Penipuan berkedok trading sedang menjamur di mana-mana. Salah satu bentuk penipuan yang cukup menggegerkan publik adalah beredarnya MetaTrader palsu yang mampu menyedot habis dana trading.
MetaTrader adalah platform trading yang paling populer di dunia. Mayoritas trader Indonesia juga menggunakan platform besutan MetaQuotes ini. Pasalnya, MetaTrader menawarkan platform trading serbaguna yang mudah dioperasikan oleh semua kalangan trader.
Namun, dari tahun ke tahun, selalu ada kasus penipuan berkedok MetaTrader yang tentu sangat merugikan. Korban-korbannya harus rela kehilangan semua dana trading di akun mereka dalam sekejap. Bahkan, sampai saat ini Metatrader palsu masih bermunculan dan memakan korban lain.
Agar tidak tertipu, penting bagi Anda untuk mengenali mana MetaTrader palsu dengan yang asli. Bagaimana caranya?
DI
|
Daftar Isi |
Skema Penipuan Berkedok MetaTrader
Tanggal 15 Januari 2016 silam, ada laporan kasus MetaTrader 4 palsu di Tiongkok yang cukup menggemparkan. Sekadar informasi, MetaTrader memiliki dua platform, yakni MetaTrader 4 (2005) dan MetaTrader 5 (2010). Nah, kasus penipuan yang dialami oleh Winson Soh, seorang trader dari Hong Kong, terjadi pada platform MetaTrader 4 (MT4).
Melansir dari forum ForexPeaceArmy, Soh mengaku telah ditipu sampai ribuan Dolar oleh seseorang bernama Leo Cheung. Skema penipuan tersebut bermula dari Cheung yang menawarkan Managed Account yang beralamat di fxgmr[dot]com. Soh tak curiga karena situsnya terlihat resmi dan histori trading yang ditunjukkan pun meyakinkan.
Mula-mula, trading berjalan lancar. Soh bahkan berhasil mendapat profit dua kali lipat. Cheung pun membujuk Soh untuk mengajak kawan-kawannya agar ikut bergabung karena investasi mereka sangat profitable.
Namun, seluruh akun miliknya dan kawan-kawannya justru hangus secara tiba-tiba. Ini terjadi setelah trader yang ditunjuk mendadak bisa membuka posisi buy dan sell pada pair yang sama dalam ukuran lot jauh lebih besar dari perjanjian yang sudah dibuat.
Beberapa waktu kemudian, Soh baru menyadari kalau software yang di-install-kan Cheung ternyata MetaTrader palsu. Server fxgmr tidak bisa ditemukan dari program MT4 mana pun karena fxgmr membuat MT4 Program Installer-nya sendiri.
Kasus penipuan yang menimpa Soh sudah diserahkan ke kepolisian. Namun, tak ada berita lagi yang menindaklanjuti. Kabarnya, otoritas Tiongkok mengerahkan tenaga untuk mengusut broker-broker yang menggunakan MetaTrader palsu.
Di Indonesia sendiri, pernah ada kasus penipuan MetaTrader palsu yang membuat lima korbannya merugi hingga Rp5.2 miliar. Pelaku penipuan berhasil ditangkap pada Agustus 2022. Tiga orang yang terlibat mengatasnamakan diri sebagai staf dari PT FSF cabang Jember. Mereka menawarkan produk United Global Asset Management (UGAM) pada korbannya, padahal produk tersebut tidak ada kerja sama dengan PT FSF.
Baca juga: Penipuan Forex Menjamur, Bagaimana Cara Menghindarinya?
Perbedaan MetaTrader Palsu dan Asli
Ancaman penipuan berkedok MetaTrader palsu sudah merambah berbagai negara, termasuk Indonesia. Kebanyakan trader tidak tahu apa perbedaan MetaTrader palsu dengan yang asli karena tampilannya tampak identik.
Perlu diketahui juga, membedakan MetaTrader palsu dan asli tentu lebih dari sekadar copyright vs bajakan. Namun, jika Anda menggunakan MetaTrader palsu risikonya tentu sangat besar. Kehilangan dana hanyalah satu risiko. Data pribadi Anda pun bisa diperjualbelikan di luar sana. Maka dari itu, Anda harus tahu cara membedakan MetaTrader palsu dan asli, seperti berikut ini.
