AUD/USD: Penembusan di bawah level 0.6500 bisa sebabkan pelemahan yang lebih dalam, data AS menjadi fokus, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling turun di tengah ketidakpastian jelang keputusan kebijakan the Fed, 1 hari, #Forex Fundamental   |   Politburo Tiongkok: Akan menerapkan kebijakan moneter yang hati-hati dan kebijakan fiskal yang proaktif, 1 hari, #Forex Fundamental   |   EUR/GBP membukukan kenaikan moderat di atas level 0.8500 menyusul data penjualan ritel Jerman, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) tahun ini mengalokasikan belanja modal atau capex sebesar Rp 50 miliar hingga Rp 75 miliar tahun ini, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Mitra Pack Tbk (PTMP) tahun ini akan mengalokasikan anggaran belanja modal atau capex sebesar 10% dari laba bersih yang mereka dapat sepanjang tahun 2023 lalu. , 1 hari, #Saham Indonesia   |   Top gainers LQ45 pagi ini adalah: PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) 9.85%, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) 5.79%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 2.73%, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di awal perdagangan hari ini, naik 0.53% ke 7,193, 1 hari, #Saham Indonesia

Bisnis Big Data: Bagaimana Potensinya untuk Jangka Panjang?

Intan 15 Jun 2022
Dibaca Normal 5 Menit
bisnis > fintech >   #big-data   #bisnis
Pembicaraan soal Big Data makin sering terdengar, namun masih banyak yang belum tahu detailnya. Yuk kenali dulu apa itu Big Data dan prospeknya di Indonesia.

Memasuki era revolusi industri 4.0, bahasan mengenai Big Data semakin sering kita dengar. Mulai dari penyedia layanan, sistem berbasis Big Data, hingga proyek-proyek pemerintah dengan memanfaatkan Big Data.

Seiring dengan hadirnya inovasi ini, muncul juga potensi bisnis dan investasi yang bisa digali dari Big Data. Sebagai masyarakat umum, apa manfaat yang bisa kita rasakan? Simak penjelasannya di sini.

bisnis big data

 

Apa Itu Big Data?

Definisi dari Big Data adalah sekumpulan informasi yang bisa dimanfaatkan untuk proses pengambilan keputusan dunia bisnis. Data ini sangat luas, bisa terstruktur maupun tidak terstruktur. 

Lalu, apa bedanya Big Data dengan database yang sudah biasa kita kenal?

Sebenarnya, Big Data memang bentuk teknologi lanjutan dari sistem database konvensional. Perbedaannya terletak pada elemen-elemen analisa yang lebih kompleks. Karena itu, tidak semua perusahaan mampu mengelolanya.

Baca juga: 7 Tren Teknologi Musuh Perbankan di Masa Depan

 

5 Elemen Dasar Big Data

Sebagai pemahaman dasar, ada elemen 5V yang digunakan untuk menggambarkan Big Data. Karakteristiknya antara lain:

  • Volume: Tidak ada standar ukuran minimum dari sebuah Big Data, tetapi biasanya data yang terkumpul mencapai satuan volume terabyte (TB) atau lebih.
  • Variasi: Karena jumlahnya yang besar, maka Big Data lazimnya mencakup berbagai tipe data yang dapat diproses dan disimpan dalam satu sistem.
  • Kecepatan (Velocity): Kumpulan Big Data juga memiliki kemampuan menampilkan data Real-Time dan informasi lain yang diperbaharui secara intens. 
  • Kebenaran (Veracity): Ini mengacu pada akurasi dan validitas kumpulan data yang berbeda. Tidak hanya sekadar menampilkan, Big Data juga harus memberikan data yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
  • Nilai (Value): Instansi yang menggunakan Big Data juga harus memahami nilai bisnis yang dapat diberikan, serta menggunakannya secara efektif.

 

Manfaat Big Data untuk Bisnis

Big Data merupakan sebuah gebrakan yang mengubah dunia bisnis secara besar-besaran. Sebelum sistem ini diperkenalkan, banyak data operasional yang tercecer dan tidak bisa diolah secara mendalam. 

