Yen Jepang turun setelah tidak ada perubahan dari BoJ, fokusnya bergeser ke inflasi PCE As, 2 hari, #Forex Fundamental | USD/CAD melemah mendekati 1.3650 karena harga minyak mentah yang lebih tinggi, PCE AS dipantau, 2 hari, #Forex Teknikal | Inflasi PCE inti As akan tunjukkan tekanan harga kuat karena pasar tunda prediksi penurunan suku bunga the Fed, 2 hari, #Forex Fundamental | EUR/USD siperdagangkan dengan bias negatif, di atas level 1.0700 karena para pedagang menunggu indeks harga PCE AS, 2 hari, #Forex Teknikal | PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) akan membagikan dividen senilai Rp2.5 miliar dari laba tahun buku 2023, 2 hari, #Saham Indonesia | PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mengalami penurunan kinerja keuangan pada kuartal I/2024, pendapatannya berkurang 10.49% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, 2 hari, #Saham Indonesia | Top losers LQ45 terdiri dari: PT Mitra Pack Tbk (PTMP) -4.20%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) -2.90%, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) -2.60%, 2 hari, #Saham Indonesia | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di awal perdagangan hari ini, turun 0.49% ke 7,120, 2 hari, #Saham Indonesia

Mengenal Inversi Yield Obligasi Sebagai Tanda Resesi

Hana Raisa 7 May 2023
Dibaca Normal 5 Menit
bisnis > obligasi > #obligasi #resesi
Inversi yield obligasi adalah yang paling jarang terjadi di antara jenis kurva lainnya. Sekalinya muncul, pasar bisa gempar karena kurva ini dianggap sebagai sinyal resesi.

Konon, inversi yield obligasi adalah sinyal akurat terjadinya resesi di AS sejak akhir Perang Dunia II. Banyak yang mewanti-wanti agar para trader dan investor selalu memerhatikan fenomena ini.

Secara definisi, Inversi yield obligasi adalah kurva yang menunjukkan suatu obligasi jangka panjang memberikan yield lebih rendah dibandingkan obligasi berjangka lebih pendek. Mengenali bentuk kurva ini sangat penting karena mayoritas pasar sepakat mewaspadainya sebagai tanda resesi ekonomi. Adapun tanda-tanda resesi biasanya dikenali lewat gejala berikut:

  • Pasar saham memburuk
  • Kontraksi ekonomi
  • Suku bunga meningkat
  • Inflasi
  • Lapangan kerja menurun

Lantas, bagaimana inversi yield obligasi dapat memberikan peringatan resesi? Bagaimana cara membacanya?

Memahami Kurva Yield Obligasi

Inversi yield obligasi ditandai dengan kurva yang menurun. Dalam ilmu ekonomi, kurva yield (yield curve) adalah grafik yang ditarik dari plot suku bunga beragam obligasi dengan peringkat kredit sama, tetapi memiliki jatuh tempo berbeda-beda dalam kurun waktu tertentu.

Apa maksudnya "obligasi yang memiliki peringkat kredit sama"?

Obligasi yang memiliki peringkat kredit sama merujuk pada beragam obligasi yang diterbitkan oleh satu entitas. Misalnya, oleh pemerintah AS, pemerintah Jepang, dan sebagainya.

Kurva yield umumnya terdiri dari 3 jenis dengan penjelasan sebagai berikut:

  • Normal yield curve
    Obligasi jangka panjang memberikan yield lebih tinggi daripada obligasi berjangka lebih pendek. Hal ini disebabkan oleh risiko waktu yang ditanggung pemilik obligasi berjangka panjang dianggap lebih besar daripada pemilik obligasi berjangka pendek. Kurva yield normal cenderung menuju ke arah yang lebih tinggi.
  • Inversi/inverted yield curve/negative yield curve
    Menggambarkan obligasi jangka panjang memberikan yield lebih rendah daripada obligasi berjangka lebih pendek. Garisnya akan berkebalikan dengan kurva normal.
  • Mendatar/flat yield curve
    Bentuk kurvanya mendatar atau cembung, karena adanya selisih amat kecil antara yield obligasi jangka panjang dan jangka pendek. Jika inversi yield obligasi dianggap sebagai sinyal resesi, kurva flat sering dianggap sebagai sinyal transisi ekonomi dari satu siklus ke siklus berikutnya; entah itu dari kondisi ekspansif menjadi kontraksi maupun dari kontraksi ke ekspansif.

