Pembicaraan soal Big Data makin sering terdengar, namun masih banyak yang belum tahu detailnya. Yuk kenali dulu apa itu Big Data dan prospeknya di Indonesia.
Memasuki era revolusi industri 4.0, bahasan mengenai Big Data semakin sering kita dengar. Mulai dari penyedia layanan, sistem berbasis Big Data, hingga proyek-proyek pemerintah dengan memanfaatkan Big Data.
Seiring dengan hadirnya inovasi ini, muncul juga potensi bisnis dan investasi yang bisa digali dari Big Data. Sebagai masyarakat umum, apa manfaat yang bisa kita rasakan? Simak penjelasannya di sini.
Apa Itu Big Data?
Definisi dari Big Data adalah sekumpulan informasi yang bisa dimanfaatkan untuk proses pengambilan keputusan dunia bisnis. Data ini sangat luas, bisa terstruktur maupun tidak terstruktur.
Lalu, apa bedanya Big Data dengan database yang sudah biasa kita kenal?
Sebenarnya, Big Data memang bentuk teknologi lanjutan dari sistem database konvensional. Perbedaannya terletak pada elemen-elemen analisa yang lebih kompleks. Karena itu, tidak semua perusahaan mampu mengelolanya.
5 Elemen Dasar Big Data
Sebagai pemahaman dasar, ada elemen 5V yang digunakan untuk menggambarkan Big Data. Karakteristiknya antara lain:
- Volume: Tidak ada standar ukuran minimum dari sebuah Big Data, tetapi biasanya data yang terkumpul mencapai satuan volume terabyte (TB) atau lebih.
- Variasi: Karena jumlahnya yang besar, maka Big Data lazimnya mencakup berbagai tipe data yang dapat diproses dan disimpan dalam satu sistem.
- Kecepatan (Velocity): Kumpulan Big Data juga memiliki kemampuan menampilkan data Real-Time dan informasi lain yang diperbaharui secara intens.
- Kebenaran (Veracity): Ini mengacu pada akurasi dan validitas kumpulan data yang berbeda. Tidak hanya sekadar menampilkan, Big Data juga harus memberikan data yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
- Nilai (Value): Instansi yang menggunakan Big Data juga harus memahami nilai bisnis yang dapat diberikan, serta menggunakannya secara efektif.
Manfaat Big Data untuk Bisnis
Big Data merupakan sebuah gebrakan yang mengubah dunia bisnis secara besar-besaran. Sebelum sistem ini diperkenalkan, banyak data operasional yang tercecer dan tidak bisa diolah secara mendalam.
Data tidak terpakai ini sering disebut sebagai Dark Data, alias sekumpulan informasi yang diproses dan disimpan tetapi tidak digunakan lebih lanjut. Nah, pengelolaan Big Data memberi akses pada para pelaku bisnis untuk memanfaatkan aset mereka dengan lebih baik agar tidak terbuang sia-sia menjadi Dark Data.
Beberapa dekade yang lalu, bisa dibilang bahwa indikator kesuksesan bisnis hanya sebatas berapa banyak omzet dan barang yang terjual. Setelah ditelaah lebih dalam, saat ini data soal Analytics Streaming, Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), penambangan data, serta prediksi tren menjadi tools yang dibutuhkan untuk menguasai pasar.
Simak Juga: Alasan Konten Marketing Untuk Bisnis Sangat Diperlukan
Keunggulan Big Data
Seorang kepala konsultan analitik dari TreeHive Strategy yang bernama Donald Farmer menyatakan, “Big Data adalah darah kehidupan bisnis modern.”
Pernyataan ini bukan hanya hiperbola, karena Big Data memiliki keunggulan sebagai berikut:
- Memberikan wawasan yang lebih baik tentang preferensi pelanggan, perilaku pembelian, dan sentimen.
- Menyediakan informasi lebih dalam tentang tren pasar, produk, dan pesaing.
- Menciptakan sistem rantai pasokan yang dapat bereaksi cepat terhadap masalah dan kebutuhan bisnis baru.
- Dilengkapi AI yang bisa merekomendasikan produk sesuai minat pelanggan.
- Menghadirkan inovasi berbasis data yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan produk dan fungsi bisnis lainnya.
- Kemampuan penyelesaian masalah dengan memeriksa kasus sejenis, sekaligus menekan biaya operasional dengan cara perawatan berkala.
Kekurangan Big Data
Meskipun memiliki beragam keunggulan, kita tentu tidak bisa menutup mata bahwa bisnis Big Data juga memiliki risiko dan kekurangan yang patut diperhitungkan. Kekurangan Big Data antara lain:
- Dana yang besar untuk pengelolaan. Hal ini mengakibatkan bisnis Big Data hanya bisa disediakan oleh perusahaan-perusahaan bermodal besar. Jika tidak diawasi, maka perusahaan dengan keunggulan Big Data berisiko menimbulkan monopoli bisnis.
- Risiko keamanan privasi. Hal ini sudah sering menjadi sorotan seiring dengan bocornya data konsumen e-commerce serta instansi pemerintahan.
Simak Juga: Tips Aman Belanja Online Dengan Kartu Kredit
TLKM, Contoh Perusahaan Big Data yang Potensial
Untuk mendapatkan kecepatan dan volume data yang bisa diandalkan, dibutuhkan koneksi internet. Setelah membaca potensi Big Data di atas, lalu apa yang bisa dilakukan para pebisnis? Tentu saja mencari penyedia perusahaan pengelola internet yang mumpuni.
Salah satu yang menjadi raja di bisnis Big Data adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Perusahaan yang memiliki kode TLKM di bursa saham ini menguasai pasar penyedia layanan internet terbesar di Indonesia.
Per Januari 2022, TLKM memiliki 212,000 BTS. Jumlah ini merupakan angka tertinggi kepemilikan BTS di Indonesia. Di samping itu, TLKM juga mengembangkan usahanya dengan memperkenalkan BigBox, layanan yang berfokus pada penyediaan Big Data.
Dikutip dari Finansialku, Big Data memiliki proyeksi keuntungan sebesar USD468 juta pada 2019 dan diperkirakan terus tumbuh 8% per tahun. Jika hitungan ini valid, peluang keuntungan bisnis Big Data pada 2025 bisa mencapai USD725 juta.
Ternyata, keunggulan Big Data banyak sekali, bukan? Tak hanya itu, Big Data juga harus bisa memastikan bahwa platform data dan analitiknya dapat memenuhi kebutuhan bisnis masa depan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa prospek bisnis Big Data sangat potensial. Selain mulai mengaplikasikan Big Data dalam bisnis, kalian juga bisa membidik potensi keuntungan dengan berinvestasi saham, terutama pada emiten-emiten teknologi dan layanan internet.