Yen Jepang turun setelah tidak ada perubahan dari BoJ, fokusnya bergeser ke inflasi PCE As, 2 hari, #Forex Fundamental   |   USD/CAD melemah mendekati 1.3650 karena harga minyak mentah yang lebih tinggi, PCE AS dipantau, 2 hari, #Forex Teknikal   |   Inflasi PCE inti As akan tunjukkan tekanan harga kuat karena pasar tunda prediksi penurunan suku bunga the Fed, 2 hari, #Forex Fundamental   |   EUR/USD siperdagangkan dengan bias negatif, di atas level 1.0700 karena para pedagang menunggu indeks harga PCE AS, 2 hari, #Forex Teknikal   |   PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) akan membagikan dividen senilai Rp2.5 miliar dari laba tahun buku 2023, 2 hari, #Saham Indonesia   |   PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mengalami penurunan kinerja keuangan pada kuartal I/2024, pendapatannya berkurang 10.49% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Top losers LQ45 terdiri dari: PT Mitra Pack Tbk (PTMP) -4.20%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) -2.90%, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) -2.60%, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di awal perdagangan hari ini, turun 0.49% ke 7,120, 2 hari, #Saham Indonesia

EUR/JPY 1 Desember 2015: Arah Market Masih Koreksi

Moch Iksan 1 Dec 2015
Dibaca Normal 1 Menit
forex > analisa >   #eur   #jpy   #ara   #market
EUR/JPY hari kemarin lagi-lagi membentuk candle doji pada timeframe harian, yang menandakan market masih ada kekuatan dari kedua mata uang. Namun arah market pada pairs ini masih berusaha untuk koreksi harga.

EUR/JPY hari kemarin lagi-lagi membentuk candle doji pada timeframe harian, yang menandakan market masih ada kekuatan dari kedua mata uang. Namun arah market pada pairs ini masih berusaha untuk koreksi harga. Ini terlihat pada fibonacci retracement pada chart timeframe harian; harga nampak menyentuh fibonacci expansion yang kemudian rebound dan kembali pada fibonacci retracement. Dengan begitu, fibonacci retracement tersebut masih dapat digunakan untuk hari ini. Ketiga indikator moving average masih menunjukkan downtrend sedangkan stochastic berusaha meninggalkan daerah oversold.

EURJPY D1

Chart EUR/JPY Daily

 

Pada chart timeframe H4, keadaan terakhir indikator moving average merah (MA 4) dan biru (MA 13) terpantau terjadi perpotongan untuk naik walaupun kedua moving average tersebut masih berada di bawah moving average hijau (MA 50).

EURJPY H4

Chart EUR/JPY H4


Sedangkan pada chart yang lebih kecil lagi yaitu timeframe hourly, terlihat sudah ada tanda market untuk naik dengan ditandai dengan adanya perpotongan moving average biru dan merah terhadap moving average hijau. Untuk tetap naik, pairs harus breakout level harga tertinggi hari kemarin, yaitu pada harga 130.29.

EURJPY H1

Chart EUR/JPY H1

Terkait Lainnya
Kategori Terkait
 

Forum Terkait

 Nanang |  23 Jan 2012

high n low utk mengetahui Average market, mhn dijelaskan. Patokan high n low dilihat dimana? misal kita dg TF H1 bagaimana open posisinya?

Lihat Reply [4]

Bung nanang,, Untuk mengetahui High Low,, ada pada meta trader dari broker yang anda Gunakan. Anda bisa menghitungnya dengan cara High + Low : 2 = Average market. Jika harga ada di atas Avrage market, maka ada kecendrungan naik. demikianpun sebaliknya. Di TF manapun  High Low bisa dilihat karena ini harga  sedang  diperdagangkan dalam hari tersebut.

Untuk Open Posisi maka anda perlu menambangkan analisa lainnya untuk memperkuat pengambilan open posisi anda. Average market Cocok pula digunakan di TF m1-m5 untuk Trade secara scalper.  thanks

Basir   23 Jan 2012

Untuk Nanang,

Teknik average market (atau harga tengah) sebenarnya hampir sama dengan penerapan teknik Pivot Point (harga tengah). Terdapat banyak cara untuk menentukan titik Pivot Point, namun cara perhitungan yang umum digunakan adalah :

  • PP = (High + Low + Close) : 3

Lalu dari mana kita bisa mendapatkan patokan data High, Low, Close tersebut? Umumnya data tersebut diambil dari sesi perdagangan sebelumnya (Daily). Pengaplikasian PP ini pun terbilang cukup sederhana. Jika harga bergerak diatas titik PP, maka bisa dibilang market bersentimen bullish. Sebaliknya, jika harga bergerak dibawahnya, maka market cenderung bersentimen bearish.

Semoga bisa membantu.

Argo Gold Spotter   24 May 2019

Selama ini perhitungan level harga dengan rumasan tertentu memunculkan pivot ponit, camarilla dan yang lainnya.

Tentunya perlu ada kajian atas apa yang anda maksudkan. namun demikian anda bisa lakukan uji coba. semoga menjadi gaya trading bagi anda sendiri.

Thanks.

Basir   21 Nov 2014

Penghitungan pada average market apa bisa digunakan sebagai pivot point juga?

Nur Salam   21 Nov 2014
 Mujahidin |  9 Feb 2012

pak saya mau tanya tentang perhitungan average market apakah dari harga high dan low hari kemarin? apakah average market tsb berlaku untuk semua sesi asia eropa maupun amerika?.trimakasih

Lihat Reply [14]

Kalau untuk harian, anda bisa menggunakan Rumusan Average market,  dengan Rumuh HIGH + LOW : 2 sama dengan Average market. Jika harga ada diatas Average market harga cendrung naik. Jika harga berada di bawah Average Market harga ada kecendrungan turun.. Berapa kira kira pergerakan GBP/USD perharinya. Jika menurut anda adalah 125 Pips, maka maka Average market + 125 disanalah perkiraan kekuatan GBP/USD. Dimana perkiraan batas pelemahannya ? Avarage market – 125 Pips. Ini untuk perharinya.

Kalau berdasarkan High , Low CLose kemarin ini namanya Pivot Point.

Basir   9 Feb 2012

maaf saya masih bingung dengan penjelasannya, bisakah di kasih contoh cara penghitungannya ?

Aroel   16 Jul 2018

Untuk Aroel,

Terkait averager market, dibawah ini contoh dari GBP/USD pada tanggal 17 Juli 2018. Data diambil jelang penutupan pasar Amerika.

High : 1.32682
Low  : 1.30747
Rumus : High + Low : 2 , adalah 1.32682 +1.30747 =  2.63429 : 2 = 1.31714

Saat hari baru, tanggal 18 Juli, harga di buka di bawah 1.31714.



Maka harga cendrung melemah.

