Tahukah Anda? Ada yang lebih mengerikan dari Margin Call Broker, yaitu Stop Out. Apa Beda keduanya? Dan bagaimana cara menghindarinya?
Dewasa ini, istilah MC atau level Margin Call broker sering dikaitkan dengan habisnya dana seseorang yang baru saja mengalami kerugian besar pada tradingnya. Istilah ini cukup populer di kalangan komunitas trader Indonesia yang aktif di media-media sosial maupun dunia nyata.
Berkebalikan dari Margin Call broker, justru banyak trader yang bahkan tidak mengenal istilah Stop Out. Istilah yang jarang digunakan ini merupakan hal yang tidak kalah penting dari Margin Call. Jika Anda pernah mengalami kerugian besar dalam trading Anda, yang ditandai dengan posisi tiba-tiba hilang dan diikuti dengan dana yang hilang pula, itulah yang disebut Stop Out.
Ya, hal yang selama ini Anda kira bernama Margin Call broker sebenarnya adalah Stop Out. Kebanyakan trader mengira jika dana habis dan posisi ditutup oleh broker, maka yang mereka alami adalah Margin Call. Padahal sebenarnya tidak!
Lalu, Apa Itu Margin Call Broker?
Margin Call broker merupakan sebuah sistem peringatan dari broker jika ekuitas yang Anda punya sudah tidak mencukupi margin yang dibutuhkan untuk menahan posisi tersebut. Sedangkan Stop Out adalah penutupan paksa posisi trading, dikarenakan dana ekuitas sudah berkurang dan tidak memenuhi margin yang dibutuhkan untuk menahan posisi. Jadi, penutupan paksa yang Anda alami itu bukan bernama Margin Call broker, tetapi Stop Out.
Margin Call broker dan Stop Out sebenarnya muncul dari banyaknya minat masyarakat untuk ikut berpartisipasi langsung dalam perdagangan pasar finansial. Untuk melakukan perdagangan ini, dibutuhkan modal besar karena basis transaksi minimumnya yang mencapai ribuan bahkan ratusan ribu Dolar AS di setiap transaksinya. Para pialang atau broker kemudian mengatasinya dengan margin trading.
Margin trading adalah solusi yang diberikan broker agar seorang investor dengan modal kecil tetap dapat ikut dan mengambil keuntungan dalam pasar finansial. Margin sendiri merupakan uang jaminan yang kita berikan agar posisi kita dapat terjaga. Umumnya, untuk pembelian 1 lot pada pair EUR/USD, dibutuhkan jaminan sebesar 10,000 Sampai 100,000 USD. Dari sinilah muncul istilah leverage, atau daya ungkit untuk para investor dengan modal kecil. Penjelasan dan contoh-contoh penggunaan leverage dan margin bisa dibaca pada artikel di sini.
Lantas bagaimana cara mengetahui nilai-nilai Margin Call broker dan Stop Out tersebut? Nilai-nilai tersebut sebenarnya telah ditetapkan oleh masing-masing broker yang Anda gunakan dalam trading forex. Ada beragam nilai Margin Call broker. Nilai ini dapat dilihat pada halaman spesifikasi akun di website broker tersebut.
Bagi pemula, tentu memilih broker adalah hal yang cukup merepotkan, karena belum tahu tentang kaidah-kaidah yang perlu diperhatikan. Untuk memudahkannya, silahkan ikuti panduan-panduan berikut tentang bagaimana cara memilih dan menemukan broker paling ideal untuk Anda.
Baca Juga:How to Choose Brokers
Contoh Penerapan Margin Call Broker
Dalam penerapannya, terdapat beberapa broker yang hanya beroperasi dengan Margin Call, maupun dengan spesifikasi khusus untuk Stop Out dan Margin Call broker.
Sebagai contoh, jika pada halaman spesifikasi akun hanya dituliskan level Margin Call broker adalah 100% tanpa menyebutkan level Stop Out-nya, hal ini dapat diartikan bahwa level Margin Call broker = level Stop Out = 100% dari margin yang dibutuhkan untuk menahan suatu posisi.
Sehingga saat nilai ekuitas akun sama atau kurang dari yang dibutuhkan untuk menahan posisi tersebut, maka peringatan Margin Call broker akan muncul dan posisi yang terbuka otomatis akan tertutup. Untuk mempermudah pemahaman penjelasan di atas bisa dituliskan sebagai berikut:
Margin call broker terjadi jika Ekuitas akun = Margin yang dibutuhkan x 100%
Contohnya, Budi ingin membeli 0.1 lot EUR/USD (10,000 basis unit) pada harga 1.3500 dengan leverage 1:400. Maka margin yang Budi butuhkan untuk menahan posisinya adalah:
Margin yang dibutuhkan = (1.3500 x 10,000) / 400 = 33.75 USD
Ekuitas Budi saat ini adalah 100 USD. Jika Budi mengalami kerugian hingga menyisakan ekuitas yang nilainya sama dengan margin yang dibutuhkan, yaitu 33.75 USD, maka Budi akan mendapatkan Margin Call broker dan Stop Out secara bersamaan, sehingga hanya tersisa 33.75 USD pada akun trading Budi.
