari: PT Mitra Pack Tbk (PTMP) -4.20%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) -2.90%, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) -2.60%, 1 hari, #Saham Indonesia | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di awal perdagangan hari ini, turun 0.49% ke 7,120, 1 hari, #Saham Indonesia

Apa Itu Junk Bond?

Aditya Perdana 9 Jun 2020
Dibaca Normal 5 Menit
bisnis > obligasi > #bond #obligasi
Layaknya Junk Food, Junk Bond sesuai istilahnya memiliki manfaat yang kurang sehat. Namun, ternyata ada peluang yang bisa dimanfaatkan dari Junk Bond.

Selama ini, mayoritas pelaku pasar setuju bahwa instrumen investasi memiliki dua sisi, yakni return (imbal hasil) dan risk (risiko). Namun jika kita mempelajari karakteristik dari masing-masing instrumen investasi tersebut, maka kita akan memiliki peluang untuk mengais keuntungan yang lebih besar dengan ruang risiko terbatas.

Kali ini, kita membahas jenis instrumen obligasi, yakni junk bond atau obligasi yang tergolong memiliki risiko tinggi. Namun sebelum itu, sudahkah kalian tahu jika obligasi memiliki rating? Ibaratnya di toko elektronik, rating ini sebagai stempel barang yang membedakan mana barang mudah rusak dan tahan lama. Bedanya, rating obligasi membedakan mana yang mampu membayar bunga dan pokok obligasi dan mana yang tidak mampu.

Obligasi dibedakan menjadi dua kategori rating, yakni Investment Grade (Positif) dan Non-Investment Grade (Negatif). Secara detail, rating tersebut kemudian diklasifikan lagi menjadi beberapa kategori yang diwakili oleh dua sampai tiga huruf yang disertai tanda atau angka, tergantung dari perusahaan pemeringkat yang mengeluarkan rating. Tentu hal ini menjadi informasi tambahan bagi seorang investor yang sangat berguna jika ingin 'berbelanja' obligasi.

Perbedaan Rating Investment Grade dan Non-Investment Grade

Sumber: Fidelity Investment

Agar memudahkan cara membacanya, Moody’s dan Standard & Poor’s memberikan penjelasan singkat sebagai berikut:

  • AAA artinya bagus sekali (excellent).
  • AA artinya sangat bagus (very good).
  • A atinya baik (good).
  • BBB artinya memadai (adequate).

Obligasi di luar Investment Grade disebut obligasi yang memiliki risiko tinggi atau spekulatif. Sebagai catatan, pandemi corona yang mengguncang ekonomi di awal tahun 2020 telah membuat junk bond dijual secara besar-besaran oleh para investor dan manajer investasi seluruh dunia. Hal ini sebagai akibat dari runtuhnya ekonomi dan ketidakpastian ekonomi ke depannya. Kejadian tersebut menjadi bagian dari keuntungan dan kerugian junk bond yang bisa kamu lihat di bawah ini:

Keutungan

  • Dapat meningkatkan hasil secara keseluruhan dalam portfolio investasi dan menghindari volatilitas yang lebih tinggi dari saham.
  • Menawarkan imbal hasil yang tinggi dibandingkan dengan obligasi peringkat investasi.
  • Memiliki peluang menghasilkan kinerja yang lebih baik ketika kondisi ekonomi dan bisnis membaik.
  • Jika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka pemegang obligasi lebih diutamakan pembayarannya dibandingkan pemegang saham.

Kerugian

  • Jika penerbit obligasi bangkrut, maka investor terancam kehilangan dana investasinya 100%. Untuk menghindari kerugian tersebut, investor harus menganalisis risiko kredit pada masing-masing perusahaan sebelum memutuskan untuk membeli junk bond,
  • Sangat rentan dengan kondisi naik turunnya ekonomi dan bisnis, serta perubahan tingkat suku bunga.

Bagi kalian yang sudah mengikuti tulisan penulis sebelumnya terkait Pandemic Bond, di situ sudah ada penjelasan penting akan risiko-risiko yang mempengaruhi harga obligasi. Namun untuk mempermudah pemahaman di artikel ini, penulis akan menyebutkannya kembali.