Jika rata - rata GBP/USD bergerak dalam satu hari 1250 pips, maka batas perkiraanya adalah:

Rumus : High + Low : 2 + 1250 dan High + Low : 2 - 1250
adalah 1.32682 +1.30747 =  2.63429 : 2 = 1.31714 + 1250 = 1.32964
adalah 1.32682 +1.30747 =  2.63429 : 2 = 1.31714 + 1250 = 1.30464

Maka didapat, harga cendrung melemah dikarenakan berada dibawah rata-rata, dengan target pelemahan di 1.30464.

Jika menggunakan rumusan Pivot Point, maka:
High + Low +Close : 3 = Pivot Point

High : 1.32682
Low  : 1.30747
Close: 1.31131

adalah 1.32682 +1.30747 +1.31131 : 31.31520




Pada hari baru,
Jika harga dibuka di bawah pivot, cendrung melemah.
Jika harga dibuka diatas Pivot, cendrung menguat.

Untuk kalkulator bisa dicoba di Kalkulator Pivot Point.

Terima Kasih.

Basir   18 Jul 2018

Terima kasih yg sebesar besarnya Untuk Pak basir yg telah memberikan penjelasan dengan begitu gamblang dan dan disertai contoh2 nya.

Aroel   29 Jul 2018

Untuk Aroel,

Terima kasih, sama-sama.

Basir   30 Jul 2018

Kalau cara mencari di mana kita meletakan buy atau sell y gi mana mas rahmat

Husaini   17 Nov 2018

Untuk Husaini,

Untuk open posisi dengan Pivot point. Terima kasih

Basir   21 Nov 2018

@ mujahidin:

Maksudnya average dari harga tertinggi dan terendah?
Itu tergantung dari time frame trading yang Anda gunakan. Untuk time frame daily tentu saja harga high dan low kemarin dibagi 2.
Kalau misalnya untuk time frame H1 (1 jam), maka harga average saat ini adalah: (harga high satu jam yang lalu) + (harga low satu jam yang lalu) dibagi 2.
Anda bisa langsung mengamati dari nilai high dan low pada bar terakhir.


@ Husaini:


Untuk membuka posisi buy atau sell, tidak bisa hanya dengan mengamati nilai high dan low dari bar sebelumnya, walaupun Anda bermaksud trading dengan cara breakout atau bouncing (buy the dip sell the rally). Harus dikonfirmasi dengan sinyal dari price action dan penunjukan indikator teknikal. Tanpa ada sinyal, Anda tidak akan tahu kemana arah sentimen pasar, akan breakout atau bouncing.

Indikator yang sering digunakan adalah kombinasi antara indikator trend dan indikator momentum. Indikator trend biasanya Moving Averages (sma atau ema), parabolic SAR, Bollinger Bands, ADX dan MACD. Indikator momentum berupa oscillator seperti RSI, stochastic atau CCI. Indikator trend digunakan untuk mengetahui arah pergerakan harga, sedangkan indikator momentum untuk mencari momen yang tepat untuk entry.

M Singgih   13 Jun 2019

@Mujahidin
benar, harga yg tercantum di MT5 adalah harga yg berlaku di sesi asia, eropa, amerika. Harga itu berlaku di seluruh dunia dan dilakukan secara spot atau langsung. Sesuai dengan Fatwa MUI Pertukaran mata uang asing secara spot di perbolehkan kurang dari 2 x 24 jam. Trading forex masih halal jika dilakukan kurang dari 2 x 24 jam.

Taliban   3 Nov 2019

saat anda buka MT4 maka perhatikan High Low nya. High + Low / 2 = Avarge market.

Jika harga ada di bawah Avarage market harga cendrung turun. Jika harga ada di atas avarage market cendrung naik. sebaik nya di awal sesi. karen jika agak siang cendrung diam. dan akan menuju pasar eropa.
e
harga pembukaan ya harga pembukaan. tentunya 1,2,3 menit ada pergerakan. disitulah anda perhatikan High lownya.

Basir   20 Feb 2012

Untuk Pery Platypus,

Jika ingin menggunakan teknik average market di sesi Asia, maka tentu saja waktu yang ideal untuk mengaplikasikannya adalah disaat sesi Asia berlangsung.

Sedangkan untuk menentukan range-nya, jika harga pembukaan pada sesi sebelumnya adalah harga terendahnya, maka harga pembukaan tersebut adalah harga terendah untuk sesi tersebut.

Semoga bisa membantu.

Argo Gold Spotter   12 Jun 2019

Halo, saya baru belajar trading dan sedang mencoba akun demo menggunakan MetaTrader 4. Bagaimana cara memasang indikator SMA? Terima kasih

Fajar Rahayu   20 Jul 2022

@Fajar Rahayu: Berikut langkah-langkah dalam memasang indikator MA (simple) di metatrader 4 (MT4):

1. Klik insert

2. Klik indicators

3. Klik trend

4. Klik Moving average. Muncul tab moving average seperti ini:

Apakah Average Market Berlaku Untuk Semua Sesi Pasar

5. Masukkan pengaturan moving average yang Anda inginkan lalu klik OK.

Apakah Average Market Berlaku Untuk Semua Sesi Pasar

Kiki R   21 Jul 2022

Permisi gan, mau tanya klo pake market average di sesi asia, bagusnya diterapkan jam berapa? dan misalkan harga terendah adalah harga pada saat pembukaan, apakah harga pembukaan dianggap sebagai harga terendah?

Pery Platypus   20 Feb 2012
 Jack |  17 Apr 2012

saya mau bertanya, bagaimana cara membaca pergerakan chart apakah mau turun apa terus naik juga sebaliknya....trus indikator apa saja yg dapat membantu dalam mengambil keputusan untuk masuk ke pasar....sehingga menghasilkan profit yg memuaskan......!!!

Lihat Reply [20]

Anda bisa mempelajari pola pola pergerakan candle. dan anda harus memahami bahwa hukum permintaan dan penawaranya berlaku juga dalam trading forex ini.

thanks

Basir   17 Apr 2012

@ Jack:

Dalam hal ini pertanyaan Anda berkaitan dengan pergerakan reversal (berbalik arah) dan pergerakan continuation (penerusan arah trend). Dalam hal ini bisa diamati dari price action, yang dikonfirmasi oleh indikator teknikal. Price action bisa berupa single candle seperti pin bar, atau beberapa candle yang membentuk pola tertentu. Jika tidak ada sinyal reversal, berarti pergerakan akan meneruskan arah trend. Ini bisa dikonfirmasi dengan indikator ADX juga.

Mengenai pergerakan reversal, itu bisa koreksi atau pembalikan arah trend. Untuk itu Anda harus memperhatikan pergerakan harga terhadap level Fibonacci retracement. Jika retracement telah melampaui level 50% hingga 61.8% Fibo rtracement (untuk uptrend), atau level 50% hingga 38.2% Fibo rtracement (untuk downtrend), maka kemungkinan akan terjadi pembalikan arah trend (trend reversal).

