Bal

Yudha: Trading Central itu perusahaan jasa Fintech yang menawarkan fitur analisis trading. Dikarenakan perusahaan, maka untuk mendapatkan Trading Central, anda harus membayar. Dan bila broker menyediakan Trading Central difiturnya maka dengan kata lain, broker membayar mereka.

Cakupan dari trading central itu meliputi bukan hanya analisis teknikal saja tetapi dari analisis fundamental, berita/sentimen pasar, analisis ekonomi, hingga penelitian ahli yang digabungkan dalam satu produk yang bernama Trading Central.

Sedangkan Autochartist adalah fitur premium yang juga perlu dibeli, yang dikhususkan untuk menganalisa chart, dan membantu trader menemukan pola chart yang bahkan trader sendiri belum menemukan. Bagi aku, autochartist seperti fitur analisa teknikal khusus chart saja.

Yudha: Halo gan sekedar nambah informasi ya. Trading Central itu seperti penyedia trading sinyal yang menggabungkan antara AI dengan analisa para ahli. Setau ane, Trading Central itu adallah perusahaan yang didalamnya memang ada ahli analisa dan kemudian digbngkan dengan analisa AI. Dikarnakan ini analisa, jdi keakuratannya ga pasti tapi cukup membntu dalam trading.

sedangkan, untuk mendapatkan Autocharist di MIFX, agan perlu menghubungi customer service MIFX baik di aplikasi MIFX maupun di web. Setelah mendapatkan konfrimasi, entar autocharist bsa didwnload terus diinstal ke Metatrader 4.

Untuk pengguna Mobile dan webtrader bs lsng dicari di menu autocharist. Untuk langkah langkah dan cara manfaatin autocharitst bsa dilihat diartikel berikut : Cara Memanfaatkan Autocharist Broker Monex

Aswin: Bro, ya jelas beda lahh antara trading berdasarkan insting sama trading berdasarkan emosi

Dan menurut gue, bedanya tuh lumayan signifikan. Kalo trading berdasarkan insting, kita fokusnya pd pemahaman dan pengalaman yg udah kita dapet dri trading sebelumnya. Jadi, kita ngandalin naluri dan feeling kita berdasarkan apa yg udah kita pelajari dri pasar.

Tapi kalo trading berdasarkan emosi, itu artinya kita ngambil keputusan trading dipengaruhi oleh perasaan kita, kayak ketakutan, keserakahan, atau euforia. Nah, biasanya tuh keputusan yg diambil pas lg dalam emosi itu gak rasional dan gak berdasarkan analisis yg objektif. Bsa jd kita ngambil keputusan impulsif yg gak sesuai rencana trading kita.

Pokoknya, bedanya tuh trading berdasarkan insting lebih didasarkan pada analisis dan pengalaman, sementara trading berdasarkan emosi lebih dipengaruhi oleh perasaan subjektif yang bisa bikin kita gak rasional.

Relative Strength Index (RSI) merupakan indikator oscillator yang digunakan untuk menentukan waktu entry dan exit market dengan dasar level overbought dan oversold, sekaligus mendeteksi kemungkinan trend reversal dari adanya divergensi pergerakan harga.

Periode waktu RSI yang dianjurkan oleh pembuatnya (Welles Wilder) adalah 14 days, yaitu digunakan pada chart daily dengan periode 14. Menurut Wilder settingan tsb adalah yang paling akurat. Tetapi dalam prakteknya ada yang menggunakan periode 9 dan 25 dan pada time frame yang lebih rendah atau lebih tinggi dari daily. Perlu diketahui semakin besar periode (misal periode 1000) maka akan semakin kurang akurat karena RSI termasuk indikator yang lagging atau cenderung lambat dalam merespons.

Selain itu, Di timeframe serendah M1 pergerakan harga sangat fluktuatif, sedangkan periode MA yang besar (apalagi sampai 1000), sangat lagging merespon pergerakan harga. Apakah sinyal indikator berperiode besar bisa dianggap valid jika diterapkan di timeframe rendah? Kalau sependapat saya kok lebih baik disesuaikan saja sesuai kaidahnya masing-masing. Bukannya tidak kreatif atau terlalu kaku, tapi kenapa mesti menggunakan cara yang repot dipahami kalau sudah ada cara yang mudah?