Yen Jepang turun setelah tidak ada perubahan dari BoJ, fokusnya bergeser ke inflasi PCE As, 2 hari, #Forex Fundamental | USD/CAD melemah mendekati 1.3650 karena harga minyak mentah yang lebih tinggi, PCE AS dipantau, 2 hari, #Forex Teknikal | Inflasi PCE inti As akan tunjukkan tekanan harga kuat karena pasar tunda prediksi penurunan suku bunga the Fed, 2 hari, #Forex Fundamental | EUR/USD siperdagangkan dengan bias negatif, di atas level 1.0700 karena para pedagang menunggu indeks harga PCE AS, 2 hari, #Forex Teknikal | PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) akan membagikan dividen senilai Rp2.5 miliar dari laba tahun buku 2023, 2 hari, #Saham Indonesia | PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mengalami penurunan kinerja keuangan pada kuartal I/2024, pendapatannya berkurang 10.49% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, 2 hari, #Saham Indonesia | Top losers LQ45 terdiri dari: PT Mitra Pack Tbk (PTMP) -4.20%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) -2.90%, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) -2.60%, 2 hari, #Saham Indonesia | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di awal perdagangan hari ini, turun 0.49% ke 7,120, 2 hari, #Saham Indonesia

Ekspektasi Suku Bunga Turun, Dolar AS Tertekan

Crypholic 2 Jun 2023
Dibaca Normal 2 Menit
forex > berita > #dolar-as #suku-bunga
Dolar AS melemah setelah tercapainya kesepakatan plafon Utang. Pelemahan ini juga disebabkan meredupnya prospek kenaikan suku bunga the Fed.

Pada perdagangan awal sesi New York hari Kamis (1 Juni), Indeks dolar AS (DXY) turun sekitar 0,5% ke level 103,70-an. Greenback mengalami penurunan karena berkurangnya permintaan safe haven dan ekspektasi suku bunga The Fed, terkait dengan perkembangan terbaru dalam ekonomi dan politik.

Pada hari Rabu, US House of Representatives mencapai kesepakatan untuk mengesahkan proposal kenaikan plafon utang AS dengan hasil voting 314-117. Kesepakatan bipartisan tersebut akan diteruskan ke Senat AS yang sebagian besar didominasi oleh kubu partai Demokrat. Mayoritas pasar menyakini bahwa pengesahan penuh atas Debt Ceiling akan berjalan lancar.

Dengan kondisi politik yang semakin kondusif, kekhawatiran pasar terhadap resiko default Amerika Serikat semakin memudar. Kondisi ini mengurangi mnat pasar terhadap aset safe haven seperti dolar AS. Hal ini semakin diperkuat setelah beberapa pejabat The Fed baru-baru ini mengungkapkan keberatan mereka terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga pada bulan Juni ini.

Philip Jefferson, seorang anggota Dewan Gubernur dan calon Wakil Ketua The Fed, menyatakan bahwa para pengambil keputusan dapat memperoleh lebih banyak data sebagai landasan kebijakan jika mereka tidak menaikkan suku bunga bulan ini. Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Patrick Harker, Presiden The Fed Philadelphia, dalam pidatonya pada hari Rabu.

Pendapat senada juga dilontarkan presiden Fed Philadelphia, Patrick Harker mengatakan, "Saya berada di kubu yang berpikir kita perlu melewatkan (kenaikan suku bunga) seiring dengan makin mendekatnya rapat (FOMC Juni) ini." Harker kemudian menambahkan laporan NFP yang dipublikasikan hari Jumat dapat mengubah pandangannya terhadap prospek rate hike.

Secara garis besar, keduanya menegaskan bahwa bank sentral AS tetap membuka peluang untuk menaikkan suku bunga, meski menunda kenaikannya pada pertemuan bulan Juni. Pasalnya, pembuat kebijakan masih membutuhkan lebih banyak data untuk mengonfirmasi kondisi perekonomian dan tingkat inflasi sebelum menempuh arah kebijakan yang lebih restriktif.

Yield US Treasury melemah seiring dengan penurunan ekspektasi suku bunga. Hasilnya, Greenback tertekan versus beberapa rivalnya. AUD/USD dilaporkan mencapai kinerja harian terbaik dengan menguatan 1.15% sampai level tertinggi pada 0.6570-an. GBP/USD juga menguat 0.75% dan mencapai level tertinggi dalam dua pekan terakhir, sementara EUR/USD menguat sekitar 0.60% ke level 1.0750-an.

Terkait Lainnya
Kategori Terkait