Sebagai contoh pada XAU/USD berikut ini:

M Singgih   6 Jul 2019

@ Ari Latukau:

- Volume trading itu sama dengan besaran lot ?

Ya, benar. Volume adalah besarnya lot yang Anda order.


- Harga entry itu, harga yang sedang di candle saat pasar itu dibuka ?

Bukan. Harga entry adalah harga yang Anda dapatkan pada saat order, baik dengan cara instant execution maupun pending order.

M Singgih   19 Mar 2020

Siang gan. Ane punya modal sekitar 1.5jt, mau dicoba bwt trading aja. Dg modal segitu, ane sebaiknya pakai leverage dan lot brpa? Apa ada pengaruh jumlah entry per hari sm ketahanan modal? Mks.

Pradana   13 Oct 2020

@ Pradana:

Dengan modal sekitar Rp. 1.5 juta, atau sekitar USD 100, Anda bisa trading di akun micro, dengan minimal 0.01 lot. Ketahanan modal Anda belum termasuk margin adalah sekitar  (USD 100) / (USD 0.1) = 1000 pip (Keterangan: USD 0.1 adalah nilai per pip untuk 0.01 lot pair XXX/USD seperti misalnya EUR/USD, GBP/USD, dll).

Mengenai leverage, pilihlah leverage yang sebesar mungkin seperti 1:500 atau 1:1000, agar margin atau jaminannya kecil.

 

- … Apa ada pengaruh jumlah entry per hari sm ketahanan modal?

Semakin banyak posisi yang Anda buka, maka margin total akan semakin besar juga, dan ketahanan modal akan semakin kecil.

M Singgih   13 Oct 2020

Volume trading itu sama dengan besaran lot ?
Harga entry itu, harga yang sedang di candle saat pasar itu dibuka ?
Mohon bantuannya.
Terimakasih

Ari Latukau   17 Mar 2020

selamat malam pak, saya penasaran. apakah bisa menjadi seorang trader yg sukses jika saya hanya mengandalkan moving average saja? Saya sudah latihan selama kurleb 1 bulan di akun demo dan hasilnya cukup menguntungkan. tp saya masih merasa ragu terutama jika melihat analis2 yg menggunakan teknik trading yg rumit untuk menganalisa harga.

Bianca Vera   14 Aug 2022

@Bianca Vera: apakah bisa menjadi seorang trader yg sukses jika saya hanya mengandalkan moving average saja?

Saya meragukan kalau ada trader sukses yang hanya menggunakan moving average.

Yang paling penting bukanlah masalah pakai indikator apa atau metode apa. Tapi apakah paham cara menggunakan indikator atau metode tersebut.

Tiga orang trader menggunakan 1 buah indikator moving average penafsiran terhadap harga saat ini di time frame yang sama bisa berbeda-beda.

Kalau Anda benar-benar menguasai indikator moving average tersebut dan memahami market melalui indikator ini, maka Anda tentunya bisa berhasil.

Mengenai performa trading Anda selama 1 bulan di akun demo sebaiknya teruskan sampai minimal 6 bulanan.

Banyak trader yang bisa profitable selama 1-3 bulan namun sebelum 6 bulan sudah bangkrut.

Ingat, tujuan awal Anda sebagai seorang trader bukan menghasilkan uang sebesar-besarnya dalam waktu cepat.

Tujuan awal ini adalah belajar untuk profit konsisten. Setelah tujuan ini tercapai, baru Anda berfikir untuk membesarkan modal agar profit dengan nominal lebih besar.

Kiki R   16 Aug 2022

Berapa persen candlestick mengalami kenaikan bisa dikatakan sebagai sinyal pembalik tren?

Sanjaya   27 Sep 2022

Jika menggunakan teori dow maka acuan pembalikan tren bukan dilihat dari persentase kenaikan/penurunan harga tapi berpatokan pada harga tertinggi/terendah yang terakhir.

Sebagai contoh, pada tren naik, harga membentuk harga tertinggi baru (higher high) dan harga terendah yang lebih tinggi (higher low).

Nah, saat harga tidak mampu membentuk harga tertinggi baru dan malah jatuh menembus low sebelumnya, ini bisa menjadi tanda pembalikan arah.

Kiki R   28 Sep 2022

Terima kasih banyak atas masukannya pak. Ini saya sudah teruskan sampai saat ini sudah masuk bulan ketiga. Izin bertanya pak, satu bulan terakhir ini sering sekali posisi saya terkena stop loss hingga jumlah akun saya tergerus meski masih tetap untung overallnya. apakah ini wajar dalam trading pak?

Bianca Vera   8 Nov 2022

Hal ini wajar.

Moving average adalah indikator berjenis trending dan memiliki peluang berhasil yang tinggi saat market dalam keadaan trending.

Sepertinya kejadian Anda profit selama 1 bulan tersebut adalah disaat market sedang dalam keadaan trending dan sinyal yang diberikan oleh indikator MA mempunyai akurasi yang besar.

Namun, saat market memasuki kondisi sideways, maka performa indikator MA mulai memburuk. Itulah alasan kenapa pengujian performa tidak bisa hanya dalam 1 bulan saja.

Kiki R   9 Nov 2022

Adakah strategi yang win ratenya bisa diatas 80% dalam menebak pergerakan harga pak?

Puji Tri   14 Nov 2022

Mungkin ada, tapi saya pribadi tidak pernah menjumpai yang seperti itu.

Iklan-iklan EA, signal forex, pengelolaan dana di medsos (FB, IG, Telegram) yang menyebutkan winrate diatas 80%, dll hanyalah kebohongan.

Saya pernah masuk ke beberapa grup yang klaim winrate 90%, 85% tapi ternyata sistemnya averaging dan martingale.

Sekali loss, bisa MC akunnya.

Faktanya, Anda tidak butuh winrate di atas 80% untuk profitable. Bahkan dengan winrate 50% Anda tetap bisa profitable jika rasio risk/reward lebih dari 1/2.

Kiki R   15 Nov 2022

@ Sanjaya:

Maaf, saya tidak mengerti pertanyaannya. Harga di candlestick naik kok trend bisa berbalik?

Setahu saya trend akan berbalik arah atau terjadi reversal jika retracement telah melewati level 50%, biasanya diamati dari Fibonacci retracement. Sedangkan kalau sekedar melihat apakah akan terjadi retracement, cukup hanya dengan mengamati sinyal dari price action yang terbentuk, misal pin bar, doji, shooting star dsb.

M Singgih   12 Dec 2022

Apa yang membedakan chart naik/turun dikatakan sebagai perubahan tren dan koreksi atau pullback?

Igusti Ramdhani   19 Dec 2022

@Igusti Ramdhani: Perbedaannya, perubahan tren merubah arah harga, misalnya dari tren turun menjadi tren naik atau sebaliknya dari tren naik menjadi tren turun.

