Harga minyak menguat signifikan setelah OPEC+ memutuskan untuk menurunkan produksi hingga 100,000 barel per hari.
Harga minyak menguat cukup signifikan pada perdagangan awal pekan setelah OPEC+ mengumumkan pemangkasan produksi untuk meredam kejatuhan harga lebih lanjut. Pada saat berita ini diturunkan, minyak Brent bergerak pada kisaran $96.59 per barel, sementara minyak mentah AS diperdagangkan di $89.42 per barel.
OPEC+ berencana memotong produksi minyak negara-negara anggotanya hingga 100,000 bph (barel per hari). Mereka juga menegaskan siap mengadakan pertemuan kapan saja untuk menyesuaikan produksi sebelum pertemuan terjadwal berikutnya pada awal Oktober mendatang.
"Pernyataan terbaru OPEC+ merupakan sebuah pesan simbolis yang ingin disampaikan kepada pasar bahwa keputusan Arab Saudi menaikkan output 100,000 bph bulan lalu bukanlah sesuatu yang serius..." ungkap analis senior OANDA, Craig Erlam.
Keputusan OPEC+ memangkas produksi hingga setara 0.1 persen dari kebutuhan harian global dipandang Arab Saudi sebagai langkah tepat. Saudi yang notabene produsen utama OPEC berpendapat bahwa penurunan harga minyak sudah berlebihan sehingga diperlukan intervensi demi menstabilkan harga.
Baca juga: Harga Minyak Hari Ini
Sementara itu, Menteri Energi Rusia Nikolai Shulginov memperkirakan jika output Rusia pada tahun ini kemungkinan besar akan turun sebanyak 2 persen di tengah permintaan yang rapuh. Hal itu sehubungan dengan kondisi ekonomi China yang kurang baik di paruh kedua tahun ini. Padahal, China merupakan salah satu konsumen minyak terbesar dunia.
"Secara garis besar, OPEC+ memproduksi minyak jauh di bawah target yang ditetapkan sebelumnya. Kondisi ini tampaknya tidak akan berubah mengingat beberapa negara anggota seperti Angola dan Nigeria tengah menghadapi kendala pasokan. Pasokan yang ada saat ini belum mencapai level pra-pandemi," pungkas Caroline Bain dari Capital Economics.