Risiko Obligasi

  1. Risiko Gagal Bayar, yakni ketika si penerbit tidak dapat memenuhi kewajibannya,
  2. Risiko Likuditas, kerena obligasi dapat diperjualbelikan antar investor, ada kemungkinan tidak ada penjual dan pembeli obligasi di harga yang tepat,
  3. Risiko Ekonomi, yakni dari sisi pertumbuhan ekonomi, suku bunga, dan inflasi.

Strategi Investasi Junk Bond

Pada dasarnya, ketika kita mulai melakukan investasi, kita memerlukan sebuah strategi. Seorang investor obligasi akan dihadapkan oleh jadwal pembayaran kupon/bunga, dan jangka waktu tenor yang berbeda-beda. Hal ini harus disejajarkan dengan arus kas masing-masing investor, karena dengan obligasi yang memberikan pilihan kupon serta jangka waktu yang berbeda, seharusnya bisa memberikan manfaat yang sejalan dengan penghasilan yang stabil jika kita sebagai investor mampu mengembangkan strategi yang tepat.

Seorang investor harus melakukan diversifikasi, dan itu adalah KUNCINYA. Sekalipun Anda tertarik pada obligasi junk bond, Anda harus melakukan diversifikasi dengan baik berdasarkan tanggal jatuh tempo. Jika Anda memegang terlalu banyak obligasi dengan jatuh tempo pada saat yang sama, maka Anda akan menghadapi risiko suku bunga yang (bisa saja) rendah. Ingat bahwa harga obligasi bergerak berlawanan dengan yield-nya.

Mengingat junk bond digolongkan sebagai obligasi yang cukup berisiko, maka sebaiknya alokasi aset investasi seperti junk bond memiliki komposisi yang tidak terlalu besar pada portofolio investasi Anda, terutama dengan kondisi ekonomi dan bisnis yang kurang mendukung saat ini. Bahkan, junk bond direkomendasikan untuk benar-benar dihindari dulu. Namun jika aktivitas ekonomi dan bisnis mulai pulih, perubahan alokasi investasi bisa mulai Anda lakukan dengan mengatur alokasi aset secara tepat, yang pada akhirnya akan mengamankan modal serta performa investasi Anda setelahnya.

Bagaimana Dengan Investasi Junk Bond Di Indonesia?

Melalui penelusuran penulis, berdasarkan pemberitaan media mengenai junk bond, instrumen obligasi berperingkat di luar Investment Grade tergolong minim di Indonesia. Hal ini akibat risiko instrumen tersebut yang terlampau tinggi kendati dikompensasikan di atas rata-rata. Di sisi lain, porsi outstanding junk bond tak lebih dari 1% dari total outstanding di pasar obligasi korporasi di Indonesia.

Alternatif selain junk bond untuk aset dengan risiko lebih tinggi dari obligasi adalah forex. Dalam trading forex tidak ada kupon dan jatuh tempo karena trader bisa mengatur sendiri posisi entry dan exit yang menentukan besar profit dan loss-nya. Karena pasar forex jauh lebih likuid daripada obligasi, mayoritas posisi trading juga bisa tereksekusi secara real-time. Simak info selengkapnya di Panduan Trading Forex Untuk Pemula.

Terkait Lainnya

Komentar @inbizia

Oh baiklah. Berarti neraca perdagangan itu ekspor - impor. Kalau ekspor lebih besar dari impor, itu berarti surplus.

>> Ya seperti itu

Sebaliknya kalau impornya yang lebih besar, itu berarti keadaannya defisit. Nah kalau defisit itu rupanya mempengaruhi nilai mata uang negara. Kalau yang ketergantungan impor barang-barang dari negara lain, maka mata uang negara yang bersangkutan akan melemah.

Begitu ya kira-kira?

>> Ya, seperti itu

Enak sih ini penjelasannya, singkat dan padat dan dengan bahasa yang tidak neko-neko.

Jadi sebenarnya kalau mau neraca perdagangan kita itu nggak defisit banget, kita harus mengusahakan produk yang ada dengan tangan kita sendiri. Misalnya kita tidak perlu mengimpor beras, gula, sampai mobil pun juga harusnya nggak usah diimpor, ya kan?

>> Ya, salah satu caranya dapat juga seperti itu.

Tapi di sisi lain aku agak berpikir; apa yang membuat nilai mata uang rupiah melemah terhadap dollar Amerika Serikat ya?

>> Ada beberapa faktor yang dapat membuat nilai mata uang rupiah melemah terhadap dollar Amerika Serikat.