Sedangkan koreksi/pullback tidak merubah arah tren. Trennya tetap sama, dan harga yang berlawanan dengan arah tren hanya bersifat sementara.

Kiki R   22 Dec 2022

@ Puji Tri:

Secara teori tentu ada, tetapi saya belum pernah tahu.
Probabilitas profit (win rate) yang tinggi tidak akan selalu menghasilkan profit tinggi sepanjang waktu karena karakteristik dari pair yang ditradingkan bisa saja berubah sewaktu-waktu dan strategi tersebut harus dibenahi atau diatur ulang misal merubah setting parameter indikator teknikal yang digunakan.

M Singgih   31 Dec 2022

@Igusti Ramdhani:

Penurunan/kenaikan yang dikatakan sebagai perubahan tren biasanya terjadi saat terdapat Break of Structure yang terjadi dalam market. Hal ini bisa diwakilkan dengan banyak hal, namun yang paling simpel adalah harga yang berhasil ditutup dengan membentuk Lower Low saat tren naik ataupun membentuk Higher High saat tren turun. Pembentukan nilai-nilai ini tidak berarti harga sudah dapat dipastikan mengalami perubahan tren, harga tetap dapat bergerak semaunya pasca itu.

Koreksi atau Pullback sendiri biasanya ditandai dengan tidak adanya perubahan struktur dasar pada market saat itu. Contohnya misalkan dengan menggunakan Moving Average. Meskipun harga sedang turun drastis dari niai tertingginya, ternyata harga tidak mampu ditutup di bawah MA yang digunakan dan kemudian melanjutkan kenaikannya pasca ketidkamampuan tersebut. Hal inilah yang sering kita kenal dengan Pullback atau koreksi.

Nur Salim   31 Dec 2022

Jawaban untuk Ari Latukau:

Ya, trading di pasar forex menggunakan satuan volume lot sedangkan harga entry adalah harga yang Anda dapatkan saat buy/sell di market.

Kiki R   4 Feb 2023
 Ayipasep |  30 Apr 2014

Salam sukses.. bagaimana untuk menentukan titik jenuh suatu harga, hingga harga berbalik arah?
thanks

Lihat Reply [29]

Secara teknikal mungkin bisa kita analisa. namun tetap aksi jual dan aksi beli dipasarlah  yang menggerakan harga. sekalipun teknikal menunjukan kondisi jenuh, jika para pelaku pasar masih terus terus melakukan jual / Beli harga akan terus bergerak.

Thanks

Basir   25 Apr 2015

@ putra:
Jenuh beli atau overbought dan jenuh jual atau oversold adalah istilah dalam analisa teknikal yang digunakan untuk memprediksi kemungkinan terjadinya koreksi atau pembalikan arah. Biasanya digunakan indikator oscillator (yang populer adalah indikator RSI), tetapi harus dikonfirmasi oleh minimal satu indikator trend agar penunjukkannya akurat. Dalam keadaan pasar yang trending maka penunjukkan overbought dan oversold akan cenderung false atau salah.
Berikut contoh pada GBP/USD yang terjadi baru-baru ini:



Pada area A kondisi overbought yang ditunjukkan oleh indikator RSI terkonfirmasi oleh:
1. Indikator parabolic SAR berpindah ke atas bar candlestick yang menunjukkan pergerakan bearish.
2. Garis histogram indikator ADX memendek (menunjukkan pelemahan trend) dan berganti warna ke merah (menunjukkan dominan bearish).
3. Dari price action: terbentuk formasi evening star yang menunjukkan sentimen bearish.
Dengan demikian kondisi overbought tersebut valid.

Pada area B kondisi oversold yang ditunjukkan oleh indikator RSI tidak terkonfirmasi:
1. Indikator parabolic SAR tetap berada di atas bar candlestick yang menunjukkan pergerakan masih cenderung bearish.
2. Garis histogram indikator ADX memanjang yang menunjukkan trend bearish yang semakin kuat.
3. Dari price action: terbentuk formasi three crows, menunjukkan sentimen bearish yang masih kuat.
Karena tekanan bearish (sell) yang semakin kuat sehingga RSI akan terus turun meski telah melewati batas oversold (level 30), dan karena tidak ada sinyal yang mendukung akan terjadinya koreksi bullish maka kondisi oversold pada area B tersebut tidak valid atau false (salah).
Semoga bisa membantu.

M Singgih   4 Feb 2016

Untuk Donny Andriawan,

Indikator Stochastic merupakan satu dari beberapa indikator oscillator yang terdapat pada platform trading. Indikator oscillator umumnya akan bekerja dengan baik disaat pasar sedang ranging / sideways. Dalam keadaan tersebut, umumnya pasar akan bergerak terbatas didalam range tertentu sehingga membuat sinyal overbought dan oversold yang muncul dari indikator oscillator menjadi sangat akurat.

Akan tetapi, jika pasar sedang dalam keadaan trending, umumnya pasar akan mengabaikan sinyal overbought atau oversold dari indikator oscillator. Dengan demikian, jika Anda menemui harga yang bergerak semakin meninggi padahal indikator oscillator menunjukkan pembacaan overbought, atau harga yang semakin merendah ketika sedang dalam keadaan oversold, Itu berarti pasar sedang dalam keadaan trending.

Sehingga saran dari kami, pergunakan juga indikator yang menunjukkan tren seperti moving average atau ADX. Hal ini berguna untuk memfilter sinyal yang muncul dari indikator oscillator, dalam kasus ini adalah Stochastic. Jika dalam keadaan sideways, Anda dapat entry berdasarkan sinyal overbought atau oversold. Namun jika dalam keadaan trending, maka abaikan keadaan overbought dan oversold yang muncul. Anda dapat entry menggunakan teknik divergence atau menggunakan teknik breakout. Perhatikan chart berikut!

Indikator Stochastic akan bekerja sangat baik jika dalam keadaan sideways.

sideways

Dari chart diatas terlihat pasar sedang bergerak diantara support dan resisten. Sehingga Anda dapat membuka posisi buy ketika dalam keadaan oversold dan sell ketika dalam keadaan overbought.

Keadaan overbought atau oversold tidak akan berfungsi jika pasar dalam keadaan trending!

trending

Terlihat dari chart diatas bahwasanya EUR/USD sedang dalam keadaan downtrend. Keadaan downtrend tersebut dikonfirmasi oleh indikator moving average dan indikator ADX. Terlihat harga selalu bergerak dibawah indikator moving average. Selain itu indikator ADX juga menunjukkan tren yang menguat. Perhatikan indikator Stochastic ketika ADX menunjukkan tren (downtrend) yang sedang menguat, Anda akan selalu melihat Stochastic selalu bergerak didalam zona oversold. Dengan demikian, ketika sedang trending, maka sinyal oversold dan overbought dari indikator oscillator tidak dapat digunakan.