Data tidak terpakai ini sering disebut sebagai Dark Data, alias sekumpulan informasi yang diproses dan disimpan tetapi tidak digunakan lebih lanjut. Nah, pengelolaan Big Data memberi akses pada para pelaku bisnis untuk memanfaatkan aset mereka dengan lebih baik agar tidak terbuang sia-sia menjadi Dark Data. 

Beberapa dekade yang lalu, bisa dibilang bahwa indikator kesuksesan bisnis hanya sebatas berapa banyak omzet dan barang yang terjual. Setelah ditelaah lebih dalam, saat ini data soal Analytics Streaming, Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), penambangan data, serta prediksi tren menjadi tools yang dibutuhkan untuk menguasai pasar.

Simak Juga: Alasan Konten Marketing Untuk Bisnis Sangat Diperlukan

 

Keunggulan Big Data

Seorang kepala konsultan analitik dari TreeHive Strategy yang bernama Donald Farmer menyatakan, “Big Data adalah darah kehidupan bisnis modern.”

Pernyataan ini bukan hanya hiperbola, karena Big Data memiliki keunggulan sebagai berikut:

  • Memberikan wawasan yang lebih baik tentang preferensi pelanggan, perilaku pembelian, dan sentimen.
  • Menyediakan informasi lebih dalam tentang tren pasar, produk, dan pesaing.
  • Menciptakan sistem rantai pasokan yang dapat bereaksi cepat terhadap masalah dan kebutuhan bisnis baru.
  • Dilengkapi AI yang bisa merekomendasikan produk sesuai minat pelanggan.
  • Menghadirkan inovasi berbasis data yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan produk dan fungsi bisnis lainnya.
  • Kemampuan penyelesaian masalah dengan memeriksa kasus sejenis, sekaligus menekan biaya operasional dengan cara perawatan berkala.

 

Kekurangan Big Data

Meskipun memiliki beragam keunggulan, kita tentu tidak bisa menutup mata bahwa bisnis Big Data juga memiliki risiko dan kekurangan yang patut diperhitungkan. Kekurangan Big Data antara lain:

  • Dana yang besar untuk pengelolaan. Hal ini mengakibatkan bisnis Big Data hanya bisa disediakan oleh perusahaan-perusahaan bermodal besar. Jika tidak diawasi, maka perusahaan dengan keunggulan Big Data berisiko menimbulkan monopoli bisnis.
  • Risiko keamanan privasi. Hal ini sudah sering menjadi sorotan seiring dengan bocornya data konsumen e-commerce serta instansi pemerintahan. 

Simak Juga: Tips Aman Belanja Online Dengan Kartu Kredit

 

TLKM, Contoh Perusahaan Big Data yang Potensial

Untuk mendapatkan kecepatan dan volume data yang bisa diandalkan, dibutuhkan koneksi internet. Setelah membaca potensi Big Data di atas, lalu apa yang bisa dilakukan para pebisnis? Tentu saja mencari penyedia perusahaan pengelola internet yang mumpuni.

Salah satu yang menjadi raja di bisnis Big Data adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Perusahaan yang memiliki kode TLKM di bursa saham ini menguasai pasar penyedia layanan internet terbesar di Indonesia.

Contoh perusahaan Big Data

Per Januari 2022, TLKM memiliki 212,000 BTS. Jumlah ini merupakan angka tertinggi kepemilikan BTS di Indonesia. Di samping itu, TLKM juga mengembangkan usahanya dengan memperkenalkan BigBox, layanan yang berfokus pada penyediaan Big Data.

Dikutip dari Finansialku, Big Data memiliki proyeksi keuntungan sebesar USD468 juta pada 2019 dan diperkirakan terus tumbuh 8% per tahun. Jika hitungan ini valid, peluang keuntungan bisnis Big Data pada 2025 bisa mencapai USD725 juta.

