Artikel Forex

Penyalahgunaan dana oleh broker sih sebenarnya tidak pernah terjadi di Indonesia. Gw bicarain tentang broker yang teregulasi ya. Kalau yang ga teregulasi jatuhnya investasi bodong.

Apakah kewajiban bagi broker untuk misahin dana kliennya?

Iya, wajib. Dan harus dilakukan agar bisa mendapatkan regulasi dari Bappebti dan regulator dunia juga menerapkan hal tersebut.

Mungkinkah dana segregate ini disalahgunakan?

Ga mungkin. Karena menggunakan akun rekening terpisah. Akun rekening terpisah ini ada yang satu trader satu rekening, ada juga yang satu rekening untuk semua trader. Ibarat cuma klien yang bisa menarik dana dan broker cuma bertindak sebagai perantara saja

Selain itu segregate akun di Indonesia ada yang menerapkan 70% dana klien disimpan di KBI dan 30% di akun segregate. Laporan keuangan juga harus setiap hari dilaporkan ke KBI, apabila jumlah 70% dana 30% dana yang dilaporkan setelah adanya transaksi tidak sesuai, broker bisa terkena penalti hingga dibekukan.

Dan akun segregate juga tidak sembarang menunjuk bank penyimpan. Hanya bank yang ditunjuk Bappebti saja yang bisa menjadi bank penyimpan dana akun segregate. Jadi tidak mungkin sekali broker menyalahgunakan akun segregate.

Kesimpulannya Saldo Klien di Maxco benar-benar aman karena Maxco menggunakan segregate account dalam menyimpan dana klien mereka!

Baca artikel berikut agar lebih yakin tentang segregate akun : Apa itu segregate account

Hardiyanto: Mengenai akun segregate, apakah bisa digunakan oleh broker? Bisa banget kok, ada beberapa kasus dimana broker dengan sengaja melanggar aturan yang udah ditetapkan oleh badan regulator dengan menggunakan dana dari segregate akun. Maka dari itu sebaiknya sihh menggunakan broker yang udah teregulasi Bappebti agar mendapatkan perlindungan hukum.

Tetapi pada umumnya sih, pihak regulator dalam hal ini Bappebti, akan melakukan pengawasan ketat terhadap penggunaan dana segregate oleh broker. Jika broker melanggar aturan atau menggunakan dana segregate untuk kepentingan perusahaan, mereka dapat dikenai sanksi atau bahkan kehilangan lisensi operasi mereka. CMIIW

Fahri:

News release atau rilis berita cukup berpengaruh dg floating spread, karena rilis berita bs mempengaruhi sentimen pasar dg cepat, terutama rilis brta yg berkaitan dg keadaan ekonomi suatu negara. Terutama negara yg mata uangnya diperdagangkan di pasar forex.

Beberapa rilis brta yg sangat berpengaruh thd pasar antr lain: laporan jmlh pengangguran, perubahan bunga bank sentral, bahkan rilis ttg Gross Domestic Product (GDP), apalagi berita ttg kondisi pasar mata uang.

Jd berita ttg ekonomi suatu negara bs membuat pasar forex menjadi tdk pasti. Harga bs mengalami fluktuasi dg ketat. Ktka pasar tdk stabil scr otomatis spread jg tdk stabil, apalagi floating spread yg selalu mengalami perubahan.

Biasanya rilis brta berdampak tinggi jg diikuti dg volatilitas. Kondisi tsb sbnrnya bs dimanfaatkan oleh sebagian besar trader forex yg sdh berpengalaman utk mendpt keuntungan yg besar dlm waktu singkat, bahkan bisa mencapai ratusan pips dlm satu jam saja.

Tapi tentunya keuntungan yg besar jg diikuti dg resiko kerugian yg tinggi juga. Apalagi utk trader yg blm berpengalaman. Salah langkah sedikit bs membuat akun trading terkena margin call.