Semoga bisa membantu.

Argo Gold Spotter   20 Mar 2019

Jika memakai analisa tekhnikal, untuk Titik jenuh sebuah harga bisa menggunakan Doubel Top/Botom . Silahkan perhatikan

Sebuah Double Top adalah pola pembalikan yang terbentuk setelah ada perpanjangan gerakan. TOP atau  “puncak” adalah puncak yang terbentuk ketika harga menyentuh tingkat tertentu yang tidak dapat ditembus.

Setelah menyentuh tingkat ini, harga akan terpental sedikit, tapi kemudian kembali ke menguji tingkat puncak lagi. Jika harga memantul dari tingkat itu lagi, maka Anda memiliki DOUBLE TOP!

width=291

Dalam grafik di atas Anda dapat melihat bahwa dua puncak atau “puncak” terbentuk dua kali.

Perhatikan bagaimana puncak kedua tidak mampu menembus tinggi puncak sebelumnya. Ini adalah tanda yang kuat bahwa pembalikan akan terjadi yang mengatakan kepada kita bahwa tekanan beli sudah selesai selesai.

width=319

Melihat grafik diatas, Anda dapat melihat bahwa harga menembus neckline (leher) dan terjun  ke bawah. Ingat bahwa puncak ganda atau double top adalah formasi pembalikan tren sehingga Anda akan menemukan ini setelah ada uptrend kuat.

Anda juga akan melihat bahwa harga terjun kurang lebih sama tingginya dengan pembentukan double top. Hal itu perlu diingat karena itu akan berguna untuk menetapkan target keuntungan (Take Profit).

Double Bottom

Bagian bawah ganda (double bottom) juga merupakan formasi pembalikan tren, tapi kali ini kita mencari untuk pergi buy bukannya sell. Formasi tersebut terjadi setelah downtrend ketika dua bottom telah terbentuk.

width=256

Anda dapat melihat dari grafik di atas bahwa setelah trend sebelumnya, harga membentuk dua lembah karena tidak bisa pergi di bawah tingkat tertentu.

Perhatikan bagaimana bottom kedua tidak mampu secara signifikan memecahkan bottom yang pertama. Ini adalah tanda bahwa tekanan jual sudah selesai, dan bahwa pembalikan akan segera terjadi.

width=278

Harga mematahkan leher dan terbang tinggi.

Lihat bagaimana harga melonjak tinggi hampir sama panjangnya dengan pembentukan double bottom?

Ingat, seperti double top, double bottom  juga formasi pembalikan.

Thanks.

Basir   30 Apr 2014

@ ayipasep:

Sebenarnya pergerakan suatu harga tidak ada jenuhnya. Titik jenuh hanyalah perkiraan berdasarkan pergerakan sentimen pasar, yaitu dengan mengamati terbentuknya price action.

Pada pergerakan harga yang sedang trending, kemungkinan pembalikan arah (Reversal) bisa ditandai dengan terbentuknya single candle yaitu pin bar atau doji, double candle yaitu double top atau double bottom, tweezer top atau tweezer bottom, dan triple candle seperti morning star atau evening star, triple top atau triple bottom.

Pada pergerakan harga yang sedang sideways, kemungkinan pembalikan arah bisa diamati dari sinyal indikator oscillator seperti RSI, stochastic atau CCI, yaitu dengan melihat apakah kurva indikator tsb telah berada pada area overbought atau area oversold.

M Singgih   22 Nov 2019

Jika menggunakan indikator teknikal, biasanya titik jenuh ini dapat dideteksi dengan indikator jenis apa?

Wahyono   2 Jun 2022

@Wahyono: Dengan indikator berjenis oscillator yang mempunyai batas atas dan batas bawah.

Batas atas disebut dengan jenuh beli (overbought) sedangkan batas bawah disebut dengan jenuh jual (oversold).

Contoh indikator oscillator adalah RSI, stochastic, CCI, DeMarker, dan Williams' Percent Range.

Kiki R   3 Jun 2022

Sebenarnya apa yang terjadi di market ketika harga mulai jenuh? Dan mengapa harga bisa jenuh? Saya masih kurang paham. Mohon penjelasannya

Hernanda   6 Jun 2022

@Hernanda: Logikanya seperti ini.

Indikator oscillator ini mendeteksi jenuh beli dan jual berdasarkan harga rata-rata selama beberapa periode terakhir.

Dengan demikian, indikator adalah turunan dari harga.

Dalam market yang sesungguhnya, tidak ada namanya titik jenuh jual dan beli. Kenapa?

Karena sebenarnya tidak ada yang tahu dengan pasti sampai titik berapa para seller dan buyer jenuh. Walaupun harga sudah turun sekian banyak, kalau masih banyak seller daripada buyer maka harga akan tetap akan terus turun meskipun indikator sudah menunjukkan jenuh jual.

Jadi, gunakanlah indikator oscillator tadi sebagai penunjuk arah harga bisa berbalik, bukan PASTI berbalik.

Ketika indikator oscillator menunjukkan jenuh beli, itu artinya harga mulai melambat dan terlihat sudah mulai banyak seller yang masuk.

Apakah pasti harga berbalik? Tidak. Apakah mungkin berbalik? Kemungkinan besar.

Dalam keadaan market yang kacau, harga bisa saja turun dengan sangat kuat atau sebaliknya. Pada keadaan ini, Anda tentu akan selalu melihat indikatornya jenuh jual atau jenuh beli. Jangan gunakan indikator tersebut karena situasinya tidak normal.

Jadi, gunakanlah pola pikir indikator osclillator ini seperti penunjuk arah mengenai dinamika seller dan buyer pada market.

Kiki R   8 Jun 2022

Setelah terjadi overbought atau oversold apakah harga akan segera kembali reversal? 

Pengalaman saya, setelah terjadi overbought, saya pasang Sell harga malah terus naik. Mohon pencerahan suhu. 

Ikomang   16 Jun 2022

@Ikomang: Gunakanlah indikator oscillator tadi sebagai penunjuk arah harga bisa berbalik, bukan PASTI berbalik.

Ketika indikator oscillator menunjukkan jenuh beli, itu artinya harga mulai melambat dan terlihat sudah mulai banyak seller yang masuk.

Apakah pasti harga berbalik? Tidak. Apakah mungkin berbalik? Kemungkinan besar.

Dalam keadaan market yang kacau, harga bisa saja turun dengan sangat kuat atau sebaliknya. Pada keadaan ini, Anda tentu akan selalu melihat indikatornya jenuh jual atau jenuh beli. Jangan gunakan indikator tersebut karena situasinya tidak normal.

Kembali ke pertanyaan Anda di atas, kenapa setelah terjadi overbought atau oversold pasang sell malah harga terus naik?

Karena harga tidak mengikuti indikator tapi indikatorlah yang mengikuti harga, jangan dibalik.

