Salah satu cara mengatasi interoperabilitas blockchain adalah dengan cara wrapped token. Apa maksudnya?
Beberapa waktu lalu, blockchain asal Tiongkok Nervos dan pengembang Cardano, IOHK, membangun jembatan lintas platform yang bisa menghubungkan dua native coin dari blockchain berbeda. Jembatan itu memungkinkan kedua koin dapat digunakan bergantian dengan mengubahnya menjadi wrapped token.
Apa sih yang dimaksud dengan wrapped token? Bagaimana cara kerjanya? Artikel ini akan membahas pemahaman dasar dan seluk beluk mengenai wrapped token.
DI
|
Daftar Isi |
Wrapped Token
Secara konsep, wrapped token merupakan token kripto yang nilainya ditautkan oleh nilai aset kripto lain. Istilah wrapped token digunakan lantaran aset aslinya disimpan dalam sebuah wrapper, yakni semacam "ruang" digital di mana versi wrapped dari aset asli tersebut diciptakan.
Lantas, apa sih kegunaan wrapped token? Manfaat utama wrapped token adalah menghubungkan antar satu blockchain dengan blockchain lainnya. Seperti yang Anda ketahui, setiap blockchain memiliki kompatibilitas berbeda-beda, sehingga masing-masing native coin dari tiap blockchain tidak dapat digunakan secara optimal di blockchain berbeda.
Nah, wrapped token hadir untuk menjadi penghubung beberapa blockchain, sehingga komunikasi antar teknologi itu bisa terjalin. Wrapped token merupakan salah satu solusi termurah dalam mengatasi interoperasi blockchain.
Native coin dari berbagai blockchain tersebut dibuat dalam versi token, lalu diluncurkan ke blockchain lain. Koin ini diberi selubung agar dapat beroperasi pada blockchain layaknya token. Protokol yang biasa digunakan pada wrapped token adalah ERC-20 untuk jaringan blockchain Ethereum.
Baca Juga: Perbedaan Token Vs Koin Kripto Yang Wajib Anda Ketahui
Cara Kerja Wrapped Token
Agar Anda dapat lebih memahami hal ini dengan mudah, kita akan mengambil contoh dari Bitcoin. Bila Anda memiliki 1 BTC, aset kripto itu hanya bisa beroperasi pada jaringan blockchain Bitcoin saja. Namun bila Anda membungkusnya dalam protokol ERC-20, maka Bitcoin tersebut dapat beroperasi di jaringan Ethereum.
Saat sudah diselubungi dalam protokol ERC-20, BTC Anda berubah menjadi token bernama WBTC. Walaupun sudah berubah wujud, perbandingan nilai WBTC akan tetap 1:1 dengan harga BTC. Artinya, Bitcoin milik Anda tadi sudah bisa beroperasi pada jaringan Ethereum, namun tetap dengan nilai yang sama.
Cara Membuat Wrapped Token
Apakah membuat wrapped token itu rumit? Tidak, Anda hanya cukup melakukan dua langkah sederhana jika ingin menyelubungi aset kripto tersebut menjadi token.
Langkah pertama adalah exchange memulai prosesnya dengan mengirim aset kripto kepada kustodian untuk diselubungi. Adapun, kustodian di sini adalah entitas penyimpan nilai setara dengan aset yang diselubung.
Kustodian akan "mengubah" aset tersebut dengan menyelubunginya menggunakan protokol token ERC-20 agar dapat beroperasi di jaringan blockchain Ethereum. Setelah itu, hasil wrapped akan dikirim kembali ke exchange dengan perbandingan nilai 1:1. Saat ingin mengembalikan aset kripto yang telah berubah menjadi wrapped token menjadi native coin, maka langkah yang dilakukan juga sama seperti langkah pertama.
Uniknya, native coin dari jaringan blockchain Ethereum sendiri juga kerap diubah menjadi wrapped token. Alasannya adalah ETH dibuat sebelum protokol ERC-20 eksis, sehingga walau Ether beroperasi pada blockchain yang sama, ETH tidak kompatibel dengan ERC-20. Hasil ETH yang diselubungi akan menjadi WETH.
Namun, praktik wrapped token tidak terbatas hanya pada Ethereum saja. Blockchain lain seperti Binance Smart Chain (sekarang menjadi BNB Chain) juga telah menyediakan protokol BEP-20 jika Anda berminat membuat wrapped token pada jaringannya.