Kenapa bs terjadi margin call? Krna kebiasaan yg tdk bs ditahan oleh sebagian trader adalah krg bs mengendalikan emosi. Biasanya hal itu dipicu oleh kepanikan trader ketika salah satu posisi mengalami floating minus atau melihat kerugian yg mereka dptkan.

Krna emosi, biasanya para trader yg emosi bukannya membatasi kerugian, tapi malah membuka beberapa posisi baru dg tujuan utk menutup kerugian mereka. Shg mereka over trading dan akunnya mengalami margin call.

Selain itu ada dampak lain saat kamu trading ketika rilis berita, yaitu over leverage, dan ini jg biasa terjadi pd trader pemula. Karena mereka sering tergiur oleh iming2 keuntungan yg tinggi saat menggunakan leverage besar. Padahal leverage besar berbanding lurus atau setara dg resiko kerugiannya.

Jd bagi para trader terutama pemula, sebisa mungkin menghindari trading saat rilis berita. Jgnkan pemula, trader yg udh pengalaman aja bs mengalami kerugian besar saat trader di waktu tsb. Oke smga penjelasan gw bs membantu, klo ada kesalahan harap maklum yaa boss, tks.

Fahri:

Siang all..
Sy cm mau nambahin dikit aja nih, smg bs manfaat terutama bg trader2 baru.

Jd gini, selain over trading dan over leverage, risiko bertrader saat rilis berita jg bs menyebabkan slippage. Slippage merupakan keadaan ketika harga mengalami pergeseran setelah market order, baik itu buy atau sell tereksekusi.

Biasanya setelah kamu buka posisi, harga aktual akan bergeser bbrp pips dr hrg yg terlihat di layar (price quote). Slippage bs bergerak dua arah, bisa positif, bs juga negatif.

Slippage positif berarti hrg bergeser searah dg posisi km. Sdgkan slippage negatif artinya hrg bergeser berlawanan dg posisi kamu, atau bergeser minus beberapa pips dr posisi kamu saat ini.

Ketika slippage positif, kamu bs mendapatkan keuntungan. Tapi ketika slippage negatif sudah pasti kerugian yg km dapatkan. Contohnya gini, saat kamu membuka posisi, harga EUR/USD berada di level 1.16545 (bid)/1.16550 (ask). Tp stlah posisi buy dibuka, hrg tereksekusi di level 1.16500. Artinya posisi mengalami slippage negatif sebesar 5 pips.

Jd ketika kamu membuka posisi tp ternyata pasar bergerak berlawanan arah saat rilis berita, maka sudah pasti km akan mengalami kerugian. Memang ada sebagian yg mendapatkan slippage positif, tp bnyak jg yg negatif.

Jd sy hny ingatkan kembali utk bs berhati2 trading saat rilis brita, terutama di broker yg menggunakan floating spread. Mksh all…

Halo juga Ekhwan

Tentu saja, setiap broker mencari keuntungan. Salah satunya memainkan spread dan komisi dari kami para trader. dan itu wajar mengingat mereka juga perlu mengeluarkan banyak modal untuk menjadi broker seperti perijinan, infrastruktur dan lain sebagainya dan pastinya tidak murah.

Tapi ya, kamu sebagai seorang trader juga memiliki kepentingan tersendiri yaitu untuk mendapatkan keuntungan dari trading, dan menghindari broker dengan biaya yang terlalu tinggi. Menurut saya dalam memilih broker, anda tidak boleh hanya terpaku dengan spread yang ditawarkan, karena spread itu umunya berubah-ubah tidak tetap. Apalagi Broker yang menaawarkan akun tradung dengan spread zero, itu tidak mungkin 0 pip, pasti berubah ubah.

Anda bisa mendapatkan selisih harga yang sangat tipis, bahkan sampai serendah 0 pip. Namun demikian, ada komisi trading yang ditetapkan sebagai biaya jasa. Komisi ini biasanya ditentukan per posisi atau pada ukuran trading tertentu, tergantung kebijakan masing-masing broker.

