Perekonomian yang menunjukkan pertumbuhan selama lebih dari 2 tahun, memberikan pertimbangan bagi bank sentral Inggris (BOE) untuk kembali merealisasi rencanya untuk menaikkan suku bunga awal tahun depan. Sterling melemah terhadap Dollar AS dalam channel down.
Setelah bank sentral Eropa (ECB) yang membuka peluang penambahan stimulus bulan Desember mendatang, akhir pekan kemarin bank sentral China (PBOC) mengambil keputusan untuk memangkas suku bunga pinjaman satu tahun menjadi 4.35 persen dan menurunkan rasio persyaratan cadangan bank-bank besar menjadi 17.5 persen. Sontak hal tersebut mencerminkan perlambatan perekonomian global dan memberikan beban bagi The Fed apakah pihaknya akan mulai menaikkan suku bunga di bulan Desember mendatang.
Pasar akan mencermati rilis data PDB-Q3 pada hari Kamis yang diperkirakan melemah menjadi 1.7 persen dari 3.9 persen di Q2 2015. Namun, asumsi Kongres AS yang akan mencapai kesepakatan di menit terakhir sebelum tenggat waktu 3 November untuk menghindari default, membuat kebanyakan analis memperkirakan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat akan meningkat menjelang akhir tahun dan tetap solid pada tahun 2016.
Sedangkan di Inggris, perekonomian yang menunjukkan pertumbuhan selama lebih dari 2 tahun, memberikan pertimbangan bagi bank sentral Inggris (BOE) untuk kembali merealisasi rencanya untuk menaikkan suku bunga awal tahun depan. Pasar akan mencermati data PDB Q3 pada hari Selasa mendatang yang diprediksi menunjukkan sedikit perlambatan.
GBP/USD
Pada grafik hourly (H1) Meta Trader, pergerakan mata uang Pound Sterling melemah terhadap Dollar AS dalam channel down. Perhatikan level support 1.53006 yang menjadi kunci support hari ini. Dengan memperhatikan indikator RSI yang menungkik ke atas, para trader dapat mengambil peluang rebound Pound Sterling menuju level 1.535800 - 1.54260. Sebaliknya, penembusan di bawah level 1.53000 akan memicu bearish pound Sterling menuju level 1.52600 - 1.52000.