Dari ilustrasi di atas, Anda bisa melihat perbedaan tiga jenis kurva yield. Tampak bahwa kurva normal mengarah ke atas, inversi ke arah terbalik, dan flat cenderung mendatar. Di antara ketiga jenis kurva tersebut, kurva inversi yield obligasi adalah yang paling kontroversial dan jarang terjadi.

Baca juga: Risiko Obligasi: 4 Hal Ini Harus Diwaspadai Investor

Inversi Yield Obligasi Pemerintah AS

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, inversi yield obligasi adalah kondisi ketika obligasi jangka panjang memberikan yield lebih rendah dibandingkan obligasi berjangka lebih pendek, padahal keduanya memiliki peringkat kredit sama.

Selain itu, ada pula yang disebut dengan inversi yield obligasi parsial. Kondisi ini menunjukkan bahwa hanya beberapa obligasi jangka pendek yang memberikan yield lebih tinggi daripada obligasi berjangka panjang.

Kurva yield yang paling populer dibuat berdasarkan yield obligasi pemerintah AS (US Treasury) bertenor 3 bulan, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan 30 tahun. Kurva yield ini sering digunakan sebagai indikator pertumbuhan output dan ekonomi Amerika Serikat.

Seperti yang Anda ketahui, AS adalah negara adidaya yang memiliki hubungan dagang raksasa dengan ratusan negara lain di seluruh dunia. Jadi, tak heran jika inversi yield obligasi AS menjadi isu bertaraf internasional.

Secara historis, para pakar ekonomi telah meneliti inversi yield obligasi selama beberapa dekade. Di tahun 1960-an, Ruben Kessel dari NBER (National Bureau of Economic Research) menemukan bahwa perbedaan antara suku bunga jangka pendek dan jangka panjang cenderung mengalami penyempitan saat menjelang resesi.

Sebuah makalah yang dipublikasikan oleh Federal Reserve San Fransisco pada tahun 2018 mengungkapkan suatu fakta yang lebih mengejutkan lagi. Melansir dari makalah tersebut, inversi yield obligasi selalu terjadi menjelang resesi di AS sejak tahun 1955.

Kondisi ini bahkan terjadi pada akhir tahun 2005, 2006, dan 2007 sebelum terjadinya krisis keuangan 2007/2008 di Wall Street. Oleh karena itu, anggapan bahwa inversi yield obligasi merupakan sinyal resesi sudah dikenal luas tidak hanya trader dan investor, tetapi juga pakar ekonomi dan pejabat bank sentral.

Untuk memudahkan pemantauan, banyak pihak menyederhanakan upaya mendeteksi inversi dengan menghitung selisih antara yield obligasi AS bertenor 10 tahun (US10YT) dengan obligasi bertenor 2 tahun (US-02YT). Jika selisihnya negatif, maka sudah terjadi inversi, seperti yang terjadi pada bulan Agustus 2018 silam.

Cara Menyikapi Inversi Yield Obligasi AS

Pada dasarnya, inversi yield obligasi AS dapat berpengaruh pada beberapa hal berikut:

  1. Dapat terhubung dengan peristiwa global.
  2. Berdampak pada suku bunga pinjaman.
  3. Berdampak pada pergerakan pasar saham.

Meskipun demikian, bank sentral AS (Federal Reserve) sebetulnya agak mengabaikan kurva yield obligasi. Pejabat The Fed juga memiliki pandangan yang berbeda dalam mengevaluasi inversi yield obligasi beberapa waktu lalu. Ada yang menganggapnya perlu diperhatikan, ada pula yang menganggapnya tidak perlu dikhawatirkan.

Bagi trader, selama para pejabat The Fed tidak menganggapnya sebagai masalah serius, isu ini hanya akan mengganggu pasar sebentar. Dengan kata lain, inversi yield obligasi pemerintah AS hanya menjadi penggerak pasar yang signifikan jika pejabat bank sentral atau Presiden AS menganggapnya sebagai masalah serius.

