PT PP London Sumatra Tbk. (LSIP) membukukan laba bersih sebesar Rp269.3 miliar pada kuartal I/2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia | Emiten produsen minyak goreng Bimoli PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) mencetak laba bersih Rp307.10 miliar sepanjang kuartal I/2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia | Laba bersih PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam anjlok 85.66% menjadi Rp238.37 miliar pada kuartal I/2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia | PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) membukukan pendapatan sebesar $103.31 juta pada kuartal I/2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia

5 Negara Penghasil Minyak Terbesar Di Asia Pasifik

Melati 20 Nov 2021
Dibaca Normal 5 Menit
bisnis > minyak > #minyak #penghasil-minyak #negara
Amerika Serikat dikenal sebagai produsen minyak terbesar di dunia, tapi apakah Anda tahu negara penghasil minyak di Asia Pasifik? Indonesia ada di peringkat berapa, ya?

Tahukah Anda bahwa selama tahun 2020, Asia Pasifik menyumbang 8.4% dari produksi minyak dunia? Angka ini sebagian besar diperoleh dari China dan India, di mana China berhasil masuk dalam daftar 10 negara produsen minyak bumi terbesar di dunia. Meskipun demikian, kontribusi negara-negara Asia Pasifik pada produksi minyak dunia sebenarnya terus menurun.

Negara-negara penghasil minyak terbesar memainkan peran penting di pasar global sebagai gatekeeper bursa komoditas. Jika kita mengenal Timur Tengah dan Amerika Serikat sebagai produsen minyak terbesar di dunia, lalu bagaimana dengan lingkup Asia Pasifik? Apakah Indonesia termasuk penghasil minyak terbesar?

1. China

Tak hanya negara produsen emas terbesar, China juga menduduki peringkat 1 di industri minyak Asia Pasifik. Dari 7 juta barel yang diproduksi di kawasan tersebut, 5 juta diantaranya dihasilkan dari China. Dengan demikian, negara ini bertanggung jawab atas lebih dari setengah total produksi Asia Pasifik.

Industri minyak China dipimpin oleh beberapa perusahaan terkemuka, meliputi China Petroleum and Chemical Corporation (Sinopec), perusahaan minyak lepas pantai China (CNOOC), serta PetroChina. Ketiga perusahaan ini menyumbang sebagian besar dari total produksi tahunan negeri Tirai Bambu tersebut.

2. India

Pada tahun 2020, India memproduksi 771,000 barel minyak per hari, jumlah yang cukup stabil seiring melonjaknya konsumsi minyak di India. Sebagai informasi, konsumsi minyak warga India menempati urutan ketiga di dunia, tepat setelah AS dan China. Selain minyak, India juga terkenal akan konsumsinya yang tinggi pada emas karena logam mulia itu sering dipakai pada upacara-upacara adat.

Baca Juga: Pengaruh Harga Minyak Terhadap Harga Emas

Produksi minyak di India didominasi oleh perusahaan milik negara, Oil and Natural Gas Corporation, yang menyumbang sekitar 71% dari produksi domestik. Cairn Oil & Gas serta Vedanta Limited, cabang dari perusahaan minyak dan gas Inggris Cairn Energy PLC, adalah kontributor terbesar kedua untuk pasar minyak India. Perusahaan tersebut memproduksi 24% dari keseluruhan jumlah minyak mentah di India.

3. Indonesia

Indonesia duduk di posisi ketiga setelah India dengan produksi sekitar 743,000 barel per hari. Walau kini hanya berkisar di angka 700 ribuan, pada era kejayaan tahun 1990-an hingga 2000, Indonesia pernah memproduksi antara 1.5 sampai 1.7 juta barel, lho.

Sejak periode itu berlalu, produksi mengalami trend penurunan cukup drastis. Kemerosotan produksi diakibatkan oleh banyaknya ladang minyak yang menua disertai peningkatan permintaan domestik. Hal ini memaksa Indonesia keluar dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) di tahun 2009 setelah bertahan selama 47 tahun lamanya. Beruntung, Indonesia kembali bergabung di tahun 2016.

PT Chevron Pacific Indonesia, anak perusahaan dari raksasa energi Amerika Chevron Corporation, dan PT Pertamina adalah dua produsen minyak terbesar di Indonesia. Perusahaan minyak asing lain seperti Total SA, ConocoPhillips, serta CNOOC juga ikut ambil bagian penting dalam industri minyak Tanah Air.

4. Malaysia

Malaysia menghasilkan 596,000 barel minyak per hari, yang sebagian besar ditambang di lepas pantai. Selama satu dekade terakhir, produksi minyak Malaysia cukup stabil meskipun ada sedikit trend penurunan sejak 2016.

