Yen Jepang turun setelah tidak ada perubahan dari BoJ, fokusnya bergeser ke inflasi PCE As, 2 hari, #Forex Fundamental | USD/CAD melemah mendekati 1.3650 karena harga minyak mentah yang lebih tinggi, PCE AS dipantau, 2 hari, #Forex Teknikal | Inflasi PCE inti As akan tunjukkan tekanan harga kuat karena pasar tunda prediksi penurunan suku bunga the Fed, 2 hari, #Forex Fundamental | EUR/USD siperdagangkan dengan bias negatif, di atas level 1.0700 karena para pedagang menunggu indeks harga PCE AS, 2 hari, #Forex Teknikal | PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) akan membagikan dividen senilai Rp2.5 miliar dari laba tahun buku 2023, 2 hari, #Saham Indonesia | PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mengalami penurunan kinerja keuangan pada kuartal I/2024, pendapatannya berkurang 10.49% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, 2 hari, #Saham Indonesia | Top losers LQ45 terdiri dari: PT Mitra Pack Tbk (PTMP) -4.20%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) -2.90%, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) -2.60%, 2 hari, #Saham Indonesia | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di awal perdagangan hari ini, turun 0.49% ke 7,120, 2 hari, #Saham Indonesia

Harga Minyak Turun Meski Saudi Naikkan Harga Jual

Crypholic 6 Jun 2022
Dibaca Normal 2 Menit
bisnis > minyak > berita > #harga-jual #harga-minyak #minyak
Kenaikan harga jual minyak Saudi gagal mendorong harga minyak Brent dan WTI hari ini karena keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi.

Harga minyak mentah global melemah saat memasuki sesi Eropa hari Senin (06/Juni). Pelemahan disebabkan oleh keputusan OPEC+ yang berencana menggenjot output harian pada bulan Juli dan Agustus mendatang. Hal ini membuat kenaikan harga jual yang ditetapkan Arab Saudi tak berimbas pada pergerakan harga minyak.

Minyak Brent saat ini bergerak pada kisaran $122.82 per barel, sementara minyak WTI diperdagangkan pada $120.63 per barel.

Sebelumnya, Saudi mengumumkan kenaikan harga jual minyak pada bulan Juli. Harga jual resmi (OSP) minyak ditingkatkan dari level $4.4 premium menjadi $6.5 premium untuk pengiriman bulan depan. Namun investor tampak lebih mencerna keputusan OPEC+ ketimbang Arab Saudi. Pasalnya, OPEC+ berencana meningkatkan produksi harian menjadi 648 ribu barel per hari (bph) pada Juli dan Agustus. Angka ini 50 persen lebih banyak dari penambahan output harian pada bulan-bulan sebelumnya. Bahkan, Irak mengatakan bahwa pihaknya akan menaikkan produksi menjadi 4.58 juta bph per awal bulan depan.

Keputusan para anggota OPEC+ untuk menggenjot produksi sebenarnya tidak terlepas dari upaya mengisi kekosongan pasokan minyak Rusia yang terkena sanksi Barat.

Baca juga: Prospek Pasokan Kian Ketat, Harga Minyak di Level Tertinggi 2 Bulan

Harga Minyak Tetap Diproyeksi Bullish

Di tengah pelemahan harga minyak siang ini, beberapa analis memperkirakan prospek harga minyak ke depannya tetap bullish. Menurut manajer komoditas Philip Futures, Avtar Sandu, efek intervensi OPEC+ tidak akan bertahan lama atau bersifat sementara.

Pasalnya, pelonggaran lockdown COVID-19 di China dan konsumen AS yang tengah bersiap menyambut liburan musim panas membuat prospek harga minyak tetap tinggi. Langkah OPEC+ dalam meningkatkan penambahan produksi harian tidak akan mampu memenuhi lonjakan permintaan, terutama dari AS dan China yang merupakan dua negara konsumen minyak terbesar dunia.

Terkait Lainnya
Harga Emas Dunia
Kemarin 2345.50
Minggu Lalu 2346.40
1 Bulan Lalu 2257.10
2 Bulan Lalu 2095.70
3 Bulan Lalu 2067.40
6 Bulan Lalu 1993.50
Setahun Lalu 2037.00
Harga Emas Lokal
Kemarin 1.234.000
Minggu Lalu 1.255.000
1 Bulan Lalu 1.146.000
2 Bulan Lalu 1.056.000
3 Bulan Lalu 1.055.000
6 Bulan Lalu 1.000.000
Setahun Lalu 951.000