Kalau masih lebih banyak buyer daripada seller di market, mau indikator tunjukkan overbought-pun harga tetap akan naik. Jadi jangan telan mentah-mentah apa yang ditunjukkan oleh indikator.

Kalau indikator tidak bisa ditelan mentah-mentah, lalu bagaimana cara menggunakannya?

1. Perhatikan dulu struktur harga yang sedang terjadi, apakah sedang trending atau sideways?

Kalau trending, kita bisa masuk. Kalau sideways? Tunggu sampai trending.

Dalam trend naik, fokus entry buy sedangkan pada trend turun fokus entry sell.

2. Harga sedang trend naik, fokus buy di level penting seperti support atau demand atau menggunakan indikator overbought.

3. Terakhir tinggal tunggu konfirmasi di area level penting tersebut.

Jadi, arahnya jelas, levelnya jelas dan konfirmasinya pun jelas. Sebaiknya jangan masuk entry melawan arah trend.

Kiki R   17 Jun 2022

Pada kondisi overbougt atau oversold, lebih rekomendasi pasar limit order atau stop order?

Sandra   5 Aug 2022

@Sandra: Memilih antara limit order atau stop order adalah pilihan dari masing-masing trader. Dua-duanya memiliki kelebihan dan kekurangan.

Saya pribadi lebih menyukai menggunakan limit order sehingga kalau disuruh pilih, saya merekomendasikan limit order.

Kiki R   6 Aug 2022

Jenis-jenis indikator teknikal apa saja yang bisa digunakan untuk deteksi jenuh beli dan jenuh jual?

Randu   29 Aug 2022

@Randu: Indikator berjenis oscillator seperti stochastic oscillator, relative strength index (RSI), MACD, William percents range, dst.

Kiki R   30 Aug 2022

Saat stochastic sudah mencapai batas oversold, saya heran kenapa harga malah anjlok dan semakin anjlok. Padahal di kalender economy tidak ada rilis berita penting. Harusnya kan harga tak lama lagi akan naik. Tapi kenapa harga malah semakin anjlok hingga membentuk candle yang sangat panjang.

Donny Andriawan   20 Mar 2019

mas mau nanya, bagaimana menentukan suatu pair, bahwa pair tersebut sudah dalam kondisi jenuh beli atau jenuh jual. trims....

Putra   25 Apr 2015

Kalau untuk memanfaatkan titik jenuh ini apakah sebaiknya kita juga tetap harus berpatokan dengan trend pak? atau kita tetap bisa open posisi tidak peduli berlawanan dengan trend atau tidak?

Natasya Ulfa   8 Sep 2022

Sebaiknya berpatokan dengan trend dan hanya memanfaatkan titik jenuh yang searah dengan trend.

Namun, Anda bisa melakukan counter trend (masuk posisi berlawanan arah trend) dengan catatan, Anda mengerti detail-detail cara trading tersebut.

Untuk pemula, saya pribadi lebih menyarankan mengikuti trend.

Kiki R   10 Sep 2022

Maaf, kalau seperti ini, apakah ini disebut dengan overbought valid? Di indikator RSI sudah overbought namun balum bisa menembus garis resistance...

Overbought

Carlos   10 Nov 2022

Ya, harga menguji level resisten yang Anda tandai dengan garis hijau namun hanya tertahan dan ada sinyal overbought.

Kiki R   11 Nov 2022

@ Ikomang:  

- Setelah terjadi overbought atau oversold apakah harga akan segera kembali reversal?

Tergantung dari kondisi pergerakan harga saat itu, sedang sideways atau trending. Kalau sedang sideways maka keadaan overbought dan oversold berlaku, jadi sell ketika kurva indikator oscillator mencapai area overbought, dan buy ketika mencapai area oversold. Tetapi jika pergerakan harga sedang trending abaikan overbought dan oversold karena pasti akan salah.

Untuk mengetahui pergerakan harga sedang sideways atau trending bisa diamati dari indikator ADX. Kalau kurva indikator ADX berada di atas level 20 maka sedang trending, kalau di bawah level 20 berarti sedang sideways.

- … saya pasang Sell harga malah terus naik.

Itu berarti pergerakan harga sedang trending. Abaikan overbought dan oversold dari indikator oscillator. Amati indikator trend seperti moving average, MACD, parabolic SAR dan juga ADX.

M Singgih   24 Aug 2023

Jawaban untuk Donny Andriawan: Salah satu prinsip utama yang ada pada market adalah sebagai berikut:

"Tidak ada satupun trader/investor/indikator/EA/dst yang benar-benar tahu kemana harga akan bergerak. Trader/investor/indikator/EA/dst mengidentifikasi ciri/tanda arah harga akan bergerak tapi bukan kepastian"

Prinsip ini harus dipahami terlebih dahulu agar Anda bisa realistis dalam trading.

Dalam konteks yang Anda alami, pembacaan oversold pada stochastic adalah ciri bahwa harga akan naik, tapi apakah pasti naik? Tentu tidak.

Saat harga sedang dalam tren turun di time frame besar, pembacaan indikaotr di time frame kecil biasanya akan terlihat ekstrim.

Contohnya di time frame Weekly dan Monthly sedang tren turun dan terlihat candlestick merah yang mendominasi. Namun, kalau Anda perhatikan di time frame H1, biasanya harga sering berada di level oversold stochastic.

Kiki R   25 Aug 2023

Jawaban untuk Putra: Salah satu langkah yang bisa Anda gunakan untuk menentukan apakah suatu pair sudah jenuh beli (overbought) atau jenuh jual (oversold) adalah melihat pembacaan indikator. Indikator ini berjenis oscillator contohnya relative strength index (RSI) dan stochastic oscillator.

RSI mengukur kecepatan dan perubahan harga. Angka RSI berkisar antara 0 hingga 100.

Nilai di atas 70 dapat dianggap sebagai tanda jenuh beli, sementara nilai di bawah 30 dapat dianggap sebagai tanda jenuh jual.

Selain itu, indikator stochastic juga mengukur kecepatan perubahan harga dan memberikan sinyal berdasarkan perbandingan antara harga penutupan saat ini dengan kisaran harga dalam periode tertentu.

Nilai di atas 80 umumnya dianggap sebagai tanda jenuh beli, sedangkan nilai di bawah 20 dapat dianggap sebagai tanda jenuh jual.

Kiki R   25 Aug 2023

@ Sandra:

Kalau pasar dalam kondisi sideways, bisa dengan limit order. Jadi buka posisi sell limit ketika indikator oscillator berada pada area overbought, dan buka posisi buy limit ketika indikator oscillator berada pada area oversold.

Sebaliknya ketika pasar dalam kondisi trending, bisa dengan stop order. Jadi buka posisi buy stop ketika harga menembus level resistance, dan buka posisi sell stop ketika harga menembus level support.

