Harga minyak bergerak dalam rentang sempit karena investor tengah menanti hasil pertemuan G7 yang digadang-gadang berpengaruh terhadap pasokan minyak.
Sempat melemah lalu balik menguat tak lama kemudian, harga minyak mentah bergerak penuh ketidakpastian pada perdagangan hari Senin (27/Juni). Pasalnya, para pelaku pasar sedang siaga mengantisipasi pertemuan G7 pekan ini. Minyak Brent berada pada kisaran $112.91 per barel, sementara minyak WTI (West Texas Intermediate) terpantau di $107.33 per barel. Secara teknikal, kontrak minyak berjangka Brent maupun WTI sama-sama mengalami tekanan dalam dua pekan terakhir.
Baca juga: Harga minyak hari ini
Pertemuan pemimpin anggota G7 diperkirakan akan membahas beberapa hal krusial seperti langkah mencari pasokan migas alternatif (di luar Rusia). Sebagian besar anggota G7 merupakan negara Eropa yang tengah dirundung kelangkaan energi. Mereka juga termasuk aktor-aktor utama yang menetapkan blokade impor migas dari Rusia.
"Menurut kami, masih belum jelas seperti apa hasil pertemuan G7 nantinya. Namun kami melihat belum adanya jalan keluar atas krisis pasokan minyak saat ini yang dipicu oleh sanksi ekonomi terhadap Rusia. Hal inilah yang akan menyebabkan harga minyak melonjak dan memicu inflasi tinggi di banyak negara,” ungkap Vivek Dhar dari Commonwealth Bank of Australia.
Para pemimpin negara anggota G7 juga diperkirakan menyinggung masalah kesepakatan nuklir Iran. Pasar minyak belum lama ini dikejutkan oleh manuver yang dilakukan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa saat bertemu dengan pejabat senior Iran di Tehran. Pasar melihat langkah Uni Eropa yang mencoba menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran sebagai upaya mencari sumber pasokan minyak selain Rusia.
"Fokus pasar pekan ini juga akan tertuju pada prospek berlanjutnya pembicaraan nuklir Iran yang sebelumnya terhenti. Jika kesepakatan ini dapat tercapai, maka akan mengarah pada kebangkitan produksi minyak Iran yang akan menekan harga minyak," kata Tina Teng, analis CMC Market dalam sebuah catatan.