- Tidak dapat dipungkiri kalau Dollar Amerika Serikat adalah salah satu mata uang yang kuat di dunia. Pelaku pasar perdagangan global pun lebih merasa aman jika menempatkan dananya dalam bentuk dollar. Ini mengakibatkan mereka tidak mau menginvestasikan dana tersebut ke Indonesia atau negara berkembang lainnya. Akibatnya rupiah pun dapat melemah.

- Kalau kebijakan moneter Amerika Serikat dalam menaikkan suku bunga, maka pelaku pasar perdagangan global akan berbondong-bondong memasukkan modal ke Amerika Serikat sehingga modal dari asal negara pelaku bisnis tersebut keluar dari negaranya, misalnya Indonesia. Dengan berkurangnya modal dalam negeri, maka dalam jangka panjang, ini akan mengakibatkan berkurangnya kepercayaan terhadap rupiah, sehingga melemahkan nilai rupiah.

- Penguatan dollar itu sendiri. Ini ditinjau dari perbandingan antara mata uang dollar Amerika Serikat dan yang lainnya. Kalau dollar indeks nya menguat, berarti mata uang negara lain, termasuk rupiah tentu akan melemah.

- Jika terjadi inflasi yang tinggi. Kalau peristiwa di mana situasi inflasi sebuah negara tinggi, maka akan merusak ekosistem perdagangan dan ekonomi di suatu negara. Akan ada terjadi tekanan terhadap sektor keuangan tersebut. Otomatis orang-orang akan memilih aset safe haven.

- Perkiraan atau ancaman resesi global, ini menyebabkan orang beramai-ramai mengalihkan produk ekonominya dalam bentuk dollar Amerika Serikat dan produk mata uang yang lebih kuat atau menahan aset dan modalnya agar tidak boncos jika terjadi resesi global.

Produk apa yang kita ketergantungan terhadap barang-barang dari Amerika Serikat?

>> Beberapa contohnya, produk elektronik seperti produk-produk ternama Apple yang lebih banyak digunakan konsumen untuk barang produk kesukaan pribadi masyarakatnya.

Ada juga komoditas impor dari Amerika Serikat berupa propam dan butan cair. Ada pula impor biji dan buah yang mengandung minyak dan berkulit lunak. Dari sisi makanan, ada impor susu, mentega dan keju.

Leon | 17 Jan 2023
Halaman: Dampak Neraca Perdagangan Pada Nilai Mata Uang

Sebtulnya kan rbot trading itu alat bantu gan. Intinya memudahkan trader yg sbuk, yg ga ada wktu buat trading. And kalo settingannya oke, bisa ngasilin keuntungan n klu pasar bergerak ga sesuai setingan jg bakal keok. Cumann you tau lah manusia, ngeliat ga kerja apa2 bisa dapat duit, orang pada berbondong2 ke rbot trading n penipu ya bakal ambil ksmptn. Ga adil klu bilang rbot trading dihentiin, krna udah dasarnya cma alat bntu aja, n lagian itu robot trading kan dibuat pihak ketiga individu maupun kelompok shngga klu di regulasi pun bakal ssh ditangkap.

Trus misalkan gw pake robot trading di broker, apakah broker bsa kena mslh krna kan gw pake rbot trading di platform nya?

Ga lahh gan. Krna pada dsarnya ini robot trading dri pihak ketiga. Jdi misalnya digunain pun, itu sepenuhnya tnggng jwab trader, bukan broker. Entar pas pendaftaran akun live biasanya bakal diksh pernyataan ini kok.

Jack | 12 Mar 2023
Halaman: Kiat Menghindari Penipuan Berkedok Forex Versi Mifx

Hwang: Menurut saya sndiri, persentase it mngkn tergantung dari pnerbit itu sndiri ykni negara dan jenis SBN yang anda pilih. Instrumen SBN bisa berupa Saving Bond Ritel (SBR), Obligasi Negara, Sukuk Tabungan, dan Sukuk Ritel. Kmudian jenisnya juga dibagi jad 2 yakni konevsnional dan syariah.

Sedangkan utk durasi investasi biasanya juga tergantung dri platform tpi ga gitu lama, antara kisaran 1-3 tahunan jga ada sih selain itu utk keuntungannya itu bsa didapatkan via dividen atau via capital gain khusus utk obligasi negara.