Baca Juga: Mengenal Koin BNB, Pesaing Ethereum yang Sedang Naik Daun
Keuntungan dan Kerugian Membuat Wrapped Token
Tentu menyelubungi aset kripto milik Anda menjadi token merupakan langkah yang tetap harus terukur keuntungan dan kerugiannya. Sebab untuk mengeksekusi sebuah smart contract di jaringan blockchain tertentu tetap membutuhkan biaya transaksi atau gas fee.
Selain itu, salah satu risiko terbesar adalah kustodian yang kurang tepercaya. Mengingat kustodian adalah penanggung jawab aset Anda selama dialihkan jadi wrapped token, kredibilitasnya tentu harus diperhatikan dengan hati-hati. Jangan sampai kustodian membawa lari aset Anda dan meninggalkan Anda hanya dengan token berisi aset proxy tak bernilai.
Namun, terlepas dari risiko tersebut, salah satu keuntungan yang dapat Anda peroleh dengan membuat wrapped token adalah fleksibilitas. Anda bisa menggunakan aset kripto pada jaringan blockchain lain secara fleksibel, sehingga apabila ada aset kripto sedang menganggur bisa dimanfaatkan untuk kegiatan di blockchain lain.
Ditinjau secara makro, skema ini juga mampu meningkatkan likuiditas antar blockchain dengan efektif. Apalagi, metode ini jauh lebih murah, cepat, dan efisien ketimbang melakukan transfer menggunakan skema yang lain. Gas fee yang harus Anda bayar jadi lebih murah.
Jadi, untuk meningkatkan kualitas skema ini, diharapkan di masa depan akan muncul ada banyak metode menyelubung aset dengan cara yang lebih terdesentralisasi. Hal ini penting agar nantinya tidak perlu lagi bergantung hanya pada kustodian.
Beberapa Contoh Wrapped Token Populer
Karena manfaat wrapped token yang cukup signifikan, membuat beberapa mata uang kripto telah berhasil diselubungi. Berikut beberapa contoh wrapped token populer:
Wrapped Bitcoin
Dirilis pada tahun 2019, Wrapped Bitcoin (WBTC) adalah versi tokenisasi BTC yang lebih kompatibel dengan jaringan Ethereum. Wrapped BTC (WBTC) merupakan token yang nilainya dipatok 1:1 dengan Bitcoin. Menduduki peringkat 16 versi CoinMarketCap, harga WBTC pada Juni 2022 berada di level 20 ribu USD dengan kapitalisasi pasar sebesar 5 miliar USD.
Wrapped Ether
Walaupun Ether adalah mata uang digital asli dari blockchain Ethereum, ETH dibuat sebelum adanya ERC-20. Alhasil, aset kripto ini tak kompatibel dengan token ERC-20. Karena itulah Anda tidak bisa langsung menukar Ether dengan token ERC-20 tanpa menggunakan pihak ketiga, seperti exchange terpusat yang tepercaya dan teregulasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, akhirnya 0x Labs membuat token yang sesuai dengan ERC-20 dan disebut Wrapped Ethereum (wETH atau WETH). WETH juga menjadi salah satu mata uang yang diterima sebagai alat pembayaran NFT di marketplace terbesar, yaitu OpenSea. Menduduki peringkat 2770 versi CoinMarketCap, harga WETH pada Juni 2022 berada di level 1,000 USD.
Wrapped BNB
wBNB adalah Wrapped BNB. BEP-20 adalah standar yang memungkinkan token apa pun di jaringan BNB Chain untuk digunakan oleh aplikasi lain, dari wallet hingga DEX (Decentralized Exchange) secara konsisten. Wrapped BNB (wBNB) adalah token yang mengikuti standar dari BEP-20. Menduduki peringkat 209 versi CoinMarketCap, harga wBNB pada Juni 2022 berada di level 215 USD dengan kapitalisasi pasar sebesar 1 miliar USD.
Interoperabilitas memang telah lama menjadi salah satu dilema bagi blockchain. Selain dengan cara wrapped token, menggunakan ERC-20, atau BEP-20, ada salah satu blockchain yang dianggap lebih canggih untuk mengatasi dilema tersebut. Untuk mengetahui lebih lengkap, Anda bisa mengenal Polkadot, salah satu kompetitor terbesar Ethereum.