Investor jangka panjang perlu memerhatikan inversi yield obligasi pemerintah AS secara serius dan memasukkannya dalam pemantauan aspek fundamental. Namun, relevansinya tetap bergantung pada kondisi ekonomi AS saat itu. Jika perekonomian tetap kuat, maka tidak ada alasan untuk terlalu khawatir.

Isu resesi 2023 tidak hanya diperbincangkan di kalangan penggiat ekonomi, tetapi juga setiap golongan masyarakat. Kabar baik untuk para trader, ada cara melindungi portofolio trading dari resesi dengan 4 langkah responsif dan 3 langkah preventif.

Terkait Lainnya
Kategori Terkait

Komentar @inbizia

Tadi saya pagi-pagi bangun, kemudian mengecek burung-burung peliharaan saya dan menurunkan kain sarung penutup kandangnya, supaya mereka bisa menghirup udara segar.

Kemudian seperti biasa saya menyeduh kopi dan menghirup kopi pahit yang wangi. Lalu, mengecek pergerakan harga EUR/JPY dan mengetahui kalau semua trader dalam mode menunggu.

Katanya terjadi pelemahan dollar meskipun sedikit tingkat pelemahannya, contohnya kepada rupiah di mana rupiah justru menguat. Namun, ketika mengecek pergerakannya terhadap Yen JPY justru dollar Amerika Serikat menguat terhadap Jepang Yen. Penyebabnya tentu saja karena Bank of Japan secara mengejutkan menahan suku bunganya sehingga dianggap dapat kokoh bertahan menghadapi resesi global.

Sentimen positif ini melihat EUR/JPY berada dalam posisi yang menguntungkan. Dengan menimbang posisi resistance dan sepertinya, maka saya memilih posisi sell.

Semoga yang lain hari ini mendapatkan cuan yang berlipat ganda juga.

Johan | 23 Jan 2023
Halaman: Eurjpy Mei

Emas merupakan salah satu investasi yang sangat diminati oleh banyak kalangan di dunia perdagangan. Karena nilai emas tidak akan turun drastis walaupun terjadi resesi mata uang, inflasi melonjak tinggi, dan semua hal yang berkaitan dengan gonjang-ganjing perekonomian.

Bisa dikatakan bahwa emas menjadi salah satu aset yang memiliki perlindungan nilai. Sehingga banyak kalangan yang memilih berinvestasi emas daripada investasi lainnya.

Dan perlu diketahui bahwa emas atau logam mulia, diperdagangkan menggunakan Dollar Amerika Serikat atau USD. Jadi benar apa yang Anda katakan, bahwa mata uang USD dan harga emas memang berkaitan erat.

Tapi yang perlu Anda ketahui, biasanya nilai USD dengan harga emas akan berbanding terbalik. Maksudnya, jika nilai atau indeks USD melemah, maka biasanya harga emas akan naik. Dan sebaliknya jika USD naik, harga emas akan turun.

Kenapa bisa berbanding terbalik? Jadi emas dan USD merupakan dua aset yang diburu para investor. Ketika nilai USD turun, maka biasanya investor akan mencari alternatif investasi lainnya, salah satunya adalah emas.

Jadi penurunan USD bisa meningkatkan permintaan emas atau komoditas lainnya, jika terjadi peningkatan permintaan, maka sudah pasti juga akan terjadi kenaikan harga emas.

Sedangkan untuk pengaruh politik internasional Amerika Serikat, sudah jelas bahwa kondisi politik tersebut akan mempengaruhi naik turunnya nilai USD. Seperti yang sudah saya sebutkan di atas bahwa, naik turunnya nilai USD juga mempengaruhi harga emas.

Semoga penjelasan ini membantu. Terima kasih.

Amalia | 24 Jan 2023
Halaman: Outlook Mingguan Emas Daya Bullish Mulai Memudar

Eh sekedar nnya aja. Dikatakan di artikel klu investasti jangka pendek bsa jadi alternatif di sittuais inflasi dan resesi global yang menghantui. Misalkan investasi jangka pendek Forex ini apakah bsa dijadikan solusi bagi trader utk bertahan hdiup di tengah situasi resesi global dan ketidakpastian eknomi dunia?

