Sentimen market merupakan pendekatan yang umum digunakan olah trader. Agar bisa mendapatkan hasil lebih maksimal, kenali beberapa aturan dasar berikut ini.
Ada banyak aturan dasar trading forex yang harus dipahami sebagai trader, salah satunya adalah sentimen pasar. Dalam setiap buku panduan forex, Anda pasti diminta untuk menyisihkan emosi saat bertrading, bukan? Namun ironisnya, pasar forex nyatanya tak bisa beroperasi tanpa emosi. Emosilah yang memicu volatilitas dan pergerakan harga yang tak bisa diprediksi.
Maka dari itu, penting bagi Anda untuk mempelajari cara memanfaatkan emosi trader demi keuntungan Anda. Di samping itu, Anda juga harus tahu cara untuk tetap tenang dan percaya diri sebaik mungkin. Inilah inti dari pendekatan sentimen market. Mari, baca kelanjutannya di bawah ini!
DI
|
Daftar Isi |
Mengenal Sentimen Market
Ketika satu pemikiran individu berubah menjadi pemikiran orang banyak, akhirnya tercipta suatu entitas umum berisi berbagai macam emosi. Mulai dari reaksi hingga perubahan suasana hati, itulah yang disebut sentimen. Sentimen market merupakan wujud bersama dari para pelaku pasar, bentuk dari psikologi kelompok massa (crowd psychology) yang terefleksi pada aktivitas trading.
Baca juga: 7 Indikator Analisa Teknikal Untuk Mengetahui Psikologi Pasar
Singkatnya, sentimen market adalah kesepakatan tidak langsung antar pelaku pasar yang dapat menggerakkan harga ke arah tertentu. Kesepakatan tidak langsung ini murni hasil dari akumulasi aksi Buy dan Sell di market. Jadi, sentimen market bukanlah hal yang dihasilkan dari rapat atau manipulasi tertentu.
Misalnya, ketika data menunjukkan akumulasi Buy EUR/USD mencapai 62 persen, sedangkan posisi Sell hanya 38 persen, artinya sentimen market terhadap Euro cenderung bullish. Contoh lain, jika Anda melihat posisi Buy AUD/JPY 35 persen, sedangkan posisi Sell-nya 65 persen. Artinya, market cenderung pesimis terhadap Dolar Australia dan lebih optimis terhadap Yen Jepang.
Secara umum, sentimen pasar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
- Bullish. Sentimen ini merujuk pada kondisi market yang optimis atau positif terhadap suatu pair forex atau pasar secara keseluruhan. Artinya, para trader dan investor memperkirakan harga akan naik di masa depan.
- Bearish. Sentimen ini merujuk pada kondisi market yang pesimis atau negatif terhadap suatu pair forex atau pasar secara keseluruhan. Dengan kata lain, para trader memperkirakan harga akan turun di masa depan.
- Netral. Sentimen ini cenderung naik-turun yang tidak jelas. Saat terjadi kondisi stagnan atau sideways, artinya pasar sedang menunggu. Akibatnya, para trader dan investor belum dapat memperkirakan pergerakan harga di masa depan akan seperti apa.
Selain itu, ada pula istilah sentimen positif dan sentimen negatif. Contoh kasus sentimen positif seperti:
Ada perubahan situasi market yang mengakibatkan trader cenderung bullish pada pair EUR/USD. Maka, ini disebut sentimen positif.
Sedangkan contoh sentimen negatif adalah sebagai berikut:
Federal Reserve menaikkan suku bunga. Akhirnya, trader berbondong-bondong menukarkan Euro yang suku bunganya sedang turun dengan USD. Peristiwa ini dapat disebut sebagai sentimen negatif untuk pair EUR/USD.
Data Buy dan Sell menunjukkan sentimen market forex yang sudah lewat. Artinya, semua data-data tersebut sudah terjadi di masa lalu. Satu hal penting yang wajib Anda perhatikan adalah, sentimen market bisa dijadikan referensi untuk mengenal kondisi market saat ini. Tetapi, tidak bisa dipakai untuk memprediksi perubahan di masa depan.
Misalnya, saat sentimen terhadap EUR/USD bullish seperti pada contoh di atas, maka bisa saja muncul sinyal Sell EUR/USD karena kurs Euro sudah terlampau mahal. Makanya, meskipun sentimen market forex merupakan salah satu pilar utama untuk membangun strategi trading, Anda tetap memerlukan analisa fundamental dan teknikal.
Dari pernyataan di atas, Anda tentu bisa menduga bahwa sentimen market mencerminkan "mood" pasar forex secara umum. Hal-hal yang mendasari sentimen market bisa bergantung pada opini atau sikap para trader terhadap situasi market, makroekonomi, fundamental, maupun teknikal yang mempengaruhi pasar forex. Ketika sentimen market berubah, hal tersebut dapat dijadikan sinyal bagi para trader untuk beraksi.
Baca juga: Belajar Analisa Sentimen Pasar untuk Pemula
Mengapa Sentimen Market Penting untuk Trading Forex?
Secara garis besar, ada tiga alasan utama sentimen market sangat penting untuk diperhatikan oleh trader, antara lain:
Menentukan Buy dan Sell
Sentimen market saat bullish atau bearish mencerminkan mood pasar secara umum. Saat terjadi bearish, sebagian besar trader cenderung membuka posisi Sell karena pair atau market sedang pesimistis. Sebaliknya, pada kondisi bullish, para trader cenderung membuka posisi Buy. Ketika sentimen sedang netral, banyak trader cenderung wait and see.