Petroliam Nasional Berhad atau dikenal sebagai Petronas, adalah perusahaan energi milik Malaysia yang mengontrol semua sumber daya minyak dan gas di negara itu. Perusahaan minyak dan gas internasional seperti ExxonMobil Corporation, Murphy Oil Corporation, dan Royal Dutch Shell PLC, turut terlibat dalam memproduksi komoditas minyak Malaysia di bawah pengawasan Petronas.

Baca juga: Cara Meraup Untung Dari Trading Dolar Komoditas

5. Thailand

Produksi minyak di Thailand mencapai 418.000 barel per hari. Sayangnya, Thailand harus mengimpor minyak dalam jumlah besar untuk memenuhi permintaan domestik lantaran menurunnya cadangan minyak dalam negeri. Perlu diketahui, investasi pemerintah ke industri minyak memang terbilang minim sehubungan dengan krisis politik dan bencana alam yang kerap melanda Thailand. Akibatnya, pembentukan Undang-Undang Perminyakan pun terus diundur.

Chevron adalah produsen minyak utama yang beroperasi di sumur minyak terbesar Thailand, Benyamas. Perusahaan minyak Thailand, PTT Exploration and Production, justru menduduki posisi kedua. Perusahaan internasional lain yang terlibat dalam produksi minyak Thailand termasuk Coastal Energy Company dan Salamander Energy PLC.

Di tahun 2020 sendiri, produksi minyak Asia Pasifik mencapai 7.4 juta barel per hari. Angka ini memang tidak menunjukkan nilai fantastis, mengingat sejumlah negara di kawasan ini telah menemukan cadangan minyak bumi baru, meski ada juga negara yang mengalami penurunan produksi akibat berkurangnya stok minyak.

Perbedaan jumlah produksi yang cukup kontras antara China dan negara-negara produsen lainnya terjadi karena tidak meratanya pasokan minyak bumi, ada negara yang kaya akan ladang minyak, tapi ada juga yang terpaksa harus mengimpor.

Baca Juga: Harga Minyak Hari Ini

Untuk ukuran global, penghasil minyak terbesar berasal dari Amerika Serikat (18.60 juta barel per hari), kemudian Arab Saudi (10.82 barel per hari), Rusia, Kanada, barulah China di posisi kelima.

Meski Amerika memproduksi minyak terbanyak, namun cadangan minyak paling kaya justru ada di negara Venezuela, yang diperkirakan mencapai 300 miliar barel. Arab Saudi menyusul di posisi kedua dengan stok minyak sebanyak 266.5 miliar barel.

Lepas dari semua itu, kini negara-negara maju mulai beralih meninggalkan minyak ke sumber daya energi lain seperti gas karena ancaman global warming dan polusi udara. Meski begitu, tampaknya untuk sekarang, minyak masih menjadi bahan bakar penting bagi kehidupan masyarakat.

Saking besarnya industri minyak, trading di komoditas ini cukup populer dan banyak ditawarkan sebagai instrumen alternatif di broker-broker forex. Jika Anda tertarik, sudah ada beberapa broker lokal resmi yang menawarkan trading minyak.

Terkait Lainnya
PT PP London Sumatra Tbk. (LSIP) membukukan laba bersih sebesar Rp269.3 miliar pada kuartal I/2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia

Emiten produsen minyak goreng Bimoli PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) mencetak laba bersih Rp307.10 miliar sepanjang kuartal I/2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia

Laba bersih PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam anjlok 85.66% menjadi Rp238.37 miliar pada kuartal I/2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) membukukan pendapatan sebesar $103.31 juta pada kuartal I/2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia


Komentar @inbizia

Kalau menurut saya sih di sektor Migas gak perlu kuatir, BBM yg berasal dari fosil ini masih akan masih terus diperlukan sampai habis nanti dan manusia masih sangat tergantung dgn BBM, hanya memang sekarang sudah mulai dicari alternatif energi alternatif pengganti fosil dan belum banyak hasilnya. Keadaan BBM sekarang ini kebetulan lagi over supply dan over stock BBM pada negara2 penghasil minyak, sehingga harga jadi turun dan ini hukum ekonomi demand dan supply. Kedepan bisa jadi harga ini cepat melambung sampai mendekati harga 90-100 USD/Barrel seperti terjadi beberapa tahun lalu. Jadi bersabarlah, rejeki sudah ada yang mengatur.
Ocha | 8 Sep 2016
Halaman: Harga Minyak Hari Ini

Negara-negara yang memiliki produksi minyak bumi yang signifikan namun tidak menjadi anggota OPEC mungkin memiliki pertimbangan yang berbeda dalam mengatur produksi dan harga minyak. Beberapa alasan yang mungkin termasuk keinginan untuk mempertahankan kemandirian dalam mengatur produksi dan harga minyak, atau perbedaan pandangan dalam kebijakan OPEC.

Meski demikian, bergabung dengan OPEC dapat memberikan beberapa manfaat, seperti dukungan dalam mengatur produksi dan harga minyak untuk menjaga stabilitas, serta meningkatkan posisi negara anggota dalam hubungan internasional.

