Rintangan politik dan ekonomi bagi The Fed untuk melakukan tapering telah bisa dihilangkan dan tampaknya hampir pasti dilakukan, namun setidaknya sampai saat ini tampak USD belum mulai rally. Perkiraan pergerakan USD akan tergantung dari pasangan mata uang tradingnya. Prospek JPY masih bearish dan tampaknya masih akan demikian tahun depan. EUR masih cenderung bullish, dan selama perhatian pasar tidak terfokus pada defisit current account yang besar, diperkirakan GBP/USD masih akan bullish.
Jika US dollar cenderung melemah akibat quantitative easing, maka logis jika pengurangan stimulus atau tapering akan menyebabkan US dollar menguat. Jika rumor penambahan stimulus The Fed akan menyebabkan US dollar melemah, maka berita pengurangan stimulus yang hampir pasti seharusnya membuat US dollar menguat.
Rintangan politik dan ekonomi bagi The Fed untuk melakukan tapering telah bisa dihilangkan dan pengurangan stimulus tampak hampir pasti, namun jangan terlalu berharap hal tersebut akan memicu US dollar untuk rally, setidaknya saat ini tampak US dollar belum mulai rally.
Para petinggi partai Demokrat dan partai Republik tampaknya akan mencapai kesepakatan mengenai anggaran pemerintah, dan hal ini akan mencegah shutdown pemerintah terulang lagi pada awal tahun depan. Dari sisi fundamental ekonomi pertambahan jumlah pekerjaan yang lebih besar dari perkiraan dan data Preliminary GDP yang direvisi hingga angka 3.6% makin meyakinkan The Fed untuk mulai mengurangi pembelian asset yang senilai USD 85 milyard per bulan itu.
Perdebatan mengenai jadi atau tidaknya tapering The Fed tidak akan membuat surprise jika tapering benar-benar dimulai. Pasar forex telah mengantisipasi hal ini. Pertanyaannya adalah seberapa besar pengurangan stimulus tersebut. The Fed tentu tidak akan mengurangi pembelian asset secara besar-besaran dalam waktu singkat. Jumlah pengurangan yang mungkin akan diumumkan pada FOMC meeting tanggal 17 - 18 Desember nanti relatif akan kecil.
Namun The Fed bisa juga menunda tapering hingga kwartal pertama tahun depan. Angka inflasi masih relatif rendah dan bank sentral masih memerlukan bukti kuat bahwa perekonomian telah benar-benar membaik. Selain itu bank sentral pada mulanya telah mentargetkan angka pengangguran 6.5%, saat ini dinaikkan 7.0%. Angka partisipasi (participation rate) yang rendah, dibawah 63%, juga akan menjadi pertimbangan. Angka ini adalah yang terendah sejak tahun 1978 dengan kecenderungan terus menurun. Hal ini akan berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Melihat faktor-faktor tersebut program quantitative easing The Fed tampaknya akan terus berlanjut tahun depan dan hanya dikurangi secara bertahap, tergantung dari perbaikan perekonomian AS. Tanda-tanda yang diperkirakan berdampak negatif akan membuat bank sentral menghentikan langkah tapering.
Namun perkiraan pergerakan US dollar akan tergantung dari pasangan mata uang tradingnya. Jepang tetap pada komitmennya untuk menaikkan tingkat inflasi melalui program stimulus besar-besaran. Prospek JPY masih bearish dan tampaknya masih akan demikian tahun depan. Sebaliknya, kawasan Euro sedang melakukan langkah-langkah untuk membantu bank-bank di negara-negara kawasan yang sedang mengalami kesulitan. Selain itu data-data fundamental ekonomi kawasan Euro tahun ini cenderung membaik dan diperkirakan masih akan mengalami perbaikan pada tahun 2014. Dua faktor ini menyebabkan EUR cenderung bullish, dan bisa saja merubah kebijakan moneter bank sentral (ECB).
Inggris lebih mirip AS dalam hal perekonomiannya yang terus membaik. Bank of England (BoE) belakangan ini cenderung hawkish atau lebih menyukai suku bunga tinggi. BoE juga telah menarik dukungannya pada skema kredit tertentu dan bersiap menghadapi harga pasar perumahan yang kemungkinan bisa menggelembung (bubble). Meski demikian BoE akan tetap mempertahankan kebijakan moneternya yang akomodatif guna mendukung investasi bisnis. Selama perhatian pasar tidak terfokus pada defisit current account yang besar, diperkirakan GBP/USD masih akan bullish.
Sumber : www.forexcrunch.com :
The Fed Taper Is Almost a Dead Certainty – But May Not Trigger a USD Rally Yet,
by Justin Pugsley, Markets Analyst