Tak ingin saldo trading berakhir minus sehingga harus berutang pada broker? Perlindungan saldo negatif bisa jadi solusi Anda.
Saat trading forex, bila skenario trading berjalan sesuai keinginan, maka Anda bisa meraup profit berlipat ganda. Sayangnya, potensi keuntungan juga disertai dengan kemungkinan risiko tinggi. Layaknya pergerakan pasar yang dapat menyebabkan nilai aset bertambah, Anda pun perlu menghadapi kenyataan bahwa fluktuasi pasar siap menghanguskan uang Anda dalam sekejap.
Tanpa adanya proteksi, kerugian tersebut tak hanya menyebabkan saldo raib tapi juga berakhir minus apabila terjadi insiden yang mengejutkan pasar dan berdampak besar pada fluktuasi harga. Dalam kondisi normal, saldo minus tidak akan terjadi karena adanya fitur penahan seperti stop loss, margin call, dan stop out.
Baca juga: Apa Beda Margin Call dan Stop Out?
Namun, ada kalanya segala penahan tersebut tidak berfungsi ketika pasar bergerak cepat dan tak terkendali. Jika harga di pasar berubah terlalu cepat, Anda kemungkinan bakal mengalami kerugian hingga melebihi saldo.
Jika Anda trading dengan leverage, maka ada dana yang perlu dibayarkan ke broker untuk menutupi saldo negatif tersebut. Oleh karenanya, beberapa broker menawarkan proteksi ekstra bagi klien berupa perlindungan saldo negatif.
Apa Itu Perlindungan Saldo Negatif?
Pada September 2011, Bank Nasional Swiss (SNB) menetapkan kebijakan floating rate terkendali atas nilai tukar Swiss Franc (CHF) terhadap Euro (EUR). Namun pada tahun 2015, konsep perlindungan saldo negatif pertama kali menjadi fokus publik ketika SNB tiba-tiba mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi mempertahankan sistem nilai tukar EUR/CHF.
Akibatnya, EUR/CHF anjlok dengan cepat sehingga menyebabkan banyak trader yang membuka posisi long (beli) berakhir dengan saldo minus dalam waktu singkat. Agar hal yang sama tidak terulang kembali, broker-broker akhirnya memutuskan untuk menerapkan konsep perlindungan saldo negatif (negative balance protection). Manajemen risiko semacam ini sangat diperlukan terutama bagi trader pemula yang belum terbiasa menghadapi volatilitas pasar.
Intinya, perlindungan saldo negatif memastikan klien yang merugi tidak berakhir dengan saldo negatif. Sehingga, apabila Anda kurang beruntung dan balance jadi merosot, Anda tidak akan berutang pada broker walaupun menggunakan leverage.
Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat contoh berikut:
Anggap saja Anda mendepositkan uang sebesar $1000 ke akun dengan leverage 5:1, di mana broker akan memperbolehkan Anda meningkatkan posisi hingga $5000 untuk membeli aset. Sayangnya, pasar yang volatile tiba-tiba mendorong harga jatuh sehingga posisi Anda merosot 25%. Karena leverage yang diambil tadi, kerugian Anda berlipat ganda menjadi 125% atau $1250 dari saldo trading. Padahal, Anda hanya deposit $1,000 di awal. Pada posisi ini, saldo tidak cukup menutupi kerugian dan menyebabkan Anda berutang pada broker sejumlah $250. Hal tersebut dapat dialami jika Anda trading pada broker tanpa perlindungan saldo negatif.
Untuk menghindari kasus trader terpaksa berutang seperti di atas, beberapa broker menawarkan fasilitas perlindungan saldo negatif demi mencegah balance jatuh minus. Anda dapat menikmati beberapa manfaat utama ketika menggunakan perlindungan saldo negatif, seperti:
- Mencegah kerugian besar.
- Menyelamatkan dari utang besar.
- Melindungi dari pasar bervolatilitas tinggi.
- Mengurangi risiko leverage tinggi.
Sayangnya, perlindungan saldo negatif tidak sepenuhnya bermanfaat bagi sebagian besar pihak, terutama broker ritel. Fitur perlindungan saldo negatif dianggap tidak memiliki keuntungan dan justru merugikan broker. Oleh karenanya, tak heran bila ada negara dan regulasi yang melarang broker menawarkan perlindungan saldo negatif.
Regulasi Yang Melarang Perlindungan Saldo Negatif
Tahukah Anda bahwa mulai Maret 2021 lalu, regulator broker Australia memberlakukan serangkaian tindakan untuk melindungi trader ritel? Menurut aturan terbaru, setiap broker yang beroperasi di Australia kini berkewajiban melarang klien memperdagangkan aset CFD melebihi jumlah total uang di akun mereka. Perlindungan saldo negatif juga menjadi aturan yang wajib disediakan oleh broker yang beroperasi di sana. Meski di Australia hal ini diwajibkan, ada regulator yang justru melarangnya, lho.
1. Commodity Futures Trading Commission (Amerika Serikat)
Commodity Futures Trading Commission (CFTC) mengatur pasar derivatif dan melarang adanya perlindungan saldo negatif. Berdasarkan peraturan CFTC nomor 5.16, broker forex ritel, trader komisi futures, dan semua jenis broker tidak diizinkan memproteksi klien dari kerugian, termasuk menjamin, membatasi, mengasumsikan, atau sharing kerugian. CFTC menyatakan, jika kerugian melebihi deposit awal, klien bertanggung jawab menutupi kerugian dengan menyetorkan dana tambahan.
2. Financial Services Agency (Jepang)
Financial Services Agency (FSA) mengatur sistem dan perusahaan finansial serta transaksi sekuritas di Jepang. Sama seperti CFTC, FSA melarang broker forex ritel menawarkan perlindungan saldo negatif kepada klien. Aturan FSA ini sering dikritik karena tidak berpihak pada trader ritel.