Dalam konteks pemantauan berita fundamental, memang benar bahwa semakin banyak negara penghasil minyak yang harus dipantau, semakin sulit untuk memantau perkembangan fundamentalnya. Namun, keputusan untuk bergabung atau tidak bergabung dengan OPEC tidak harus menjadi faktor utama dalam memilih negara mana yang harus dipantau.

Sebagai trader, perlu memperhatikan perkembangan fundamental dari negara-negara penghasil minyak yang memiliki pengaruh besar terhadap pasar, baik yang bergabung dengan OPEC maupun tidak. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti berita ekonomi dan politik dari negara-negara tersebut dan mempelajari kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan produksi dan harga minyak.

Leon | 26 Apr 2023
Halaman: Faktor Penggerak Harga Minyak Menurut Broker Mifx

Pelrlu dicatat bahwa harga minyak dunia tidak hanya tergantung pada keputusan OPEC. Ada banyak faktor yang memengaruhi harga minyak, seperti ketersediaan pasokan, permintaan global, kebijakan pemerintah, situasi geopolitik, dan perubahan nilai tukar mata uang.

Meskipun OPEC memiliki pengaruh besar dalam mengatur produksi dan harga minyak, ada juga negara-negara penghasil minyak lainnya di luar OPEC yang dapat mempengaruhi harga minyak, seperti Rusia dan Amerika Serikat. Selain itu, pasar minyak dunia juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak terkait dengan produksi minyak, seperti cuaca, peristiwa alam, dan situasi politik global.

Sebagai trader, perlu memperhatikan berbagai faktor yang memengaruhi harga minyak, baik yang terkait dengan OPEC maupun yang tidak, agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan trading minyak.

Tionaldi | 27 Apr 2023
Halaman: Faktor Penggerak Harga Minyak Menurut Broker Mifx

Bntu jelasin mengenai ASPEBTINDO yaa gan! Utk keanggotaan ASPEBTINDO emang ga wajib bgi broker utk tergabung didlmnyaa. Secara teknis, ASPEBTINDO itu ibaratnya adalah OPEC, jdi dalam OPEC, itu ga wajib bagi negara penghasil minyak tergbung disana, dan klo ASPEBTINDO, itu bagi broker yg teregulasi jga ga wajib tergabung disana. Cma klu tergabung disana yaa makin baik utk status mereka krna ASPEBTINDO itu menerapkan kebijakan yg ketat jga buat broker2. Shngga aturan broker lbih bertambah ketika bergabung dngn merka

Tpi overall, asalkan ada ketiga regulasi tsb, yakni BAPPEBTI, Bursa Berjangka, Bursa Kliring, maka broker tsb bsa dikatakan aman dan regulasinya juga udah lengkp banget!

Ferdi | 22 Jul 2023
Halaman: Mengupas Perbandingan Broker Maxco Vs Mrg

Mengenai mengapa broker menawarkan komoditas terbatas itu di karenakan beberapa komoditas memiliki risiko dan volatilitas harga yg tinggi. Selain itu, ada persyaratan regulasi yang mengatur jenis komoditas yang dapat ditawarkan oleh broker. Oleh karena itu, broker cenderung memilih logam mulia dan minyak yang lebih stabil untuk perdagangan. Dan di antara komoditas2 yang ada, paling stabil itu adalah di emas, perak dan minyak dmana lebih likuiditas dan volatilitas ini. Dan jangn heran bahwa broker HFX itu bisa sampe menawarkan spread yg dimulai dari 0.0 pips yg cenderung lbh kecil dibandingkan dngn jenis instrumen komoditas lainnya

Samuel | 4 Aug 2023
Halaman: Mungkinkah Trading Komoditas Dengan Zero Spread Di Broker Forex

Swap dalam trading komoditas tuh bukan soal suku bunga aja, beda sama forex. Di sini swap tuh kayak biaya atau untung yang kita dapetin karena pegang posisi trading dari satu sesi ke sesi berikutnya. Jadi, karena trading komoditas tuh 24 jam, ada batas waktu buat hitung untung-rugi harian. Swap bisa jadi positif atau negatif, tergantung arah posisi dan suku bunga acuan (karna kita trading emas, silver, dan jga minyak itu dngn mata uang USD).

Kalo kita long (beli), bisa dapetin swap positif kalo suku bunga acuan komoditasnya lebih tinggi dari broker. Kalo short (jual), bisa kena swap negatif karena suku bunga acuan lebih rendah dari broker. Swap ini berguna buat sesuaikan posisi antara kita dan broker, juga untuk nge-cover biaya penyimpanan komoditas dan risiko pasar yg emang terjadi. so, jangan lupa cek kebijakan dan kondisi swap broker sebelum trading

Bima | 4 Aug 2023
Halaman: Mungkinkah Trading Komoditas Dengan Zero Spread Di Broker Forex