XAU/USD masih wait and see karena trader tunggu NFP AS, 1 hari, #Emas Fundamental | EUR/JPY berada dalam tekanan jual di bawah harga 164.50, kondisi RSI yang oversold dipantau, 1 hari, #Forex Teknikal | GBP/USD bergerak di atas level 1.2550, menguji batas atas channel, 1 hari, #Forex Teknikal | EUR/USD naik mendekati level 1.0750 karena sentimen risiko kembali netral, 1 hari, #Forex Teknikal | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada awal perdagangan Jumat (3/Mei), naik 0.4% ke 7,160, 2 hari, #Saham Indonesia | PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp691.2 miliar per Maret 2023. , 2 hari, #Saham Indonesia | PT Mitrabara Adiperdana Tbk. (MBAP) menganggarkan belanja modal dan investasi senilai $58 juta, 2 hari, #Saham Indonesia | PT Sumber Sinergi Makmur Tbk. (IOTF) atau Fox Logger membidik peluang bisnis dari implementasi pembayaran tol tanpa sentuh berbasis Global Navigation Satellite System yang akan segera diterapkan di Indonesia, 2 hari, #Saham Indonesia

Implikasi Menguatnya US Dolar

M Singgih 14 Nov 2014
Dibaca Normal 3 Menit
forex > analisa > #dolar
Penguatan Dollar saat ini memang menguntungkan AS. The Fed telah mengakhiri program quantitative easing (QE) yang berarti permintaan bond akan berkurang . Agar suku bunga pinjaman tetap rendah maka permintaan bond harus naik. USD yang kuat akan menarik investor masuk ke pasar bond.

Mengapa bank sentral AS tidak merisaukan nilai tukar USD yang terus menguat dalam 5 bulan terakhir?, dan apa dampak penguatan USD terhadap perekonomian AS dan pasar? USD memang secara fundamental bullish, sejalan dengan data ekonomi AS yang terus membaik terutama sektor tenaga kerja dan manufaktur yang berdampak positif pada sentimen bisnis dan kepercayaan konsumen.

Penguatan Dollar saat ini menguntungkan AS. The Fed telah mengakhiri program quantitative easing (QE) yang berarti permintaan bond pemerintah AS (US Treasury Bonds) akan berkurang dengan signifikan. Merosotnya permintaan akan berakibat pada turunnya harga bond, dan karena harga bond berbanding terbalik dengan yield atau bunga yang diperoleh investor, maka turunnya harga bond akan menyebabkan naiknya suku bunga. Karena pemerintah AS ingin suku bunga pinjaman tetap rendah, maka harga bond harus tetap tinggi dengan menaikkan permintaan bond. Salah satu cara adalah menarik investor asing untuk masuk ke pasar bond AS.



Naiknya nilai tukar USD menyebabkan permintaan mata uang ini juga naik. Bagi bank-bank sentral diluar AS, membeli asset-asset yang didenominasikan dalam USD saat ini adalah pilihan terbaik seiring dengan naiknya nilai tukar USD. Diantara asset-asset tersebut adalah saham-saham perusahaan besar AS yang berkualitas dan termasuk dalam blue chip, namun sebagian besar dana tersebut akan masuk ke bond pemerintah AS. Dengan naiknya permintaan maka harga bond akan naik yang menyebabkan suku bunga tetap rendah.

Saat ini Bank of Japan (BoJ) sedang menjalankan program stimulus lanjutan dengan pembelian bond, termasuk bond pemerintah AS, dan European Central Bank (ECB) diperkirakan tidak lama lagi juga akan mengumumkan QE lanjutan dengan pembelian corporate bond, termasuk juga bond pemerintah AS, sehingga AS tidak begitu khawatir akan naiknya suku bunga pinjaman.

Naiknya nilai tukar USD juga mengakibatkan turunnya permintaan komoditi minyak. Seperti diketahui harga minyak mentah dunia didenominasikan dalam USD. Bagi konsumen minyak mentah diluar AS, menguatnya nilai tukar USD menyebabkan harga komoditi tersebut lebih mahal sehingga permintaan akan cenderung turun. Turunnya permintaan mengakibatkan harga minyak merosot baik US Oil atau WTI (Western Texas Intermediate) maupun UK Oil (Brent Crude Oil).

Sebagai salah satu negara konsumen terbesar minyak dunia, turunnya harga komoditi ini tentu akan menguntungkan AS. Selain itu harga minyak yang terus merosot akan menyulitkan Russia sehingga berpotensi menekan ambisinya untuk menguasai kembali negara-negara bekas Uni Sovyet (termasuk Ukraina), dan akan mengurangi ketegangan dan konflik di kawasan tersebut.



Dalam jangka panjang penguatan USD akan menyebabkan menurunnya volume ekspor dan semakin membengkaknya defisit neraca perdagangan, namun saat ini AS masih diuntungkan oleh bullish-nya USD.

Sumber : www.financialsense.com : Investors, Pay Attention: Causes and Implications of U.S. Dollar Strength

Terkait Lainnya