AUD/USD: Penembusan di bawah level 0.6500 bisa sebabkan pelemahan yang lebih dalam, data AS menjadi fokus, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling turun di tengah ketidakpastian jelang keputusan kebijakan the Fed, 1 hari, #Forex Fundamental   |   Politburo Tiongkok: Akan menerapkan kebijakan moneter yang hati-hati dan kebijakan fiskal yang proaktif, 1 hari, #Forex Fundamental   |   EUR/GBP membukukan kenaikan moderat di atas level 0.8500 menyusul data penjualan ritel Jerman, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) tahun ini mengalokasikan belanja modal atau capex sebesar Rp 50 miliar hingga Rp 75 miliar tahun ini, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Mitra Pack Tbk (PTMP) tahun ini akan mengalokasikan anggaran belanja modal atau capex sebesar 10% dari laba bersih yang mereka dapat sepanjang tahun 2023 lalu. , 1 hari, #Saham Indonesia   |   Top gainers LQ45 pagi ini adalah: PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) 9.85%, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) 5.79%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 2.73%, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di awal perdagangan hari ini, naik 0.53% ke 7,193, 1 hari, #Saham Indonesia

Harga Minyak Tertekan Kekhawatiran Stagflasi

Crypholic 13 Jun 2022
Dibaca Normal 2 Menit
bisnis > minyak > berita >   #harga-minyak   #minyak   #stagflasi
Harga minyak melemah karena kenaikan inflasi di tengah macetnya pertumbuhan ekonomi global. Hal ini berpeluang memicu risiko stagflasi.

Harga minyak mentah dunia merosot cukup signifikan pada perdagangan awal pekan (13/Juni). Pelemahan harga sebagian besar dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap inflasi yang tidak terkendali di saat perekonomian global memburuk. Pada saat berita ini diturunkan, minyak Brent berada pada kisaran $119.62 per barel atau melemah 1.81 persen.

Pelemahan serupa juga terlihat pada minyak WTI (West Texas Intermediate) di $118.26 per barel. Benchmark minyak mentah AS ini menghadapi tekanan jual dalam beberapa sesi terakhir terutama setelah OPEC+ memutuskan untuk meningkatkan penambahan output harian pada awal Juli mendatang.

Harga Minyak Tertekan Gegara Kekhawatiran Pasar Terhadap Stagflasi

Akhir pekan lalu, rilis data inflasi AS bulan Mei dirilis meningkat dari 8.3 persen menjadi 8.6 persen dan melampaui ekspektasi pasar. Kondisi ini menghidupakan ekspektasi bahwa The Fed akan mengambil kebijakan moneter lebih agresif setelah dua kali rate hike sebelumnya gagal menjinakkan inflasi. Hal ini yang mendorong penguatan tajam Dolar AS terhadap mata uang mayor lain dan membuat harga minyak menjadi semakin mahal bagi pemegang mata uang non-Dolar.

Baca juga: Trading Minyak Di Broker Lokal, Kenapa Tidak?

Harga minyak semakin tidak bedaya menyusul kabar kemunculan kasus COVID baru yang berpotensi akan menyebar secara luas. Pasalnya, otoritas resmi China melaporkan adanya penyebaran COVID ganas di Beijing dan mengumumkan akan segera melakukan tes massal selama beberapa hari ke depan. Akan tetapi, analis optimis jika isu ini tidak akan terlalu berpengaruh pada pergerakan harga minyak.

"Kekhawatiran pasar terhadap bahaya stagflasi dan penguatan tajam dolar AS membuat harga minyak semakin tertekan… Kami memperkirakan kasus COVID di China hanya akan membebani harga minyak dalam jangka pendek. Pasalnya, mayoritas analis berpendapat normalisasi permintaan minyak China akan terus berjalan dalam beberapa minggu mendatang," ungkap analis komoditas Asset Management, Stephen Innes.

Terkait Lainnya
 
Harga Emas Dunia
Kemarin 2333.90
Minggu Lalu 2330.30
1 Bulan Lalu 2308.50
2 Bulan Lalu 2126.30
3 Bulan Lalu 2053.70
6 Bulan Lalu 1995.65
Setahun Lalu 2024.80
Harga Emas Lokal
Kemarin 1.237.000
Minggu Lalu 1.234.000
1 Bulan Lalu 1.190.000
2 Bulan Lalu 1.075.000
3 Bulan Lalu 1.055.000
6 Bulan Lalu 1.000.000
Setahun Lalu 969.000

Kirim Komentar Baru