Pada awal tahun 2019, terjadinnya flash crash menyebabkan penurunan harga signifikan dalam hitungan detik pada beberapa mata uang yang berpasangan dengan Yen Jepang (JPY). Saat itu, Yen menguat hampir 4% terhadap Dolar AS dan AUD/JPY anjlok hingga 7%. Hal ini membuat sebagian besar trader Yen tekor dan harus menombok sejumlah uang kepada broker karena balance mereka ambles.
Tak hanya klien, broker pun jadi kerepotan karena banyak klien tidak dapat menyetor dana tambahan untuk menutupi saldo negatif di akun. Akibatnya, total kerugian yang diderita broker STP Jepang kala itu mencapai jutaan Dolar AS.
Baca Juga: Cara Mudah Memahami Regulasi Broker Forex
Contoh Broker Lokal Dengan Perlindungan Saldo Negatif
Beruntung, Anda tak perlu kalang kabut seperti trader Jepang karena Bappebti tidak mengeluarkan larangan untuk menerapkan perlindungan saldo negatif. Broker-broker teregulasi di Indonesia pun sebagian besar sudah menawarkan fitur ini.
Baca Juga: Daftar Broker Forex Resmi Di Indonesia 2021
Biasanya, hanya broker bertaraf internasional dan berpengalaman selama bertahun-tahun yang menawarkan fasilitas perlindungan saldo negatif. Berikut rekomendasi broker lokal yang memiliki fitur perlindungan saldo negatif:
FOREXimf
FOREXimf menjamin perlindungan saldo negatif pada setiap transaksi di semua akun live sehingga risiko tidak akan melebihi modal. Broker asal Bandung ini juga menyuguhkan 5 jenis tipe akun meliputi Optima, Easy400, Hero, Free Swap, dan Gold dengan bermacam-macam besaran minimal deposit untuk mengakomodasi berbagai level klien.
Demi memberikan keamanan ekstra bagi setiap klien, FOREXimf menjadi anggota di banyak lembaga resmi di Indonesia, termasuk Kliring Berjangka Indonesia (KBI), Identrust Security International (ISI), Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) atau Jakarta Futures Exchange (JFX), serta anggota Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) atau Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX).
(Baca juga: Review Broker FOREXimf)
MIFX
MIFX adalah salah satu broker forex terbesar di Indonesia yang berkantor cabang tak hanya di pulau Jawa, tapi juga telah merambah Pulau Batam dan Bali.
Berdiri pada tahun 2000, broker MIFX sudah dikenal luas di industri trading Indonesia karena penawaran-penawaran menarik seperti poin berhadiah di setiap transaksi, tools analisis dari berbagai provider ternama, kecepatan eksekusi tanpa requote/delay, hingga perlindungan saldo negatif. Sejak fasilitas ini diluncurkan tahun 2017 lalu, MIFX tidak lagi membiarkan balance negatif terjadi pada akun kliennya dan menjamin risiko tidak melebihi nilai investasi klien.
(Baca juga: Review Broker Monex)
HFX Internasional Berjangka
Sebagai perusahaan kredibel teregulasi BAPPEBTI, broker HFX tentunya tak ingin membiarkan fokus trading klien terganggu karena mengkhawatirkan keamanan dana mereka. Oleh sebab itu, broker yang beralamat di Jakarta Barat ini mengambil langkah-langkah penting guna memastikan kenyamanan klien, salah satunya lewat proteksi saldo negatif saat terjadi volatilitas di pasar.
Kebijakan perlindungan saldo negatif mengharuskan HFX bertanggung jawab dalam kondisi fluktuatif ketika margin call dan stop out tidak berfungsi, sehingga klien tidak perlu membayar kembali saldo negatif.
(Baca juga: Review Broker HFX International Berjangka)
Finex
Finex adalah broker STP dengan proses transaksi cepat. Selain itu, semua instrumen dapat ditradingkan dalam satu akun tanpa requote atau penolakan order. Maka tak heran bila Finex digemari oleh investor lokal, terbukti dengan penambahan hampir 15,000 akun baru per bulannya.
Selain memberikan perlindungan saldo negatif, untuk memperketat proteksi, Finex juga menyimpan 70% dana klien di PT. KBI, dan 30% lainnya di rekening terpisah (segregated account) di bawah pengawasan BAPPEBTI.
(Baca juga: Review Broker Finex Berjangka)
Dalam memilih broker terbaik, mungkin di antara Anda ada yang mempertimbangkan faktor regulasi, tawaran leverage, spread rendah, jumlah aset trading, dan sebagainya.
Namun, terlepas dari kecanggihan tools atau produk trading yang bervariasi, faktor terpenting yang perlu Anda perhatikan saat mencari broker dengan fasilitas perlindungan saldo negatif ialah reputasi dan riwayat operasional mereka.
Satu-satunya cara agar tidak terjebak broker scam adalah rajin melakukan riset online dan membaca testimoni dari trader lain. Setelah mendalami ulasan mereka, Anda bakal menemukan banyak hal, misalnya kualitas layanan, sanksi dari regulator, maupun komplain dari sesama klien.
Tanya juga secara mendetail bagaimana cara kerja perlindungan saldo negatif yang mereka tawarkan lewat layanan customer, sehingga Anda tidak tertipu broker yang memberikan perlindungan saldo negatif hanya pada saat trial session untuk menarik klien baru.
Umumnya, citra broker dengan jaminan perlindungan saldo negatif memang lebih dapat dipercaya, karena setidaknya mereka bukanlah broker scam yang ingin mencoba mengambil untung dari kerugian Anda.