Kenaikan Dolar AS terus mendorong kurs USD/JPY ke level tinggi yang dikhawatirkan dapat memicu intervensi pemerintah Jepang lagi.
Di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga lanjutan The Fed, penguatan Dolar AS paling dominan tampak pada pair USD/JPY. Pasangan mata uang ini nyaris menyentuh 147.00 pada sesi Asia hari Kamis (13/Oktober) yang merupakan level tertinggi dalam beberapa dekade terakhir.
Perbedaan kebijakan moneter antara The Fed dan BoJ yang begitu mencolok menjadi penyebab terus berlanjutnya aksi jual besar-besaran Yen. Dolar AS yang berstatus safe haven dengan bunga tinggi, menjadi jauh lebih menarik di mata investor saat terjadi ketidakpastian ekonomi global seperti sekarang ini.
Analis: Tak Ada Intervensi Jika Harga Tidak Bergerak Ekstrem
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Hirokazu Matsuno, mengatakan jika pihaknya selalu siap meredam fluktuasi mata uang yang berlebihan. Lebih jauh, Menteri Keuangan Shunichi Suzuki mengungkapkan bahwa yang menjadi fokus adalah laju pergerakan mata uang, bukan pada level harganya. Pernyataan Suzuki itu tak ayal memunculkan spekulasi bahwa Jepang kemungkinan akan membiarkan pelemahan Yen terus belanjut selama gejolaknya tidak liar (merosot drastis dalam waktu singkat).
"Mengingat posisi dolar AS yang sangat solid, maka kami memperkirakan BoJ akan mencoba memperlambat kenaikan USD/JPY dengan cara melindungi level yang lebih tinggi, bukan melindungi kurs Yen pada level tertentu," kata Alvin Tan, kepala strategi mata uang Asia di RBC Capital Markets.
Pakar tersebut juga menilai jika untuk melakukan intervensi lanjutan, BoJ kemungkinan lebih mempertimbangkan risiko peningkatan volatilitas pada tingkat global dibanding volatilitas mata uang tertentu. Akibatnya, Yen bisa mencapai 150 terhadap Dolar AS pada akhir tahun.
Pendapat senada juga disampaikan Francesco Pesole, meski ia ragu BoJ akan membiarkan kurs USD/JPY menyentuh 150.
Baca juga: Yen Kian Tenggelam, Pasar Soroti Respon Pemerintah Jepang
Posisi mata uang Yen terhadap dolar AS saat ini sejatinya sudah melampaui ambang yang ditetapkan pemerintah Jepang untuk melakukan intervensi pada bulan lalu. Pada saat itu, USD/JPY bergerak nyaris 200 pips dalam sehari. Intervensi BoJ tersebut merupakan yang pertama sejak tahun 1998 dan menghabiskan dana hingga USD20 miliar untuk memborong Yen.