Harga minyak menguat lebih dari dua persen pada perdagangan awal pekan. Pasalnya, OPEC berencana memangkas produksi sebesar 1 juta bph pada pertemuan minggu ini.
Harga minyak dunia menguat pada hari Senin (03/Oktober) setelah OPEC dikabarkan akan memangkas produksi pada pertemuan minggu ini. Pada saat berita ini diturunkan, minyak Brent menguat 2.73 persen pada kisaran $87.62 per barel, sementara minyak mentah AS naik 2.86 persen di kisaran $81.87 per barel.
Beberapa laporan dari sumber terpercaya menyebutkan bahwa Organisasi Negara Produsen Minyak beserta mitra atau OPEC+ tengah mempertimbangkan untuk memangkas produksi sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada pertemuan hari Rabu mendatang di Wina, Austria. Ini menjadi pertemuan OPEC langsung untuk pertama kalinya sejak Maret 2020.
Menurut beberapa anggota OPEC, penurunan harga minyak yang terus terjadi selama beberapa pekan terakhir sudah tidak wajar sehingga perlu dilakukan pemotongan produksi sebagai pilihan terbaik untuk menstabilkan harga minyak dunia.
Sejumlah Faktor yang Melemahkan Harga Minyak
Perlu diketahui, harga minyak sudah melemah 11.2 persen di sepanjang September atau menorehkan penurunan bulanan terburuk dalam kurun waktu hampir setahun terakhir. Anjloknya harga emas hitam ini sebagian besar dipicu oleh keputusan The Fed menaikkan suku bunga secara agresif yang mendorong penguatan tajam dolar AS.
Pelemahan harga minyak juga didorong oleh kekhawatiran pasar terhadap potensi perlambatan ekonomi global saat menghadapi musim kenaikan suku bunga yang terjadi di banyak negara. Langkah AS untuk mengeluarkan cadangan minyak strategis ke pasar juga semakin menekan harga minyak. Laporan terbaru bahkan menyebutkan bahwa persediaan minyak mentah strategis AS sudah mencapai rekor paling rendah dalam 40 tahun terakhir.
Baca juga: Permintaan Konsumen Menurun, Harga Minyak Tertekan
Arab Saudi selaku pentolan utama OPEC+ sejak lama menghadapi tekanan dari Amerika Serikat untuk meningkatkan produksi agar harga minyak dapat kembali normal menuju kisaran pra-COVID. Namun, Saudi berserta negara anggota OPEC lainnya kompak untuk mengabaikan desakan dari tersebut lantaran harga minyak terus merosot hingga menyentuh rekor terendah delapan bulan pada September lalu.