Utamakan Sentimen Terkini
Memanfaatkan sentimen market untuk trading sebaiknya menggunakan sentimen terkini. Tidak ada gunanya jika Anda mengikuti sentimen yang sudah berlalu 2x24 jam. Jika sudah telanjur melewatkannya, maka tunggulah sentimen terbaru. Semakin terkini sentimen yang dipakai, tentu semakin bagus guna mampu mengejar fluktuasi harga.
Baca juga: 3 Teknik Paling Ampuh Untuk Mengukur Kekuatan Trend
Sentimen Mayor dan Minor
Dalam satu hari saja, ada banyak peristiwa yang terjadi di pasar forex. Akibatnya, sulit untuk menentukan apa yang kira-kira akan mempengaruhi sentimen umum. Maka dari itu, ada istilah sentimen mayor dan sentimen minor. Contohnya, perubahan suku bunga bank sentral adalah sentimen mayor, sedangkan press release perusahaan ritel adalah sentimen minor.
Nah, Anda tidak bisa hanya mempertimbangkan sentimen mayor dan mengabaikan yang minor. Sebagai trader, Anda harus mengikuti semua berita yang ada, baik itu sentimen mayor maupun minor. Perlu diingat bahwa trading forex bukan berdasarkan ilmu matematika pasti. Anda harus mempertimbangkan semua aspek yang ada dengan setara.
Misalnya, The Fed mengumumkan sebuah kebijakan terbaru. Dalam kondisi biasa, pengumuman tersebut berimbas langsung pada Dolar. Namun, hasilnya akan berbeda jika ada faktor lain. Misalnya, pengumuman The Fed tersebut sesuai prediksi dan biasa-biasa saja. Sedangkan, market sedang menunggu pengumuman lain yang lebih penting dari pemerintah AS. Dengan begitu, maka market mungkin tidak akan langsung bereaksi terhadap pengumuman The Fed.
Baca juga: Mengapa The Fed dan Kebijakannya Sering Jadi Sorotan?
Tips Memanfaatkan Sentimen Market untuk Trading
Agar bisa memaksimalkan hasil trading dengan menggunakan sentimen market, ada beberapa tips yang bisa Anda ikuti, antara lain:
Memanfaatkan Dumb Money
Istilah "Dumb Money" merujuk pada kondisi trader mengamati aktivitas sekelompok trader lain, lalu mengikuti apapun yang mereka lakukan. Hal ini tentu sangat berisiko. Alih-alih mengikuti apa yang dilakukan mayoritas orang, ambillah langkah sebaliknya.
Misal, banyak orang berbondong-bondong Buy atau Sell suatu pair. Tunggulah beberapa waktu lalu lakukan aksi sebaliknya. Namun, jika kurang yakin, Anda bisa fokus pada pengembangan strategi trading yang lebih efektif dengan teknik reversal.
Rajin Update
Agar bisa memahami sentimen market, tentu Anda harus sering update informasi yang ada. Di era yang serba cepat ini, reaksi pasar bisa berubah drastis hanya dalam hitungan menit. Namun, jangan sampai Anda termakan informasi hoax atau kepanikan massa yang belum jelas asalnya.
Jika kurang cermat, Anda berisiko mengikuti arus pasar yang sifatnya sangat volatile dan sementara. Maka dari itu, pastikan lagi kondisi pasar sudah benar-benar aman bagi Anda untuk membuka posisi. Waspadai kepanikan massa yang tidak jelas atau sekadar dibesar-besarkan oleh media.
Ikuti Berita Ekonomi
Tak heran jika rilis berita ekonomi mampu membentuk sentimen market. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, rilis berita ekonomi merupakan sentimen mayor. Artinya, meski belum tentu berdampak besar, pengaruhnya akan menyedot perhatian pelaku pasar. Contoh-contoh berita ekonomi yang sering mendapat perhatian adalah:
- Pengumuman suku bunga.
- NFP.
- Pidato pejabat bank-bank sentra dunia (The Fed, BoF, ECB, BoJ, dan sebagainya).
Jadwal perilisan data-data tersebut dapat Anda lihat di kalender forex. Pada umumnya, sentimen market forex akan cenderung bullish kalau suku bunga suatu negara dikabarkan naik. Kenapa? Para trader dan investor tentu ingin berkompetisi menaruh dana dengan ekspektasi return yang besar. Namun, ada juga kondisi-kondisi tertentu yang membuat sentimen market tetap negatif meskipun suku bunga naik. Misalnya, jika kondisi geopolitik tidak mendukung.
Baca juga: Cara Memanfaatkan Kalender Ekonomi di Broker Monex
Akhir Kata
Bisa dikatakan bahwa sentimen market merupakan refleksi atau gambaran dari prediksi para pelaku pasar secara umum. Pada kondisi bullish, artinya trend sedang naik dan trader cenderung mmebuka posisi Buy. Saat bearish, artinya trend sedang turun dan trader cenderung open posisi Sell. Selain itu, Anda pun bisa memanfaatkan trend reversal atau pembalikan dengan membuka posisi yang berlawanan dengan pasar.
Sentimen pasar ternyata dapat dideteksi dengan mudah memanfaatkan sebuah tools yang disediakan oleh broker. Bagaimana cara melakukannya? Simak selengkapnya di Tips Simpel Menggunakan Sentiment Analysis dari MIFX.