MetaTrader Palsu Tidak Pernah Update
Demi meningkatkan stabilitas dan keandalan platform trading, perusahaan developer seperti MetaQuotes selalu melakukan update secara berkala. Mulai dari perbaikan user experience, bugs, hingga peningkatan fungsi-fungsi MetaTrader. Semua itu tak akan Anda temukan pada MetaTrader palsu.
Dengan kata lain, MetaTrader palsu akan sangat mudah putus koneksi dengan server, eksekusi trading terhambat, dan berisiko diretas (hacking). Pada akhirnya, semua itu akan merugikan Anda sebagai trader. Broker-broker yang teregulasi sudah pasti tidak akan menggunakan MetaTrader palsu seperti ini.
MetaTrader Palsu Tidak Terhubung dengan Pasar Forex
Platform trading apa pun, termasuk MetaTrader, pasti menghubungkan Anda dengan pasar forex interbank. Pasar forex interbank adalah tempat harga-harga terbentuk dan pusat transaksi para pelaku pasar sehingga muncul feed harga dan Anda pun bisa melakukan order.
Sekilas, Anda hanya akan melihat MetaTrader sebagai sebuah platform yang bisa dioperasikan di desktop maupun mobile. Namun, di baliknya, ada jaringan yang cukup rumit. MetaTrader terhubung sedemikian rupa dengan bagian-bagian lain, seperti Data Center, Watchdog, Administrator, Manager (broker), Report Server, Gateway ke penyedia likuiditas, Data Feeds, hingga Back-Office API. Namun, arsitektur yang rumit ini hanya ada pada MetaTrader asli.
MetaTrader palsu tidak bisa terhubung langsung dengan ECN Bridge sehingga broker tak bisa mengakses pasar forex interbank. Artinya, broker yang menggunakan MetaTrader palsu adalah broker bandar yang "menciptakan pasarnya sendiri" dan hanya profit jika tradernya merugi.
Baca juga: 4 Jenis Broker Forex Yang Perlu Diwaspadai
Cara Membedakan MetaTrader Palsu dan Asli
Ada tiga cara membedakan MetaTrader palsu dan asli. Pertama, pastikan broker forex Anda sudah teregulasi alias memiliki lisensi resmi dari pihak berwenang. Di Indonesia, pihak yang mengatur regulasi broker adalah Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) yang dinaungi oleh Kementerian Perdagangan RI.
Broker yang teregulasi Bappebti dapat dipastikan tidak akan menggunakan MetaTrader palsu karena melanggar hukum hak cipta. Selain itu, mereka tentu akan merugikan klien serta membahayakan stabilitas bisnisnya sendiri. Jika broker Anda mulai mencurigakan, waspadalah agar tidak terjerumus perangkap broker red flag.
Cara membedakan MetaTrader palsu dan asli yang kedua adalah dengan mencoba mencari server via program MetaTrader yang diunduh dari tempat lain, seperti yang dilakukan oleh Winson Soh. Misalnya, mencari langsung di situs MetaTrader 4 atau 5 yang resmi. Dari situ, Anda akan tahu, apakah servernya ada atau tidak.
Jika server tak bisa ditemukan dengan cara pertama, Anda juga bisa mengecek ulang dengan bertanya pada kontak situs MetaTrader. Broker yang memakai MetaTrader asli pasti namanya tercantum di perusahaan developer karena software tersebut hanya bisa didapat melalui langganan khusus yang berbayar.
Baca juga: Kiat Menghindari Penipuan Berkedok Forex Versi MIFX
Dengan menerapkan cara-cara di atas, Anda akan bisa mengenali perbedaan MetaTrader palsu dan asli dengan mudah. Selain itu, selalu waspada jika broker menunjukkan sinyal red flag. Pada intinya, kejahatan ternyata ada di mana-mana. Yang bertugas untuk melindungi Anda dari segala ancaman tersebut berawal dari diri Anda sendiri.
Penipuan MetaTrader palsu selalu bisa dihindari jika Anda selalu waspada dan cermat. Selain MetaTrader, saat ini sudah ada banyak broker yang menyediakan platform trading sebagai alternatif. Selengkapnya simak di 5 Broker Lokal Penyedia Aplikasi Trading Canggih.