 

Ternyata, keunggulan Big Data banyak sekali, bukan? Tak hanya itu, Big Data juga harus bisa memastikan bahwa platform data dan analitiknya dapat memenuhi kebutuhan bisnis masa depan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa prospek bisnis Big Data sangat potensial. Selain mulai mengaplikasikan Big Data dalam bisnis, kalian juga bisa membidik potensi keuntungan dengan berinvestasi saham, terutama pada emiten-emiten teknologi dan layanan internet

Terkait Lainnya
 

Komentar @inbizia

Kok nggak setuju ya kalau dibilang sebagai teknologi yang jadi musuh perbankan. Istilahnya "mendisrupsi", bukan "menjadi musuh". Perbankan sekarang mulai mengadopsi teknologi-teknologi, AI, blockchain, big data, cloud, dan lain lain itu.

Soal cyber security memang jadi tantangan perbankan, tapi itu juga bukan musuh. Faktanya, kita lebih sering dengan berita soal pemerintah yang kebobolan data daripada bank yang kecolongan hacker.

 Mario |  26 Jun 2022
Halaman: Tren Teknologi Musuh Perbankan Di

kalau dari segi pengguna emang biasanya ga kasat mata, hehehe, soalnya justru kita sebagai konsumen yang kena target big data.

jadi gini nih, misalnya kamu doyan belanja di toko oren atau ijo tuh, nah kebiasaan-kebiasaan belanjaanmu bakal di-tracking sama sistem.

misalnya nih kalau di toko oren kamu doyan banget jajan baju2 korea seksi-seksi gitu, satu atau dua hari kemudian pasti bakal muncul rekomendasi-rekomendasi barang-barang serupa yang bermunculan di media sosial kamu, iya kan?

itu baru satu contoh, banyak juga contoh-contoh lainnya

Intinya, kebiasaan-kebiasaan kita itu di-tracking oleh sistem big data agar sistem dapat memberikan feedback lagi ke kita, untuk meningkatkan interaksi dengan aplikasi, jadi supaya kita semakin demen pake aplikasi itu, semakin ketagihan gitu.

 Darto |  30 Jun 2022
Halaman: Bisnis Big Data Bagaimana Potensinya Untuk Jangka Panjang

Meskipun tidak dalam waktu dekat, tapi bisa dibilang kalau Metaverse juga termasuk ke dalam bisnis big data dalam jangka panjang.

Ini adalah 2 alasan utama mengapa Metaverse bakal prospek di masa depan:

1. Metaverse memiliki kemampuan untuk mengubah cara kerja organisasi dan punya kemampuan mengolah data yang akan dibuat secara progresif.

2. Metaverse memungkinkan kita untuk memiliki aset digital di dunia virtual dan merasakannya secara riil, didukung dengan piranti-piranti canggih yang akan terus berkembang.

Baca juga: Haruskah Anda Berinvestasi di Metaverse?

 Kholil Abdulnajib |  18 Aug 2022
Halaman: Bisnis Big Data Bagaimana Potensinya Untuk Jangka Panjang

Leonardo: Setau ane, di website MIFX memang disediakan 3 macam trading tools yg cukup membantu yaitu trading central, autocharist dan Signal Centre. Ketiga ini sama2 membantu trader dalam menganilisis chart :

  • Trading Central adalah Tools ternama yang menggabungkan analisis manusia dengan teknologi AI (artificial intelligence) untuk menyajikan analisis teknikal serta fundamental komprehensif dalam satu platform terintegrasi. Trading Central juga memberikan informasi potensi pergerakan harga yang dapat memudahkan Trader ketika bertransaksi.
  • Autochartist adalah platform yang memanfaatkan teknologi big data dan analytics untuk menyajikan berbagai analisis pola grafik dan mengidentifikasi peluang trading. Analisis teknikal Autochartist juga dapat membantu dalam membuat trading plan yang lebih baik.
  • Signal Centre adalah penyedia Trading Signal, analisis trading dan edukasi yang sudah teregulasi oleh FCA (Financial Conduct Authority). Signal Centre menggabungkan pengalaman, analisis manusia dan teknologi AI (Artificial Intelligence) untuk memberikan peluang trading yang jelas

Ketiga ini klu ga salah, trading signal bisa didapat langsung di aplikasi MIFX nya bahkan di trrading demo. CUma untuk Autocharist mesti install sendiri dan karena menggunakan Metatrader 4 maka Autocharistnya khusus Mt4 punya (Cara menggunakan Autocharist di Metatrader 4)

Dan harus minta ke customer servicenya dan hrs buka akun live ya sblmnyaa.

