Laporan data ritel AS menunjukkan peningkatan yang signifikan. Namun, data tersebut belum cukup mendorong Dolar lebih tinggi lagi.
Penjualan ritel AS menunjukkan peningkatan pada September 2023, yakni sebesar 0.7%. Data tersebut melampaui perkiraan konsensus di angka 0.3%. Data periode Agustus juga direvisi naik 0.2% dari 0.6% menjadi 0.8%
Penjualan ritel inti naik sebesar 0.6% pada September 2023. Meski lebih kecil daripada bulan sebelumnya (sebesar 0.9%), data tersebut jauh mengungguli perkiraan konsensus yang hanya 0.2%.
Peningkatan kedua data penjualan ritel tersebut menandakan kondisi perekonomian AS masih sangat kuat, sesuai dengan laporan lainnya. Namun, kurs Dolar AS masih konsisten melemah selama perdagangan hari ini (17/Oktober). Indeks Dolar AS (DXY) turun ke area 106.00-an.
Berbagai pair di pasar saat ini lebih terpengaruh oleh data-data dari berbagai negara yang menjadi lawan Dolar:
- USD/JPY masih naik-turun di dekat ambang 150.00 karena para investor mewaspadai kemungkinan intervensi Jepang.
- GBP/USD turun 0.23% karena penundaan rilis data ketenagakerjaan Inggris.
- NZD/USD meluncur bebas karena data inflasi Selandia Baru melemah hingga mencapai level terendah dalam dua tahun terakhir.
- EUR/USD mengalami pergerakan positif berkat data ZEW Jerman yang mengejutkan perkiraan pasar.
Pasar Nantikan Pidato Pejabat The Fed
Sebelumnya, Fed Funds Futures memberikan implikasi peluang kenaikan suku bunga lanjutan adalah sekitar 31%. Setelah data ritel dirilis, prospek kenaikan naik sedikit menjadi 43%. Peluang kenaikan bunga saat rapat FOMC November juga rendah, hanya 12%.
Para investor kini menantikan pidato dari pejabat-pejabat The Fed, termasuk pidato Ketua Jerome Powell yang dijadwalkan Kamis mendatang (19/Oktober). Pidato mereka akan jadi katalis yang lebih bisa menggerakkan Dolar AS.