Nah mengenai resiko, SBN ini emang memiliki tingkat resiko yg rendah krna dijamin 100% oleh negara dan jarang skli SBN itu menghasilkan gagal bayar. Shngga cocok2 saja utk pemula yang ingin berinvestasi tnpa harus resiko tinggi.

Kelvin | 22 May 2023
Halaman: Investasi Jangka Pendek Terbaik Menurut Broker Finex

Fabio: Wah, klu soal cocok atau enggaknya diversifikasi buat pemula kayak lu, gue bisa bilang cocok banget! Meskipun modal lu kecil, lu tetep bisa pake strategi ini dengan memilih beberapa aset yang berbeda yang sesuai dengan budget lu.

Modal yang ideal itu sebenernya tergantung kondisi finansial lu sendiri. Jadi, anggep aja modal yang siap lu investasikan (uang dingin)

Pas mau diversifikasi, lu bisa pilih beberapa aset yang beda, contohnya saham dari sektor industri yang berbeda-beda, pasangan mata uang Forex yang beragam, atau produk keuangan lainnya kayak obligasi atau komoditas. Atau lu bisa juga diversifikasi geografis dengan beli aset dari negara-negara atau wilayah yang berbeda.

Kalo soal modal tambahan, gak perlu panik juga. Gak harus langsung beli banyak aset sekaligus. Lu bisa mulai dengan dua atau tiga aset aja dulu, terus nambahin aset lainnya seiring waktu dan dapet modal tambahan.

Anton | 28 May 2023
Halaman: Mengenal Proses Manajemen Portofolio Ala Broker Hsb

Halo gan! mau tanya dong! Mengenai kebijakan Moneter the Fed itu kan dikatakan bsa menggerakan US Dollar gitu. Nah kebijakan yg dipaparkan di artikel itu mengenai bsa meningkatkan tingkat suku bunga dan jga pembelian obilgasi gitu.

Saya sih udah cukup jelas mengenai bagaimana tingkat suku bunga bisa berpengaruh thdp poergerakan USD, tetapi utk obligasi, jujur saja, saya pertama kali membaca bahwa obligasi itu trnyata bsa pengaruh ke pergerakan suatu mata uang. Kira2 nih, apa aja faktor2 obligasi bisa memperkuat ato memperlemah suatu mata uang? Selain itu, utk obligasi sndiri ada ga laporan ekonominya kyk NFP gitu. Jdi klu emang ada, kan kita bsa siap2 trading ato menghindari jam2 rilisan obligasi di umuman gitu. Mhhn penjelasannya, makasih!

Boris | 3 Jun 2023
Halaman: Beberapa Faktor Penggerak Dolar As Menurut Finex

Boris: Jd begini nih. Obligasi itu bisa ngaruh ke pergerakan mata uang, ada faktor2 yg bisa bikin mata uang jadi kuat atau lemah gara2 obligasi.

Pertama, suku bunga obligasi bs jdi penentu. Kalo suku bunga naik, investor bsa tertarik beli obligasi, itu bsa bikin mata uang negara itu menguat.

Kedua, risiko jg penting. Kalo obligasi negara itu dianggap berisiko, misalnya politiknya kacau ato ekonominya nggak stabil, investor bisa jual obligasi, dan itu bsa bikin mata uang melemah.

Lalu, ada laporan ekonomi terkait obligasi. Tapi, nggak ada laporan khusus obligasi kayak NFP, Bro. Yang ada laporan penjualan obligasi, hasil lelang, atau perubahan kebijakan pembelian obligasi sama bank sentral. Itu bisa pengaruhi sentimen pasar dan pergerakan mata uang. (baca : Kiat Trading Sukses dengan Sentimen Market)

Jadi, penting banget ngikutin berita dan paham faktor2 yg bisa bikin obligasi berpengaruh. Dengan informasi yang oke dan analisis yang jeli, kita bisa siap menghadapi pergerakan pasar yang terkait obligasi. Semoga jelas ya, Bro!

Alex | 12 Jun 2023
Halaman: Beberapa Faktor Penggerak Dolar As Menurut Finex
Komentar[1]
Mega Chayani Anggun Purnama | 10 Jun 2020

Junk bond klo diterjemahin obligasi sampah, wlopun sampah tp keuntungan yg yg bs dihasilkan bkn recehan, yg jarang dilirik ini justru hrs dimaksimalkan