 Yoda |  20 Feb 2023
Halaman: Mrg Vs Monex Mana Yang Terbaik Untuk Pemula

Saya hanya ingin menambahkan terkait penjelasan Autochartist dan trading central...

Autochartist dikenal para trader sebagai platform yang memanfaatkan teknologi big data dan analytics untuk menyajikan berbagai analisis pola grafik dan mengidentifikasi peluang trading. Analisis teknikal Autochartist juga dapat membantu dalam membuat trading plan yang lebih baik.

Sedangkan Trading Central adalah tools ternama yang menggabungkan analisis manusia dengan teknologi AI (artificial intelligence) untuk menyajikan analisis teknikal serta fundamental komprehensif dalam satu platform terintegrasi. Trading Central juga memberikan informasi potensi pergerakan harga yang dapat memudahkan ketika bertransaksi.

Saya fikir anda perlu memebaca ratikel lebih lanjut terkait Autochartist

 Rasti |  6 Jul 2023
Halaman: Cara Menggunakan Sinyal Trading Central Di Mifx

pagi semuanya, artikelnya cukup menarik dan menambah wawasan ttg investasi reksadana.

Setlah bc2 artikel di atas sy sbnrnya ckp tertarik utk investasi reksadana, sptnya slh satu investasi yg menjanjikan dan aman. tp jujur aja nih klo sy blm tau bener utk mulai bisnis atau investasi reksadana ini. Jd gw pengen tau nih gmn langkah awal utk sy bs investasi di reksadana ini. jika ada senior2 yg udah pnglamn di bdng ini mhn sharing donk ilmunya.

Trus sy juga mau tanya nih, sbnrnya apa sih manager investasi itu? apa tempat perusahaan yg nyediain reksadana atau gimana? trus apa bener kita bisa mulai investasi reksadana ini melalui berbagai aplikasi? apakah bener2 aman tuh jika kita investasi lewat aplikasi?

 Nina |  19 Sep 2023
Halaman: Potensi Keuntungan Investasi Reksadana
Suku Bunga Kredit
BANK Korporasi Ritel KPR
BRI 8.00% 8.25% 7.25%
BNI 8.05% 8.30% 7.30%
BCA 7.90% 8.10% 7.20%
Mandiri 8.05% 8.30% 7.30%
BTN 8.05% 8.30% 7.30%
OCBC NISP 8.25% 8.75% 8.00%
BTPN 7.64% 10.36% -
Danamon 8.50% 9.00% 8.00%
CIMB Niaga 8.00% 8.75% 7.30%
HSBC Indonesia 7.00% 8.75% 8.00%
Lihat Bank Lain

Komentar[12]    
  Rere   |   15 Jun 2022

Apakah perusahaan big data itu jualan data konsumennya?

  Gilang L.   |   16 Jun 2022

Mungkin tidak semuanya, namun tetap harus waspada seperti kasus penjualan 1,5 Miliar Data Pengguna Facebook Dijual di Dark Web Saat Perusahaan Mark Zuckerberg Down

  Maria   |   21 Jun 2022

Bisa dibilang ya, tapi perusahaan yang memegang etika bisnis harus menyatakan hal ini dengan terbuka.

Soal "menjual data konsumen" ini biasanya sudah ada di Terms and Condition awal saat seseorang mengisi data. Jadi sebagai konsumen, kita sendiri yang harus jeli membaca. Jika asal klik, berarti Anda menyetujui pemberian data tersebut.

Contohnya saja saat akan buka akun di sebuah aplikasi atau sosial media dsb, di awal menu sering menyatakan bahwa "data yang Anda masukkan akan dibagikan pada partner bisnis kami, meliputi: (misalnya saja) email, lokasi, dsb"

Jika sebuah perusahaan membocorkan data konsumen di luar ijin yang tertulis pada syarat dan penggunaan, maka bisa dilaporkan ke lembaga perlindungan konsumen.