Jika anda ingin meminimalisi biaya, sebenaranya anda bisa memimih broker dengan spread rendah 0-2 pip itu cukup rendah, mengingat sifat spread yang berubah ubah. Untuk komisi, Normalnya itu sekitar $7 per lot. berbeda dengan spread, Komisi tidak berubah ubah, mereka tergantung Lot trading. Jika anda menemukan broker yang menawarkan zero spread dengan komisi yang mahal, Itu kurang menguntungkan bagi anda.

Mnenurut ane mahh kekurangan dan risikonya pake fixed rate itu adalah tiba-tiba terjadi perubahan di pasar yang membuat nilai tukar turun drastis, apalagi misalkan rate yang ditrawarkan di MIFX itu Rp 14.000 per $1, klu $1 dibawah itu maka mau ga mau ya, kamu tetap harus membayar sesuai dengan nilai tukar yang sudah ditentukan di awal. Jadi bisa aja kamu jadi kurang untung karena nilai tukar berubah terlalu jauh dari yang diperkirakan. Jujur, mau dibahas kyk gimana pun, kekurangan fixed rate ya cuma itu ajaa.

Untuk ane yang penganut floating rate, pemula, bisa kok coba-coba dulu pakai floating rate. Floating rate ini artinya nilai tukarnya mengikuti perubahan di pasar, jadi bisa lebih fleksibel. Tapi ya tentu saja, kalau terjadi fluktuasi besar di pasar, kamu juga harus siap-siap dengan kemungkinan biaya yang lebih besar. Tapi kebalikannya, nilai tukar Rupiah menurun bsa jadi pertanda baik buat kamu. Ini pendapat ane ya, bisa aja berbeda ama yang lain.

Klu saya sendiri mah, make fixed rate mngkn lebih cocok. Apalagi kalau elo seorang pemula, Kenapa? Karena fixed rate itu ga usah ada perhitungan lagi. Jadi elo bisa lebih mudah fokus ke trading itu sndiri tanpa harus mikirin nilai tukar lagi. Tapi balik lagi ya, tiap jenis rate punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Misalnya, kelebihan fixed rate itu bisa menjamin elo tetap punya penghasilan yang stabil meskipun pasar lagi turun. Tapi di sisi lain, kalo pasar lagi naik, wlo bisa ketinggalan untungnya. Sementara floating rate itu lebih responsif terhadap perubahan pasar, tapi risikonya juga lebih besar. N ini up to trader mahh, klu mau resiko agak di kecilin, fixed rate lbh cocok

Tejo:Mnrtku mengpa akun demo ga sama dngn akun sungguhan saat trading srta terkadang hsil ga optimal, itu selain krna trading plan yg mngkn ga sempurna, terdapat aspek emosional yg mngkn bakal turut mempengaruhi hasil trading juga. Jdi gini, trading dngn akun demo bagaimanapun tdk bakal melibatkan emosi yg sama dengan trading menggunakan uang sungguhan.

Ketika menggunakan akun demo, ga ada risiko finansial yg nyata, sehingga trader cenderung lebih mampu mengendalikan emosi mereka. Namun, ketika beralih ke akun riil dengan modal yg sebenarnya, ada risiko kehilangan uang yg dapat mempengaruhi keputusan trading dan emosi trader. Tekanan psikologis dan kecenderungan untuk mengambil risiko yg lebih tinggi dpt mempengaruhi pemilihan dan pelaksanaan trading plan dengan cara yang tidak diinginkan.

Apakah ada cara utk ngendaliin faktor emosional ini? Sbtulnya kta bisa ngelatih emosi kita saat trading baik itu nyari sndiri maupun kita menggunakan pengalaman orng lain. Dan cara kedua bsa didapatkan dri buku2 trading cthnya. Misalkan bsa mencba buku2 emosional dan psikologis trading. Listnya ada di artikel ini : 15 Buku Psikologi Trading Terbaik Untuk Trader Pemula