AUD/USD: Penembusan di bawah level 0.6500 bisa sebabkan pelemahan yang lebih dalam, data AS menjadi fokus, 1 hari, #Forex Teknikal | Pound Sterling turun di tengah ketidakpastian jelang keputusan kebijakan the Fed, 1 hari, #Forex Fundamental | Politburo Tiongkok: Akan menerapkan kebijakan moneter yang hati-hati dan kebijakan fiskal yang proaktif, 1 hari, #Forex Fundamental | EUR/GBP membukukan kenaikan moderat di atas level 0.8500 menyusul data penjualan ritel Jerman, 1 hari, #Forex Teknikal | PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) tahun ini mengalokasikan belanja modal atau capex sebesar Rp 50 miliar hingga Rp 75 miliar tahun ini, 1 hari, #Saham Indonesia | PT Mitra Pack Tbk (PTMP) tahun ini akan mengalokasikan anggaran belanja modal atau capex sebesar 10% dari laba bersih yang mereka dapat sepanjang tahun 2023 lalu. , 1 hari, #Saham Indonesia | Top gainers LQ45 pagi ini adalah: PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) 9.85%, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) 5.79%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 2.73%, 1 hari, #Saham Indonesia | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di awal perdagangan hari ini, naik 0.53% ke 7,193, 1 hari, #Saham Indonesia

GDP China Lampaui Ekspektasi, Outlook Ekonomi Tetap Lesu

Crypholic 24 Oct 2022
Dibaca Normal 2 Menit
forex > berita > #china #ekonomi #gdp
Ekonomi China menorehkan kenaikan impresif baik dalam basis tahunan maupun kuartalan. Sayangnya, hal ini tidak diikuti oleh data penjualan ritel.

Biro Statistik Nasional China merilis data GDP kuartal III yang meningkat 3.9 persen secara tahunan (Year-over-Year) pada hari Senin (24/Oktober). Laju pertumbuhan ini berhasil melampaui ekspektasi kenaikan 3.4 persen dan melonjak dari pertumbuhan 0.4 persen pada kuartal sebelumnya.

Wakil Direktur Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China, Zhao Chenxin, mengatakan bahwa ekonomi China telah "melonjak signifikan" pada kuartal ketiga tahun ini dan tetap lebih baik dibandingkan rata-rata global. Meskipun begitu, kenaikan GDP sebesar 3.9 persen dinilai masih jauh dari target pertumbuhan yang dipatok pemerintah China pada 5.5 persen.

Lebih jauh, Bank Dunia dan IMF telah memangkas proyeksi pertumbuhan China masing-masing sebesar 3.2 persen dan 2.8 persen. Ini merupakan angka pertumbuhan ekonomi terlemah dalam kurun waktu empat dekade terakhir.

Baca juga: Manufaktur China Berekspansi, Prospek Ekonomi Masih Suram

Data Fundamental Lain Cenderung Beragam

Secara terpisah, NBS juga merilis data penjualan ritel yang melambat dari 5.4 persen menjadi 2.5 persen di bulan September. Angka ini jauh berada di bawah ekspektasi kenaikan 3.3 persen, dan disebabkan oleh penurunan permintaan konsumen yang terjadi akhir-akhir ini. Analis memperkirakan jika Retail Sales China kemungkinan akan bangkit menjelang akhir tahun saat memasuki musim dingin.

Untuk data investasi aset tetap (Fixed Asset Investment), terdapat kenaikan 5.9 persen dari 5.8 persen secara tahunan. Sementara itu, output industri China tampak meneruskan kinerja cemerlang di bulan September, dengan data Industrial Production melaporkan kenaikan dari 4.2 persen ke 6.3 persen secara tahunan. Hasil tersebut jauh melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan 4.5 persen saja.

Baca juga: Kiat Trading dengan Berita Menurut Para Ahli

Lonjakan output industri China sebagian besar didukung oleh permintaan luar negeri. Hal ini terkonfirmasi oleh laporan ekspor China yang naik 5.7 persen pada bulan September. China memang sedang giat-giatnya memacu pertumbuhan ekonomi dari sektor ekspor setelah pertumbuhan ekonomi domestik mengalami perlambatan yang dipicu oleh krisis properti dan pelemahan konsumsi.

Terkait Lainnya
Kategori Terkait