 

M Singgih   28 Aug 2023

Randu:

Semua indikator tipe oscillator bisa deteksi jenuh jual dan jenuh beli. Selain itu, Bollinger Bands juga bisa dipakai.

Kalau grafik harga menyundul upper bands terus menerus, berarti sedang overbought (jenuh beli). Sedangkan kalau grafik menyeret ke bawah lower bands terus, berarti sedang oversold (jenuh jual). 

Coba saja lihat di chart ini. Ketika Stochastic overbought (>80), grafik harga juga berulang kali menyundul upper band Bollinger.

Bollinger Bands untuk mendeteksi jenuh jual dan jenuh beli

Aisha   31 Aug 2023

@ Wahyono:  

Kalau pergerakan harga sedang trending dengan kuat, tidak ada level atau harga jenuh. Kalau pergerakan harga sedang sideways, keadaan jenuh beli bisa diamati dari indikator oscillator yaitu ketika kurvanya sudah berada di area overbought. Sebaliknya keadaan jenuh jual ketika kurvanya sudah berada di area oversold.

Indikator oscillator yang sering digunakan adalah RSI, stochastic dan CCI.

M Singgih   4 Sep 2023

Natasya Ulfa:

Apakah kalau berpatokan titik jenuh maka harus berpatokan pada trend juga? Lho, titik jenuh itu adalah suatu situasi yang bisa dilihat oleh semua trader, tidak peduli tradingnya ikut trend ataupun tidak ikut trend. 

Juga ada banyak cara untuk memanfaatkan titik jenuh, baik untuk trading ikut trend ataupun melawan tren, antara lain:

Pertama, open posisi berlawanan dengan titik jenuh (trading counter-trend). Ini nggak direkomendasikan untuk pemula, karena risikonya tinggi.

Kedua, konfirmasi open posisi searah dengan titik jenuh (trading breakout saat trend-following). Terutama untuk overbought atau oversold berkepanjangan yang terjadi setelah breakout. Selama harga masih reli di area jenuh, maka posisi trading bisa dipertahankan. Kalau sudah berbalik arah, sebaiknya close posisi.

Ketiga, bisa dipakai untuk sinyal take profit atau cut loss.

Aisha   4 Sep 2023

Carlos:

Kalau pakai acuan overbought RSI 70, maka jelas sekali sudah overbought.

Nggak ada kewajiban tembus resistance untuk harga yang overbought. Justru bahwa harga tidak menembus resistance itu menandakan harga sudah mencapai puncak titik jenuh, nggak bisa naik lagi, dan sudah waktunya turun.

Sofiyan   7 Sep 2023
 Vande |  26 Jun 2015

bagaimana cara entry market dengan indikator adx, moving average, bollinger?

Lihat Reply [16]

@ vande:
Saya asumsikan Anda trading dengan time frame 1 jam (H1), dengan parameter indikator yang standard, yaitu ADX (14), simple moving average (sma) 50 dan Bollinger Band (20,2):

strategi trading


Entry buy jika :
1. Harga bergerak diatas kurva simple moving average (sma) 50 dan diatas kurva middle band Bollinger Bands (kurva yang tengah).
2. Kurva +DI pada indikator ADX (warna biru) memotong kurva -DI (warna merah) dari arah bawah keatas, dan nilai ADX minimal 20 (dalam contoh tsb dibuat 25).
3.Exit jika harga telah bergerak dibawah kurva middle band Bollinger Bands.

Entry sell jika :
1. Harga bergerak dibawah kurva simple moving average (sma) 50 dan dibawah kurva middle band Bollinger Bands (kurva yang tengah).
2. Kurva -DI pada indikator ADX (warna merah) memotong kurva +DI (warna biru) dari arah bawah keatas, dan nilai ADX minimal 20 (dalam contoh tsb dibuat 25).
3.Exit jika harga telah bergerak diatas kurva middle band Bollinger Bands.

- Untuk time frame yang lebih tinggi atau lebih rendah caranya sama saja. Semoga bisa membantu.

M Singgih   30 Jun 2015

Pada gambar no 1 exit buy itu jika harga telah bergerak di bawah kurva bollinger bands.
-pertanyaan saya Harga yang melewati kurva bollinger bands itu harga penutupan candle apa harga terendah candle?
-Bagaimana penentuan nilai STOPLOSS & TAKEPROFIT (metatrader4) jika saya menggunakan sistem entry market seperti di atas agar profit saya berkembang?

Vande   30 Jun 2015

berapa penentuan nilai STOPLOSS/TAKEPROFIT (metatrader4 ) jika saya menggunakan sistem entry market diatas agar profit saya berkembang?

Vande   2 Jul 2015

@ vande:
- Harga yang melewati kurva bollinger bands itu harga penutupan candle apa harga terendah candle? : harga penutupan.
- Untuk level stop (stop loss) bisa ditentukan pada level dibawah kurva middle band (untuk posisi buy) atau diatas kurva middle band (untuk posisi sell). Take profit (target) bisa ditentukan ketika harga telah kembali bergerak dibawah middle band (untuk posisi buy) atau diatas kurva middle band (untuk posisi sell):


trailing stop

- Untuk memaksimalkan profit Anda bisa menggunakan teknik trailing stop, tetapi komputer Anda harus terus on, atau Anda menyewa VPS (Virtual  Private  Server).

M Singgih   6 Jul 2015

@Bayu:

1. Periode dalam indikator adalah batasan candlestick/waktu yang digunakan untuk nilai indikator. Setiap indikator mempunyai rumus/hitungannya masing-masing, contohnya moving average (MA) dihitung berdasarkan nilai rata-rata setiap periodenya. Jika Anda memasukkan periode 5 dalam indikator MA pada time frame H1 (1 jam) artinya candlestick MA yang dihitung adalah 5 candlestick ke belakang (5 jam terakhir).

Semakin besar periode maka semakin jauh perhitungannya. Sebagai contoh, jika Anda memasukkan periode 14 pada indikator MA di time frame H1 (1 jam) artinya nilai MA akan dihitung sebanyak 14 candlestick terakhir (14 jam terakhir, dihitung dari yang paling akhir).

2. Periode 1 =  1 candlestick terakhir. Jika Anda memasukkan angka 10 pada periode maka perhitungan rumus indikatornya akan mencakup 10 candlestick terakhir.

3. Periode 14 artinya perhitungan indikator ADX mencakup 14 candle terakhir pada time frame yang digunakan. Jika time frame yang digunakan H1 dengan periode 14 maka nilai ADX yang tercantum mencakup 14 candlestick terakhir atau 14 jam terkahir.

Jika periode yang digunakan adalah 50 pada time frame H1 maka nilai ADX yang tercantum meliputi 50 candlestick terakhir atau 50 jam terakhir.

