Gubernur BoJ Ueda: Penurunan Yen yang cepat dan sepihak berdampak negatif pada perekonomian, 1 hari, #Forex Fundamental   |   GBP/USD rapuh jelang pengumuman kebijakan BoE, 1 hari, #Forex Fundamental   |   Pound Sterling jatuh karena pemulihan dolar AS, ketidakpastian jelang keputusan kebijakan BoE, 1 hari, #Forex Fundamental   |   USD/JPY melonjak ke dekat level 155.50 saat the Fed diprakirakan mempertahankan suku bunga kebijakannya, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) membukukan laba bersih sebesar Rp44.02 miliar periode Januari-Maret 2024, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) mencatatkan penyusutan penjualan sebesar 11.25% YoY menjadi Rp365.38 miliar, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) membagikan dividen tunai sebesar Rp572.04 miliar dari laba bersih tahun buku 2023, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mengemas laba tahun berjalan pada kuartal 1/2024 sebesar $16.4 juta atau naik sekitar 12.3%, 1 hari, #Saham Indonesia

Harga Minyak Masih Rapuh Pasca Aksi Jual Masif

Crypholic 20 Jun 2022
Dibaca Normal 2 Menit
bisnis > minyak > berita >   #aksi-jual   #harga-minyak
Harga minyak rentan melemah lagi setelah dihantam aksi jual masif pada pekan lalu. Namun, ketatnya pasokan minyak di pasar global menjadi penopang.

Harga minyak dunia melemah pada perdagangan hari Senin (20/Juni), belum terlepas dari tekanan jual yang terbentuk sejak pekan lalu. Minyak Brent bergerak pada kisaran $113.09 per barel atau melemah 0.04 persen. Sementara itu, minyak mentah AS (WTI) melemah di level $109.44 per barel.

Harga minyak mentah tertekan

Aksi jual besar-besaran yang terjadi hari Jumat lalu merupakan imbas dari sentimen risk-off pelaku pasar. Tidak hanya minyak, aset berprofil risiko tinggi seperti saham dan kripto pun merosot tajam.

Baca juga : Harga Minyak Tertekan Kekhawatiran Stagflasi

Pelaku pasar minyak saat ini dihadapkan oleh tarik-menarik sentimen antara risiko perlambatan ekonomi yang akan menekan permintaan dan kondisi pasokan ketat yang ditimbulkan oleh sanksi negara barat kepada Rusia.

"Kami melihat gangguan pasokan minyak yang tejadi dalam beberapa waktu terakhir berhasil meredam kekhawatiran pasar terhadap prospek perlambatan ekonomi global yang disebabkan oleh lonjakan inflasi. Gambaran fundamental tetap menjadi kunci pergerakan minyak ke depan di tengah penurunan pasokan minyak asal Rusia akibat sanksi barat," ujar seorang analis ANZ.

Sejatinya, Organisasi Negara Produsen Minyak bersama mitra (OPEC+) telah memutuskan untuk meningkatkan penambahan output bulanan pada Juli guna mengatasi keterbatasan pasokan minyak global. Namun, rencana ini tampaknya gagal membendung kekhawatiran pasar. Pasalnya, beberapa negara anggota seperti Libya justru menghadapi kemerosotan produksi.

Menteri Perminyakan Libya, Mohamed Oun, dalam penyataan terbaru mengatakan bahwa produksi minyak Libya merosot dari 700,000 barel per hari (bph) hingga hanya sebesar 100,000 bph – 150,000 bph pada pekan lalu. Sementara itu, China yang selama ini menjadi salah satu konsumen terbesar minyak sekaligus menjadi eksportir produk olahan minyak melaporkan penuruann ekspor bensin sebesar 45.5 persen dari tahun sebelumnya.

Terkait Lainnya
 
Harga Emas Dunia
Kemarin 2354.85
Minggu Lalu 2308.60
1 Bulan Lalu 2374.10
2 Bulan Lalu 2166.10
3 Bulan Lalu 2039.70
6 Bulan Lalu 1950.20
Setahun Lalu 2014.25
Harga Emas Lokal
Kemarin 1.225.000
Minggu Lalu 1.234.000
6 Bulan Lalu 980.000
Setahun Lalu 957.000

Komentar[1]    
  Yudha   |   20 Jun 2022

"...produksi minyak Libya merosot dari 700,000 barel per hari (bph) hingga hanya sebesar 100,000 bph – 150,000 bph pada pekan lalu."

Ini mah bukan merosot lagi, tapi anjlok.