Selain melalui perusahaan pengelola, data-data Anda bisa juga bocor melalui cookies yang biasanya terpasang di website-website, sehingga dapat membaca aktivitas browsing dan terus menawarkan topik yang mungkin relate dengan Anda. Karena itu, hindari klik link atau menerima cookies sembarangan.

  Wulan Andriani   |   18 Jun 2022

Masih bingung, penerapan big data di keseharian kita itu seperti apa contohnya?

  Pandu   |   28 Jun 2022

Sering lihat iklan-iklan di internet yang relate dengan keinginan atau kebutuhan akhir-akhir ini? Atau pernah dapat pesan selular dari pemerintah soal pemberitahuan pajak atau ajakan vaksin? Nah ini contoh kecil aja dari big data.

  Darto   |   30 Jun 2022

kalau dari segi pengguna emang biasanya ga kasat mata, hehehe, soalnya justru kita sebagai konsumen yang kena target big data.

jadi gini nih, misalnya kamu doyan belanja di toko oren atau ijo tuh, nah kebiasaan-kebiasaan belanjaanmu bakal di-tracking sama sistem.

misalnya nih kalau di toko oren kamu doyan banget jajan baju2 korea seksi-seksi gitu, satu atau dua hari kemudian pasti bakal muncul rekomendasi-rekomendasi barang-barang serupa yang bermunculan di media sosial kamu, iya kan?

itu baru satu contoh, banyak juga contoh-contoh lainnya

Intinya, kebiasaan-kebiasaan kita itu di-tracking oleh sistem big data agar sistem dapat memberikan feedback lagi ke kita, untuk meningkatkan interaksi dengan aplikasi, jadi supaya kita semakin demen pake aplikasi itu, semakin ketagihan gitu.

  Nindya Halim   |   26 Jul 2022

Apakah metaverse itu termasuk ke dalam bisnis big data?

  Kholil Abdulnajib   |   18 Aug 2022

Meskipun tidak dalam waktu dekat, tapi bisa dibilang kalau Metaverse juga termasuk ke dalam bisnis big data dalam jangka panjang.

Ini adalah 2 alasan utama mengapa Metaverse bakal prospek di masa depan:

1. Metaverse memiliki kemampuan untuk mengubah cara kerja organisasi dan punya kemampuan mengolah data yang akan dibuat secara progresif.

2. Metaverse memungkinkan kita untuk memiliki aset digital di dunia virtual dan merasakannya secara riil, didukung dengan piranti-piranti canggih yang akan terus berkembang.

Baca juga: Haruskah Anda Berinvestasi di Metaverse?

  Kusno   |   31 Jul 2022

Apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari kebocoran data di internet?

  Vito   |   18 Aug 2022

Untuk menghindari kebocoran data di internet, kita bisa melakukan banyak hal dari diri sendiri. Antara lain:

  • Siapkan beberapa alamat email (Alamat email pribadi dan Alamat email publik), tujuannya jika email publik kena retas, kalian masih bisa menyelamatkan melalui email pribadi yang tidak diketahui siapapun.
  • Selalu update browser agar mendapat perlindungan terbaru
  • Buat kata sandi yang kuat, gunakan penyimpanan password terpisah atau Google authenticator
  • Jangan overshare di media sosial, terutama soal alamat email, nomor rekening, alamat rumah, nama asli, tempat kerja, atau dokumen resmi
  • Berhati-hati saat menggunakan wifi di ruang publik. Ada oknum-oknum nakal yang kadang memata-matai kita dan memasang aplikasi untuk bisa menyedot data pribadi.
  • Periksa apakah situs tersebut aman. Pada umumnya, browser sudah memiliki pengamanan dasar dengan memberi notifikasi di situs-situs yang kurang aman. Cara sederhana yang bisa kita lakukan, cek apakah alamat situs sudah menggunakan link https (dilindungi SSL dan sudah terenkripsi)
  Anonim   |   6 Aug 2022

Selain TLKM, saham-saham apa ya yang berhubungan dengan big data?

  Bintang   |   25 Aug 2022

Bagaimana cara untuk menjadi investor di teknologi big data?