Pengumuman OPEC+ membuat harga minyak melesat dan menimbulkan efek domino yang memicu kekhawatiran inflasi. GBP/USD pun melemah tajam.
Selamat pagi, para pencari profit! Trend penurunan Dolar tampaknya terhenti seiring dengan lonjakan harga minyak yang mengakibatkan risk-off. GBP/USD dilanda aksi jual, emas melemah, dan Bitcoin bergerak bearish.
Bagaimana ulasan lengkap di setiap market? Mari kita bedah satu per satu.
Forex
GBP/USD tertekan di sekitar 1.2310 setelah harga minyak melonjak lebih dari 5 persen pada perdagangan awal pekan (3/April).
Fundamental
- GBP/USD mengalami penurunan tajam akibat pemotongan produksi minyak yang kembali dilakukan oleh OPEC+.
- Pasalnya, harga minyak yang melonjak akibat kabar tersebut memicu kekhawatiran atas tekanan inflasi yang meningkat secara global.
- Sementara itu, inflasi PCE inti AS melemah dari 0.5% ke 0.3%, lebih rendah dari ekspektasi 0.4%.
- Namun, Indeks Dolar AS justru menguat hingga 0.41% pada penutupan akhir pekan lalu, dan melanjutkan rebound di level 102.90 pada awal minggu ini.
Teknikal
- GBP/USD memulai awal pekan dengan penurunan di bawah 1.2310 setelah naik tiga minggu berturut-turut.
- Berdasarkan pengamatan analis FXStreet Anil Pachal, GBP/USD melemah dari garis trend naik yang kini berfungsi sebagai resistance di 1.2365.
- Trend bearish GBP/USD terkonfirmasi oleh reversal dari zona resistance 1.2445-1.2450 yang telah membatasi kenaikan pair ini sejak awal Desember 2022.
- Sinyal bear cross pada MACD dan garis RSI (14) juga menunjukkan bahwa GBP/USD akan terkonsolidasi dari kenaikan pekan lalu.
- Persilangan DMA 50 dan DMA 100 di area 1.2140-1.2145 akan menjadi support kuat. Apabila harga turun di bawah level tersebut, waspadai penurunan lanjutan hingga 1.1940.
- Untuk bisa pulih, GBP/USD perlu menguat ke level 1.2365 sampai 1.2445-50.
- Jika mampu bertahan di atas 1.2450, GBP/USD berpeluang naik ke titik tertinggi Mei 2022 di 1.2665.
Kripto
Market kripto kembali ke zona merah dengan BTC diperdagangkan di sekitar $28,000. Untuk kembali mendapatkan momentum bullishnya, BTC perlu konfirmasi lanjutan.
Fundamental
- Indeks Fear & Greed Bitcoin berada di angka 63/100, masih menetapkan sentimen BTC di zona "greed".
- Total market cap kripto global mencapai $1.17 triliun, naik sekitar 1.07% dari sesi perdagangan sebelumnya.
- Coin ATM Radar mencatat ada setidaknya 1587 ATM Bitcoin yang dicopot dan dinonaktifkan pada Q1 2023.
- Saat ini, hanya tersisa 33,729 ATM Bitcoin aktif yang beroperasi di seluruh dunia.
- Menurut data CoinMarketCap, kapitalisasi pasar USDC telah anjlok lebih dari 5% dalam sebulan terakhir. Valuasinya pun turun sebesar $10 miliar hanya dalam 2 minggu.
Teknikal
- Bitcoin diperdagangkan di kisaran $28,000, turun 1.47% secara harian.
- Menurut analis FXEmpire, Bob Mason, Bitcoin perlu menembus level Pivot $28,176 dan menargetkan area R1 ($28,512) untuk kembali mendapatkan momentum bullish.
- Kembalinya Bitcoin ke level $28,500 dan R1 akan memicu reli hingga R2 $28,852 atau bahkan resistance $29,000.
- Sebaliknya, kegagalan menembus level Pivot berpotensi memicu harga Bitcoin turun ke S1 $27,836 atau bahkan di bawah level psikologis $27,500.
Emas
Baik secara fundamental maupun teknikal, XAU/USD menunjukkan bias bearish yang kuat menuju $1940.
Fundamental
- The Fed diprediksi akan mempertahankan suku bunga tinggi untuk jangka waktu lebih lama karena muncul dorongan baru dalam inflasi.
- Salah satu faktor pendorong angka inflasi lebih tinggi adalah kenaikan harga minyak akibat pemotongan produksi minyak oleh OPEC+.
- DXY menguat dari 102.05 menjadi 102.90, begitu juga dengan yield obligasi 10-tahun AS yang naik dari 3.47% menjadi 3.51%.
- Malam ini, data PMI Manufaktur ISM AS akan menjadi fokus utama pasar.
Teknikal
- Pada chart H1, XAU/USD terlihat bergerak di area bawah pola Segitiga Simetris.
- Bias bearish XAU/USD didukung oleh penurunan harga di bawah EMA 20 pada level $1974.
- Selain itu, indikator RSI juga berada di wilayah negatif dan menandakan pelemahan dalam jangka pendek.
- Penembusan ke bawah pola Segitiga Simetris dapat memicu penurunan XAU/USD hingga $1940 yang merupakan level S3 dalam skenario Daily Pivot.
Saham
NASDAQ mencatatkan penguatan terbanyak pada sesi perdagangan akhir pekan lalu. Sementara itu, IHSG diprediksi akan menguat hari ini.
Saham AS
- Dow Jones ditutup menguat 1.3% ke 33,274 pada Jumat lalu, sejalan dengan kenaikan S&P 500 sebesar 0.5% ke 4109.
- NASDAQ 100 bahkan mencatatkan penguatan terbanyak sebesar 1.7% ke 12,221.
- Saham Tesla (NASDAQ:TSLA) melonjak lebih dari 68% tahun ini, namun belum kembali ke puncak November 2021.
- Setelah ini, sejumlah rilis penting yang menjadi fokus pasar adalah PMI Manufaktur dan Jasa ISM, JOLTs Job Opening, ADP Nonfarm Employement Change, dan NFP AS.
Saham Indonesia
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0.05% ke 6805 pada sesi perdagangan hari Jumat.
- Maximilianus Nico Demus dari Pilarmas Investindo Sekuritas memprediksi jika IHSG dapat menguat hari ini ke rentang 6761 hingga 6864.
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berpotensi menguat terbatas di kisaran 4680-4710.
- Sebaliknya, PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) rawan terkoreksi. Peluang buy on weakness kemungkinan muncul di 103-107.
- Selain kedua emiten di atas, beberapa saham yang dapat dicermati adalah MAPI, AMRT, MYOR, AKRA, dan MEDC.
Untuk mendalami ilmu trading di masing-masing pasar, Anda juga bisa belajar di kumpulan artikel Inbizia.