Kiki R   13 Apr 2020

@Bayu
Seperti yg dijelaskan master Kiki diatas periode batasan candlestick/waktu. fungsi periode di indikator seperti yg dijelaskan master Kiki di atas Jika periode yang digunakan adalah 50 pada time frame H1 maka nilai ADX yang tercantum meliputi 50 candlestick terakhir atau 50 jam terakhir. Penggunaannya semakin kecil time frame yg digunakan maka settingan periode juga sebaiknya semakin kecil. contoh Time Frame M5, M15 cocok digunakan periode rendah 10,20,30 tapi time frame tinggi H4, W1 kurang cocok gunakan periode rendah karena terlalu kecil.

Kenapa master Kiki buat periode 50? karena master Kiki trader jangka menengah dan panjang. jika trading hanya target 10-50 pips maka gunakan time frame rendah M5,M15 gunakan juga periode rendah 5,10,14 supaya lebih detail. sedangkan buat trader yg menahan posisi berhari-hari kadang berminggu-minggu maka gunakan time frame tinggi H4,W1 dengan periode tinggi juga 50,100,200,300. logika gampangnya kalau kita mau cari teman maka kita gak perlu tau masa lalu teman tersebut cukup baik saja terlihat ya sudah bagus, sedangkan kalau kita mau cari isteri pasangan maka kita harus tau seluk beluk masa lalunya dan mantan-mantannya karena pasangan hidup itu untuk jangka panjang.

Periode itu juga seperti itu, kalau kita mau entry di time frame rendah hanya untuk ngejar beberapa pips cukup kita melihat chart beberapa jam sebelumnya, tapi kalau mau entry di time frame tinggi H4,W1 maka kita perlu melihat chart berhari-hari ataupun berminggu-minggu sebelumnya. coba tes aja di akun demo, pengaturan angka periode sesuaikan dengan gaya trading scalping, trader harian, trader menengah atau trader jangka panjang.

Malik Fazal Gafi   16 Apr 2020

Maaf sebelumnya pak, saya baru belajar tentang forex ini. Banyak yg belum saya ketahui. Yang mau saya tanyakan
1. apa maksud periode dalam trading?
2. Berapa lama waktu yg dibutuhkan dalam 1 periode?
3. Dalam indikator ADX ada yg membuat periode di angka 14. Dan anda membuat angka 50 di periode ADX. Maksudnya bagaimana ya pak?
Terima kasih

Bayu   11 Apr 2020

Apakah bila volatilitas trading rendah, Indikator ADX tidak efektif digunakan? Minta rekomendasi indikator lain pada saat volatilitas rendah bang. Makasih

Syafrudin   22 Aug 2022

@Syafrudin: Bukan tidak efektif, tapi lebih ke pembacaan ADX akan menunjukkan angka yang rendah (dibawah 20).

Market dengan volatilitas rendah artinya pergerakan harga tidak terlalu besar sehingga profit yang Anda dapatkan pun kurang maksimal.

Jadi, pendekatan yang benar bukanlah menghindari ADX saat volatilitas rendah, namun menunggu sampai pair tersebut mempunyai volatilitas yang tinggi baru Anda masuk lagi ke pasar.

Trading pada market dengan volatilitas rendah cenderung kurang bagus karena market belum bergerak penuh dan tingkat random (acak) lebih tinggi.

Namun, jika Anda tetap ingin trading pada volatilitas rendah, indikator yang Anda perlukan sama seperti pada volatilitas tinggi, yaitu:

1. Indikator untuk melihat arah harga, contohnya MA, Bollinger bands, MACD, dst.

2. Indikator untuk melihat level, contohnya RSI, Fibonacci retracement, pivot points, dst.

3. Indikator untuk trigger entry, contohnya stochastic.

Kiki R   23 Aug 2022

pak dari indikator adx sendiri sebenarnya line mana yang perlu dapat perhatian lebih? Line ADX, DI- atau DI+ nya? Membingungkan sekali soalnya kalau ketiganya sedang bertumpukan satu sama lain

Tirta Guna   31 Aug 2022

@Tirta Guna: Yang paling penting adalah line ADX-nya karena tujuan menggunakan ADX adalah mengukur kekuatan tren yang terjadi saat ini.

Kiki R   1 Sep 2022

@ Tirta Guna:

Tidak ada perhatian lebih atau perhatian kurang. Harus diamati secara bersamaan baik ADX, +DI dan juga -DI. Kurva ADX untuk mengetahui kekuatan trend yang sedang terjadi berdasarkan nilai ADX-nya. Sedangkan posisi kurva +DI dan -DI untuk konfirmasi trend yang sedang terjadi. Jika terjadi perpotongan (crossing) antara +DI dan -DI, maka akan terjadi pergantian trend.

M Singgih   15 Dec 2022

@ Syafrudin:

Kegunaan indikator ADX adalah untuk mengetahui apakah pergerakan harga sedang trending dengan kuat, atau bergerak sideways (tidak trending). Jadi kurva indikator ADX menunjukkan seberapa besar kekuatan trend. Semakin tinggi nilai ADX semakin kuat trend yang sedang terjadi.

Adapun volatilitas tidak berhubungan langsung dengan kekuatan trend. Volatilitas rendah belum tentu tred lemah atau tidak trending, tetapi range tradingnya bisa saja rendah. Untuk mengukur tinggi rendahnya volatilitas, digunakan indikator Bollinger Bands. Untuk penjelasan silahkan baca: Cara Menggunakan Indikator Bollinger Bands

Kalau volatilitas rendah dan pergerakan harga sedang sideways, Anda bisa menggunakan indikator oscillator seperti RSI atau stochastic. Amati level overbought dan oversold-nya. Untuk mengetahui pergerakan harga sedang trending atau sideways bisa dengan indikator ADX, jika ADX di bawah level 20, maka diasumsikan pergerakan harga sedang sideways.

M Singgih   16 Dec 2022

Selain ADX, indikator alternatifnya apa pak yang bisa digunakan untuk deteksi meomentum tren?

Opung Gaul   19 Dec 2022

@Opung Gaul: Selain ADX, Anda juga bisa mendeteksi perubahan momentum dengan indikator bollinger bands.

Saat momentum lemah atau sideways, indikator bolliger bands akan mengecil dan harga akan bolak-balik di dalam upper band dan lower band.

Namun, saat terjadi momentum yang sangat kuat, maka indikator BB akan mengembang.

Kiki R   22 Dec 2022

@Opung Gaul

Ada banyak sekali indikator yang bisa merepresentasikan momentum atau kekuatan market saat itu. Selain ADX, indikator jenis Oscillator seperti MACD, RSI, bahkan Stoch juga bisa dibuat sebagai indikasi untuk melihat momentum pasar. Dalam kasus Oscillator, momentum dapat diketahui saat terjadi Crossover antara nilai indikator pada suatu value tertentu. Misalkan pada MACD, saat nilai histogram Crossover ke bawah nilai 0 maka momentum dinyatakan Bearish. 

Nur Salim   29 Dec 2022
 

Kirim Komentar Baru