Selain itu, terdapat pula broker yang memberikan spesifikasi khusus untuk nilai Margin Call dan Stop Out-nya. Contohnya, apabila level Margin Call broker ditetapkan pada 100% dan Stop Out pada 20% dari margin yang dibutuhkan, maka saat posisi mengalami kerugian hingga ekuitas menyisakan nilai yang sama dengan margin yang dibutuhkan, peringatan Margin Call broker akan muncul pada terminal trading.
Munculnya Margin Call broker ini tentu saja tidak akan memicu penutupan pada posisi yang mengalami kerugian. Penutupan posisi tersebut baru akan terjadi setelah ekuitas akun hanya menyisakan 20% dari margin yang dibutuhkan untuk menahan posisi. Untuk mempermudah pemahaman, penjelasan panjang di atas dapat dituliskan seperti berikut:
Margin Call broker terjadi jika ekuitas akun = Margin yang dibutuhkan x 100%
Stop Out terjadi jika ekuitas akun = Margin yang dibutuhkan x 20%
Contohnya, Budi ingin membeli 0.1 lot EUR/USD (10,000 basis unit) pada harga 1.3500 dengan leverage 1:400. Maka margin yang dibutuhkan untuk dapat menahan posisinya adalah 33.75 USD. Ekuitas Budi saat ini adalah 100 USD. Jika Budi mengalami kerugian pada posisinya, maka Budi akan terkena Margin Call broker jika :
Ekuitas akun Budi = 33.75 USD atau margin yang dibutuhkan untuk menahan posisi.
Lalu, posisi Budi yang mengalami kerugian akan ditutup jika:
Ekuitas akun Budi = 20% x margin yang dibutuhkan = 20% x 33.75 USD = 6.75 USD
Terkesan rumit? Jika ingin menghitung margin secara otomatis, Anda bisa menggunakan Kalkulator Margin yang bisa Anda gunakan setiap saat.
Dalam prakteknya, terdapat kelebihan dan kelemahan pada tiap spesifikasi Margin Call broker. Jika Anda seorang trader yang umumnya kurang bisa menjaga money management dan emosi, broker-broker dengan fasilitas level Margin Call dan Stop Out 100% mungkin lebih cocok untuk Anda gunakan. Sedangkan jika Anda seorang trader dengan tingkat presisi dan perhitungan yang baik, broker-broker yang menyediakan spesifikasi khusus pada Margin Call dan Stop Out lebih cocok untuk Anda gunakan.
Bagaimana Cara Menghindari Margin Call Broker?
Bagi beberapa trader, Margin Call broker merupakan hal yang sangat menyakitkan dan cenderung dihindari. Lalu apa yang sebaiknya dilakukan agar dapat menghindari insiden ini? Pertama-tama, cek peringkat broker untuk menemukan broker terbaik. Selanjutnya, simak beberapa tips berikut agar akun trading selalu terjaga dari hal-hal seperti Margin Call broker.
Bijak Dalam Memilih Leverage
Leverage merupakan sebuah pedang bermata dua bagi para pelaku pasar finansial. Di satu sisi, leverage dapat membantu kita agar bisa memperoleh keuntungan maksimal hanya dengan modal yang cenderung kecil. Di sisi lain, leverage juga dapat membunuh kita karena menjadi penyebab hal-hal seperti overtrade, overlot, dll. Dalam menggunakan leverage tinggi, terdapat trik dan tips agar bisa mendapatkan profit tinggi, tapi bagi pemula, disarankan menggunakan leverage yang kecil.
Baca Juga:Highest Leverage Forex Brokers
Money Management Yang Baik
Money Managament merupakan faktor yang tidak kalah penting dalam menjaga akun dari panggilan Margin Call broker maupun Stop Out, karena bisa mengatur lot dan jumlah dana yang siap ditanggung kehilangannya pada satu posisi. Selain itu, penambahan posisi juga harus diperhitungkan dengan baik dari sisi Margin dan ketahanan modalnya. Selalu ingat bahwa overlot dan overtrade itu telah banyak membunuh akun banyak trader karena bisa mengundang Margin Call broker lebih cepat.
Gunakan Stop Loss, Akui Kesalahan
Kebanyakan trader enggan menggunakan Stop Loss hanya karena berharap harga dapat berputar balik dan mengubah kerugian yang sedang terjadi menjadi keuntungan. Rasa tidak ingin mengakui kesalahan dalam menganalisa ini juga sering menjadi penyebab terjadinya Margin Call broker maupun Stop Out pada akun trading.
Untuk menghindari hal ini, jadikan kebiasaan pada diri sendiri untuk selalu menghitung risiko yang bisa diperoleh dalam setiap posisinya, dan selalu gunakan Stop Loss untuk mencegah kerugian yang membengkak dan tak dapat dibendung lagi. Pelajari kembali cara memasang stop loss yang baik dan benar.