Im

Pemerintah Amerika Serikat maupun bank sentralnya TIDAK PERNAH mengeluarkan uang dengan pecahan satu juta dolar. Apabila Anda memiliki lembaran uang satu juta Dolar, maka uang itu sama sekali tak ada harganya dan tidak bisa ditukarkan dimana-mana. Uang satu juta Dolar, sebagaimana uang 100,000 Dolar, adalah beberapa skema penipuan valas yang banyak marak, khususnya di Asia.

Halo kak Meta,

Untuk IGTV saat ini Indonesia belum dilengkapi dengan fitur monetisasi. 

Steven: Pertanyaan mengenai mana yang lbh beresiko, pasti jawabnya adalah Forex karna psar sendiri lebih sering volatile (keadaan dimana harga bisa naik dan turun), dan krna itulah Forex bisa dijadikan alternatif trading/investasi jangka pendek. Sedangkan di saham memang ada volatilitas juga tetapi cenderung lebih ga terlalu sering seperti Forex. Bahkan di Forex sendiri setiap 1 menit, bisa mengalami naik turun seacra signifikan. Selain itu di Forex bisa trading 2 arah, untung saat pasar naik atau turun juga.

Untuk 1 lot standard adalah 100.000 unit mata uang. Itu adalah jumalh yg besar, dan utk ngatasin maka dikasih fitur leverage dimana investasi saham tidak ada. Sehingga utk ngerasin profit, dngn modal yang agak kecil jga bisa sdngkan di saham diperlukan modal cukup besar agar bsa ngerasin profit yg lbh besar jga. Tetapi seperti di saham, semakin volume lot besar, maka reesiko yg dirasakan saat rugi jga besar.

Semoga membantu :)

Steven: Klu menurut ane nihh, resiko yg dimaksudkan seperti apa dlu. Emang secara keseluruhan, resiko emang lbh besar di Forex tetapi saham juga ga kalah beresiko. Dikatakan beresiko di Forex krna pergerakan harga, leverage, dan beberapa faktor bisa membuat uang habis dalam sekejap sedangkan saham biasanya beresiko krna apabila harga perusahaan kolaps dan bangkrut misalnyaa, harga saham bisa sampe jadi 0.

Klu resiko ga profit, maka lbh besar kemungkinan di saham, seperti yg ane blng, saham itu backgroundnya sebuah perusahaan dan perusahaan bisa bangkrut sewaktu-waktu atau bisa krisis berlanjut tetapi masalahnyaa saham yg udah jatuh itu bisa kita jual tpi ngerugi dan bergantung dngn hanya pasar bearish untuk untung (bila harga naik)

Sedangkan di Forex sndiri sihh karna yang ditradingkan adalah mata uang dri suatu negara, maka hampir pasti klu mata uang tersebut bisa anjlok tpi bakalan pulih lagi. Dan karena bisa profit dua arah, maka resiko ga profit itu sbnrnya bisa dihindari bila makai strategi yang bagus.

Itu sih menurut anee yaaa, klu salah mohon dikoreksi kmbli

Steven: Dua duanya beresiko, tapi Forex lebih beresiko krna lnh fluktuatif dan adanya resiko leverage jga. memang secara teknis, Forex lebih menguntungkan tetapi bsa jga lbh merugikan dibandingkan Saham.

Sedangkan saham sndiri adalah

Trading saham terkait dengan risiko pasar dan risiko spesifik perusahaan. Resiko pasar terkait dengan IHSG sedangkan resiko perusahaan adalah keuangan di perusahaan. Selian itu pertahun jga bisa mendapatkan dividen (tergantung perusahaannya)

• Apa itu Saham
• apa itu trading forex, inin cara main dan mengatasi resikonya

Ini insight gua ya jdi bisa aja elo ga setuju. Utk tau kapan harus entry ke pasar biasanya gua tuggu setelah laporan dirilis utk ngeliat pasar bereaksi. Meski telat, paling ga gua udah meminimalisr resiko bila harga bergerak melawan dan taulah bsa timbul kerugian bsar krna saat krusial sprti dirilis nya laporan keuangan tu bsa buat pasar bergejolak. Intinya wait and see jga.

Timefrrame itu up to preference masing2. Klo gua sendri sbagai day trade, gua biasanya meliat di M15 ato M5 utk entry. Tapi misalkan swing trading mngkn di M30 ke atas. Initnya klu elo traidng jangka pendek, biasa lbh gunain timeframe pendek jga. Bgitu jga sbaliknya. Klu berapa lama hold, ini back to style trading masing2 ya.

BTW, laporan ekonomi seperti GDP cocok untuk trader dengan berbagai gaya trading, tergantung pada tujuan dan strategi trading mereka. Namun, trader yang mengambil posisi jangka pendek mungkin lebih cenderung mengambil keuntungan dari fluktuasi harga yg cepat setelah rilis laporan, sedangkan trader jangka panjang mungkin lebih fokus pada tren jangka panjang yg terungkap oleh laporan ekonomi. Skli lagi preference trader bakal berbeda2.

Izin nyanggah ya. Kbnykan trader emang entry setelah perilisan brita. Hal itu krna dah jelas n tau isi dari rilisan berita apakah positif ato negatif shngga arah pasar jga udah tau. Terkadang GDP positif blm tentu pasar akan bergerak positif jga, jdi sebagai trader, ane stuju skli, kita wait and see dlo.

Tpi ada ga orang yg trading langsung sblm rilis berita. Ada bgt, tpi bnr2 butuh pengalaman yg bnyk serta mampu melihat eknomi negara tsb srta mempertimbankan rumor mna yg benar. Dlm hal ini mreka menggunakan istilah trading "buy the rumour, sell the fact". Shngga mreka itu entry sblm rilisan berita n close position stlh harga bergerak sesuai keinginan. Kelebihannya ya, kita entry buy pada harga rendah, krna rilisan berita dan pasar brgrak bullish maka kita bsa dapatin keuntungan maksimal, tpi tntu resiko jga bakal maksimal klu loss. (read : Buy the Rumor, Sell the Fact)

Andi: Sure, bro! Jadi, klo kita bahas spread di Monex, itu bisa berubah-ubah tergantung kondisi pasar, jadi jangan harap kalo selalu tetap aja di angka 0.2 pips. And klu gue nilik pertanyaannya bro, mungkin lebih seperti ini ya?

apakah spreadnya bisa berubah saat kita lagi trading atau cuma pas kita buka posisi aja? Betul ga? Nah, perlu ditegaskan kalo perubahan spread cuma terjadi saat kita buka posisi, jadi kalo spread-nya udah kena di awal, ya itu aja yang jadi biayanya. Mudah-mudahan jelas ya, bro!