Misalkan aku contohin ahja negara yg lagi resisi tinggi. Yg aku tau kan Argentina itu inflasi lagi tinggi banget. Dan misalkan ada trrader Argentina gitu trading Forex, apakah dia bsa bertahan ato paling ga memenuhi kebutuhannya disana tnap terikat dngn Peso yg makin ga bernilai?

Handam | 16 Apr 2023
Halaman: Investasi Jangka Pendek Terbaik Menurut Broker Finex

Bisa kak! jadi investasi jangka pendek, termasuk trading Forex, bisa jadi alternatif buat para trader buat tetap bisa ngasilin duit di tengah situasi resesi global atau inflasi tinggi kayak di Argentina yg lagi ngalamanin inflasi tinggi. Tapi harus dibarengin dngn bnyk persiapan seperti latihan trading karena trading Forex juga berisiko tinggi dan ga selalu menghasilkan keuntungan. Jadi, para trader harus pintar-pintar ngambil keputusan dan ngelola risiko dengan baik.

Kalo contoh Argentina, para trader Forex di sana mungkin bisa cari keuntungan dengan jual-beli mata uang asing yang lebih stabil nilainya ketimbang mata uang lokal yang ga stabil. Sehingga bsa dikatakan utk menyambung hidup di sana mash bsa!

Rozy | 18 Apr 2023
Halaman: Investasi Jangka Pendek Terbaik Menurut Broker Finex

Fabio: Wah, klu soal cocok atau enggaknya diversifikasi buat pemula kayak lu, gue bisa bilang cocok banget! Meskipun modal lu kecil, lu tetep bisa pake strategi ini dengan memilih beberapa aset yang berbeda yang sesuai dengan budget lu.

Modal yang ideal itu sebenernya tergantung kondisi finansial lu sendiri. Jadi, anggep aja modal yang siap lu investasikan (uang dingin)

Pas mau diversifikasi, lu bisa pilih beberapa aset yang beda, contohnya saham dari sektor industri yang berbeda-beda, pasangan mata uang Forex yang beragam, atau produk keuangan lainnya kayak obligasi atau komoditas. Atau lu bisa juga diversifikasi geografis dengan beli aset dari negara-negara atau wilayah yang berbeda.

Kalo soal modal tambahan, gak perlu panik juga. Gak harus langsung beli banyak aset sekaligus. Lu bisa mulai dengan dua atau tiga aset aja dulu, terus nambahin aset lainnya seiring waktu dan dapet modal tambahan.

Anton | 28 May 2023
Halaman: Mengenal Proses Manajemen Portofolio Ala Broker Hsb

Boris: Jd begini nih. Obligasi itu bisa ngaruh ke pergerakan mata uang, ada faktor2 yg bisa bikin mata uang jadi kuat atau lemah gara2 obligasi.

Pertama, suku bunga obligasi bs jdi penentu. Kalo suku bunga naik, investor bsa tertarik beli obligasi, itu bsa bikin mata uang negara itu menguat.

Kedua, risiko jg penting. Kalo obligasi negara itu dianggap berisiko, misalnya politiknya kacau ato ekonominya nggak stabil, investor bisa jual obligasi, dan itu bsa bikin mata uang melemah.

Lalu, ada laporan ekonomi terkait obligasi. Tapi, nggak ada laporan khusus obligasi kayak NFP, Bro. Yang ada laporan penjualan obligasi, hasil lelang, atau perubahan kebijakan pembelian obligasi sama bank sentral. Itu bisa pengaruhi sentimen pasar dan pergerakan mata uang. (baca : Kiat Trading Sukses dengan Sentimen Market)

Jadi, penting banget ngikutin berita dan paham faktor2 yg bisa bikin obligasi berpengaruh. Dengan informasi yang oke dan analisis yang jeli, kita bisa siap menghadapi pergerakan pasar yang terkait obligasi. Semoga jelas ya, Bro!

Alex | 12 Jun 2023
Halaman: Beberapa Faktor Penggerak Dolar As Menurut Finex