Pergerakan mata uang Euro terpantau mengalami penguatan yang signifikan hingga mencetak level tertinggi di 1.12952 dan membentuk pola flag seperti yang diperkirakan sebelumnya.
EUR/USD
Pergerakan mata uang Euro terpantau mengalami penguatan yang signifikan hingga mencetak level tertinggi di 1.12952 dan membentuk pola flag seperti yang diperkirakan sebelumnya. Penguatan mata uang Euro juga didukung oleh pelemahan indeks dollar AS yang sempat menyentuh level terendahnya di 95.400, dan tidak terpengaruh dengan pengunduran diri Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras, yang disampaikan secara resmi pada hari Kamis kemarin.
Pada sesi Eropa hari ini, pasar mencermati rilis data manufaktur negara-negara kawasan Zona Eropa. Keseluruhan data tersebut mixed sehingga tidak terlalu signifikan mempengaruhi pergerakan Euro. Sektor manufaktur Perancis mengalami kontraksi dan perlambatan di sektor jasa pada bulan Agustus ini. Sektor manufaktur Jerman mengalami ekspansi sebesar 53.2 dan sektor jasa yang stagnan. Sedangkan untuk kawasan Zona Eropa menunjukkan adanya pertumbuhan di sektor manufaktur dan jasa, kedua data tersebut dirilis di atas level 50.0. Berikut adalah rilis datanya:
Tertahannya penguatan Euro di level 1.12950 memberikan peluang short selling bagi para swing trader, target dapat diletakkan di level 1.12300 hingga 1.11560 dan tentu saja dengan mempertimbangkan pembatasan resiko jika terjadi penembusan di atas level 1.12950. Alangkah bijaknya, Anda memutuskan untuk menjadi buyer jika terjadi penembusan di atas 1.13000 untuk mengambil peluang penguatan Euro menuju level 1.13830.
GBP/USD
Sama halnya dengan mata uang Zona Eropa, Pound sterling tampaknya turut memanfaatkan pelemahan indeks dollar AS untuk mempertahankan formasi pergerakan tetap dalam bulliish channel-nya. Pound Sterling berhasil mencetak harga tertinggi sementara di hari ini yaitu 1.57240, yang dapat kita jadikan sebagai level resistance.
Perhatikan indikator RSI yang menunjukkan jenuh beli (RSI>70), memungkinkan terjadinya koreksi Pound Sterling dalam jangka pendek. Para swing trader dapat menempatkan aksi short selling dengan harapan Pound Sterling akan terkoreksi menuju level 1.56800 hingga 1.56360 (support bullish channel, trendline biru). Sebagai pembatasan resiko, para trader dapat menempatkan pending order buy stop di atas level resistance tadi untuk mengantisipasi kelanjutan penguatan Pound Sterling menuju level 1.58000.
Namun ingat, selama penurunan Pound Sterling terjaga pada support bullish channel-nya, penurunan tersebut dapat kita anggap sebagai koreksi sementara, sebelum Pound Sterling kembali dalam jalur bullish major trend-nya.
AUD/USD
Pada grafik hourly (H1) Meta Trader, Aussie terpantau melemah dan bergerak menyusuri bearish channel (daerah arsiran biru). Pelemahan Aussie sepertinya diakibatkan oleh lemahnya rilis data manufaktur China, mitra dagang utama Australia. PMI Caixin China turun menjadi 47.1 di bulan Agustus,turun ke level rendah 2-tahun pada 47.8 di bulan Juli sebelumnya. Pelemahan tersebut mensinyalkan kontraksi di sektor manufaktur China.
Untuk saat ini, para trader dapat memanfaatkan rebound Aussie dengan menempatkan buy limit order di dekat level 0.72845 (double bottom sebelumnya), dan meletakkan target rebound Aussie di level resistance bearish channel-nya. Namun, bagi para buyer wajib menemppatkan sell stop order di bawah level 0.72845 untuk mengantisipasi pelemahan lanjutan Aussie menuju level 0.72600 bahkan menuju level psikologis 0.72000.
Tidak lupa juga, para trader wajib memperhatikan data Flash Manufacturing PMI AS yang dapat menjadi trigger penggerak pasar nanti malam. Data tersebut akan dirilis pada Pk. 21.45 WIB, dengan perkiraan sektor manufaktur AS mengalami ekspansi sebesar 53.9, angka yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya 53.8.