Data PPI dan CPI China kompak menorehkan kinerja buruk pada bulan Juni. Hal ini disebabkan oleh penurunan harga sejumlah bahan baku.
Biro Statistik Nasional China pada hari Senin (10/Juli) merilis data PPI yang tercatat merosot 5.4 persen secara tahunan (Year-over-Year) pada bulan Juni. Angka ini lebih rendah dibandingkan estimasi konsensus yang memperkirakan penurunan 5.0 persen. Secara historis, PPI China mengalami pelemahan selama 9 bulan berturut-turut dan mencapai level terendah sejak Desember 2015.
Kinerja PPI China semakin memburuk dalam beberapa bulan terakhir karena permintaan pasar domestik dan luar negeri yang melemah. Penurunan dalam bahan produksi terakselerasi akibat harga processing, bahan baku, dan ekstraksi menurun lebih cepat. Pada saat yang sama, harga barang konsumsi dan makanan juga mengalami penurunan.
CPI China Capai Laju Terlemah
Pada bulan Juni, data Inflasi Konsumen (CPI) menunjukkan penurunan sebesar 0.2 persen secara bulanan (Month-over-Month). Ini mengejutkan konsensus yang memperkirakan CPI China akan stagnan setelah mengalami penurunan sebesar 0.2 persen pada periode sebelumnya.
Dalam skala tahunan (Year-over-Year), CPI Negeri Tirai Bambu tercatat sebesar 0.0 persen, mencapai laju terlemah sejak Februari 2021, dan menurun dibandingkan kenaikan sebesar 0.2 persen pada bulan sebelumnya.
Pembacaan data inflasi yang terus melemah diperkirakan akan menekan pergerakan mata uang Yuan terhadap mata uang mayor. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah China diprediksi akan memberikan stimulus tambahan setelah pemotongan suku bunga bulan lalu.
"Kami memproyeksikan inflasi utama China hanya sekitar 1 persen di akhir tahun. Ke depannya inflasi masih dalam trend lemah, tetapi kondisi ini tidak akan membatasi kemampuan bank sentral (PBoC) untuk melakukan pelonggaran kebijakan lebih lanjut," kata seorang analis Capital Economies dalam sebuah catatan.
"Kondisi permintaan kredit China belum menunjukkan kinerja positif dan nilai tukar Yuan berada di bawah tekanan. Sejumlah faktor ini mendasari ekspektasi kami yang memperkirakan PBoC akan segera melanjutkan pemotongan suku bunga dalam waktu dekat," lanjutnya.